Jumat, 31 Desember 2010

JANGAN KAU CULIK SENJAKU




Senja berselempang jingga
Selimuti bumi juga tepian cakrawala
Seusai mentari tersungkur bentang sajadah adzan
Kau jelma pelangi disisi retas mata hujan
Ku kagumi keindahan yang tak pernah tua
Diantara tenggelamnya bukit dalam kelam
Menahan nafas melempar kisah arung biduk retak
Aku tak ingin badai mengusik pendar kejoramu
Diteduh dekapan timangan riuh agin
Walaupun keindahan itu hadirkan gigil
Hingga malam menjemput usia

Kamis, 30 Desember 2010

TANGGALKAN KEMALASAN MU



Janganlah duduk diam di sudut hati
Beranjaklah dari tebing jiwa
Sebab gemulai waktu akan berlari
Meninggalkanmu dalam lena mimpi
Berilah ruang agar dapat terurai kepekatan jiwa
Sebab lelap  ego akan membunuh asa
Sisahkan kubangan sesal
Berilah warna baru dalam pelangi hidup
Pastikan lebih dalam dari tubir terdalam
Dan lebih terang dari bintang yang lainnya

TARIAN JIWA



Ditengah galauku
Kau berputar menari
Dengan sebungkus rokok
Kucoba menikmati tarianmu
Yang sesuai dengan ritme hening
Symponi buram lukisan hati
Teman mengentas sepi
Menemani malam rintangi mimpi
Indah gemulai
Hujan kembali hadir
Dalam damai dan sedih
Semangatnya berlomba ludahi bumi
Kehangatan dan kesepian lalu
Tinggal hening dan dinginnya hati
Ingin ku memberikan kehangatan
Dengan pelukan cinta
Pada liukan terakhir mu
Agar dapat hangatkan jiwa

ISYARAT CINTA YANG SEMPAT TAK TERBALAS



Aku tak mengerti
Saat kau isyaratkan cinta
Yang kau titip lewat halimun pagi
Ketika luruh embun basahi kembang liar
Saat kemarau meranggaskan batang perdu

Aku tetap saja tak mengerti
Senyuman yang semai pada kerling purnama
Ketika serigala penyendiri melolong sedih
Tinggalkan resah kala sepi melanda hati

Aku juga masih saja tak mampu
Membalas email_email rindumu
Yang terus menggetarkan rasa
Ketika hati telah memberi suar
Bahwa aku ingin berlabuh
Pada sebuah hati yang mencintaiku

Haruskah cukup bagimu
Untuk tetap mengingatku
Yang dulu pernah menulis sajak cinta
Namun tak sempat terbalas.