Kamis, 13 Januari 2011

DESAH MALAM MERASUKI JIWA



kelam menguliti mentari
berkelebat pendar rembulan menebar cahaya
pertanda kesempurnaan hadirnya malam
desahnya mengaliri sungai sepanjang dada
melepas muara segalah penatnya hati
menghadang buih_buih kegamangan hidup
dimana badai menjadi warisan waktu yang bertahta
kembali tergenang diantara kesia_siaan

jalanan terpampang lenggang.
berkelebat pendar rembulan,
menangkap genangan comberan kehidupan.
dari setiap sudut yang mengangkangi remang
tanpa malu berbisik, seakan gerak birahi
melepas nestapa disela rongsokan peristiwa
yang terparkir mati menukari hidup.

waktu kembali menancapkan kegelisahan
merasuki dengus bar, lenguhkan lagu birahi tiada birama
namun disini notasi bukan diperlukan
sekedar kenangan yang tak terelakan
sebab alur yang tersisa menghantarkan gemerlap
kerinduan yang bersahaja sepanjang kegersangan jiwa
hingga geliat malam menjerat kesedihan
mengucurkan luka kesetiaan dalam akar_akar yang tertanam
telah menghempasmu dalam badai sepanjang dahaga

aku kesepian dalam keramaian waktu

1 komentar:

Anonim mengatakan...

salam kenal