Minggu, 26 Juni 2011

JIKA BISA JANGAN JADI PNS


janganlah jadi pegawai negeri sipil jika bisa
sebab kamu akan jadi inang bagi parasit kekuasaan
tak perduli kamu menjerit
karena beban yang ditumpukan di pundakmu
sebab harga diri dan prinsipmu sudah di gadaikan
upahmu 5 persen dinaikan
pajak 15 persen di tarik
kamu di beri seragam biar mentereng
dengan sedikit tunjangan agar kamu terjerat
vacansi adalah hiburan dari letihnya resahmu

jangan jadi pegawai negeri sipil jika bisa
kalau koneksimu jauh dari penguasa
sebab mereka akan mencuri amanat rakyat
dan menudingmu menjadi kambing hitamnya
bagai kerbau di cocok hidungnya
kamu akan dibawah ke tempat penjagalan
dengan berbagai aturan yang menjeratmu
sebab meterai kebebasanmu  telah terpasang

jangan jadi pegawai negeri sipil jika bisa
sebab mereka akan mengajarimu
menutup laporan dengan upeti
demi sebuah kelanggengan kekuasaan
nurani dan jiwamu telah digadaikan atas nama loyalitas
keyakinan mu telah diamputasi atas nama system
prinsip dan idealismemu dipenjarakan
jika kamu berbicara tentang kebenaran
kamu akan dihajar aturan melawan Negara

jangan jadi pegawai negeri sipil jika bisa
kalau kamu tak bisa jadi pejabat
karena deritamu tak pernah di dengar
jadi saja wakil rakyat
sebab kamu mempunyai hak imunitas untuk memaki
karena etika dan moral kamu yang buat
karena rakyat memang bodoh dan gampang ditipu
lagian banyak tunjangan karena penguasa takut padamu
harga tawar mu tinggi atas nama rakyat
meski kamu susui dari dada busung lapar mereka
dan memakan dari remah keringat darah mereka

jadi saja wakil rakyat jika ingin kaya mendadak

WANITA BERPAYUNG HITAM


wanita berbahasa batu
keluhnya memeta kepedihan
tak ada yang taburkan rindu
jejakjejak tinggalkan seteru luka
lirih tanpa makna teranyam
menapaki sisa hari yang merunduk kelam
dalam segumpal asa yang masih rahasia

oh dambaan mengapa kau tikam
kegelisahan ke dalam debar dada 
setelah cinta lama bertahta dalam mahligai hati
dengan menganyam kesetiaan dalam purnama
pun menenun kerinduan dibawah jelaga mentari
padahal harihariku tak terpercik api khianat
kecuali indahnya asa yang senantiasa bermekaran
jika diharuskan memilih
biarlah saat menapak  sisa isak
agar dapat dikenang sepanjang jalan pulang
setelah cinta di hati terlanjur berkeping
jika esok gelisah masih terbawah ke ruang hati
maka jangan pernah kembali hanya menebar kenangan
karena gairah mulai tersingkir saat usia bertambah

ORETAN KECIL KU


wajah rembulan jatuh di telaga hati
saat derai bayu mengusik dubur serangga
pada lambaian ilalang
saat senja menitipkan takdir pada bayang malam
liukan pingul sampan
sesekali berkelit dari godaan ombak
riaknya memecah pada rintih mani bakau
mengulum bibir pantai tanpa jeda
membiuskan keindahan tanpa sempat sampaikan salam
saat ini aku telah labuhkan biduk harap
pada dermaga cinta tempat rindu ku bertumpu

 ~ * ~ 

mengaca teduh kejora pada matamu
saat wangi riap rambut mu diusik angin senja
bentangkan berjuta rindu
hingga terurai dalam hening,
riak dahaga hati ini hadir dari desah nafasmu
ingin ku semai cinta pada ladangmu
dalam riak telaga di mata hatimu
namun engkau lebih memilih harumnya cintanya
dan membiarkan putaran waktu mendewasakannya
sebab sejatinya cinta akan bermakna
jika kita menyikapinya dengan dewasa dan berhikmat

KELUH TAK BOLEH LAHIR


jika jejak ini adalah penakluk kegarangan hidup
maka jangan pernah menebar keluh pada hidup,
sebab letih akan memeta pada pelupuk mata
dan kemalasan akan menggagahi semangatmu
kemudian menjeratmu pada kehampaan

tekunlah semai asa dan tak boleh alpa
meski peluh dan airmata selalu mengalir
namun tak semuanya harus  sampai pada muara
jangan pernah sisahkan jejak terbenam debu
sekalipun benih itu tumbuh bagai keratap diatas cadas
namun yakinlah pasti sukses datang bertandang