Rabu, 28 September 2011

ROROMPOK 15072011



MALAM SEBELUM BERANGKAT
malam itu kita habiskan waktu
membagi rindu,  lewat telepon seluler
tentang cinta yang sekarat didera kesepian
katakata purba yang tak akan pernah kehilangan makna
pun kembali terucap
“aku kangen kamu beib”
“aku cinta kamu sayang”
“benar aku sangat rindu”
“datanglah esok sayang”
baik aku pasti akan datang kataku mengakhiri telpon
tak lupa mengucapkan selamat malam
“ bonne nuit,.. have a nice honey” ,honey, 
juga  kecupan manis
dini hari,..
nada sambung yang ku steel khusus berdering
setelah kuangkat ucapmu
beib bangunlah sayang
cepat mandi biar tidak terlambat pesawat,.
aku menyiasati hari biar kita bisa bersama
tanpa gangguan aktifitas apapun,..
telpon aku bila tiba
kalau bisa aku akan menunggumu di stasiun
bye honey,.. lekaslah berkemas

DI BANDAR UDARA  EL TARY
(saat berangkat menujuh jakarta)
semilir bayu mengoda punggung ilalang
kelembutannya memagut jiwa melepas senyum
padahal deru burung besi dilandas pacu
senantiasa menyodorkan petualang
tempat singgah jiwajiwa kesepian
ke kota dimana aktifitas tak pernah tidur
selalu bising dengan kerling birahi
juga isyarat nakal panjaja cinta

sapa lembut pramugari menebar senyum
selalu bergantian menggoda bersama bayangmu
saat bumi mulai kehilangan jangkauannya
jujur jika bukan karena rindu ini
bayang mu tak akan ku ajak berkelana

DI ATAS TAXI
(diatas taksi menujuh penginapan)
jalan masih terpeta jelas
saat keluar dari kebisingan cengkareng
bayang bayang akasia penuh debu
tegak dendangkan madah luka
taxi di kebut
knalpotnya membagi timbal
di antara hiruk pikuk dan pekik klakson
ketika kemacetan menjerat

mentari masih sepenggal membakar ubunubun
pengais rejeki di dada bumi
entah berapa ribu lie jarak terbentang
dalam detak waktu yang sengamahi letihnya hidup
hingga taxy merapat ke penginapan,..
bayangmu masih silih berganti dalam lamunan

PERTEMUAN
hari ini jelma seribu warna pelangi
kunikmati kerinduan dalam  isyarat cinta penuh debar
dalam tarian ombak pecahkan karang uraikan kesepian
laiknya rintik embun pada putik rose liar

ditemani cahaya lilin
sambil menunggu sajian malam
kita berbagi cerita
tentang kesibukan yang padat
sekedar menemani waktu yang merambat
namun sesungguhnya kita lebih banyak berdialog
dengan hati yang merindu
sesekali jemari kita saling memilin dan bertaut
tatapan kita begitu berbinar penuh sipu
sambil berharap waktu berjalan lambat
dan fajar tak cepat merapat
biar pertemuan ini sarat makna
menyimak degub dalam detak hati
genapkan harmoni kehidupan cinta kita

 KEPULANGAN
(diruang tunggu hotel rorompok)
di teras rorompok
mentari bergelayut manja dalam dekap lengan cakrawala
demikianpun kamu manja bergelayut dilenganku
sedihpun mulai sesaki dada
berebut tempat dengan bahagia
jujur mataku melihat retas airmata tersembunyi
dari binar matamu ketika waktu keberangkatan semakin dekat
genggaman semakin ku eratkan
reflex kamu memelukku semakin ketat
isyaratkan perpisahan
aku tahu perpisahan ini sangat berat bagimu
terpeta jelas dari gigil tubuhmu, juga getar dadaku
sayang katamu “aku ingin menangis”
menangislah beib bila itu membuatmu sedikit lega kataku
sambil menyusupkan wajahmu di dadaku kamupun mulai terisak
sayang aku akan menenggelamkan ribuan sukacitaku saat ini
agar kelak duka datang bertandang tak ada lagi airmata
sebab telaganya telah kering katamu dalam isak penuh getar
aku hanya terdiam dalam isak
sambil memelukmu semakin erat
ku selipkan kecupan di keningmu
dengan harapan kamu kuat

DI ATAS PESAWAT
(dari Jakarta ke kupang)
ketika  batavia air mulai meninggalkan jangkauan bumi
aku masih melihat dirimu melambaikan tangan
entah itu untukku atau perpisahan itu sendiri
aku juga melambaikan tangan padamu
lewat buram jendelah pesawat yang aku sendiri tidak tahu
apakah kaca itu benar  buram atau mataku yang mulai meretas airmata
namun satu hal yang kutahu pasti
perpisahan ini sangat berat untukku
kembali ku kenakan kacamata warna kelam
mungkin tidak pada tempatnya sebab hari sendiri telah kelam
tapi aku hanya mau menutupi binar kesedihan dimataku
sebab mataku tak pernah membohongi hatiku saat ini
aku menangis dalam diam meski bibirku tersenyum
interval waktuku saat ini hanya penuh dengan bayang dirimu
waktu tersenyum dan aku mulai mengingat
loronglorong yang pernah kutitipkan mimpimimpi indahku
mimpi dimana aku akan menjemputnya satu persatu
saat ini mungkin waktu melumatku
bersama airmata dalam jarak yang membentang
saat dimana airmata masih menetas dalam kepedihan
yang melahirkan kesepianku
kesepian yang harusku nikmati sendirian tampa mu disisiku
kesepian yang nikmat dalam kesendirianku,……

MALAM SETELAH TIBA
cepatcepat ku aktifkan telpon selularku
begitu banyak inbox masuk mengalahkan nada deringku
ku buka, ada banyak ungkapan kerinduan
juga keinginan untuk bersama lagi
sepersekian detik bayangmu mulai hadir dalam lamunanku
aku membayangkan kamu terisak saat di ruang tunggu,
melambaikan tanggan terakhir di landaspacu
menaiki taxi yang mengantarmu pulang
dengan beban perpisahan yang sarat tangis
membanting diri ke kasur lalu menangis
seperti yang selalu kamu lakukan bilah kita beda pendapat
aiihh sebuah kelelahan jiwa yang teramat sangat
rupanya waktu telah menetaskan perpisahan
yang memaksa kita menjadi tua dan dewasa
dari sebuah percintaan yang menggelar jarak
akupun mulai menelponnya
nada tersambung,
langsung aku diserbu dengan berbagai katakata
kerinduan doa juga harapan,..
harapan untuk tetap bersama seutuhnya
akupun menjawab,..
sayang aku tak pernah berpikir
untuk meninggalkanmu seperti saat ini tapi,..
sudah jangan diteruskan
karena aku yakin kamu pasti menjemputku
katamu disela bicaraku
lalu kitapun berbagi cerita
mengalahkan kelelahan raga saat ini hingga dini hari

KENANGAN 15072011

di bawah teras rorompok 
kenangan kita telah terpotret
dimana dengan gembira 
menertawai mata dusunku
yang mengisahkan keluguan
dalam denyut cinta yang mendikte jiwa
ah betapa singkatnya waktu berdandan
dalam perpisahan yang dibayar mahal
sebuah tangis
saat engkau melumatku dalam ciuman
yang memerihkan seluruh poripori

hiks hiks hiks betapa perihnya sebuah perpisahan

INGINKU


suatu saat aku berharap kau tahu
bahwa aku ingin selalu ada dalam pelukanmu
laiknya aku lahir dari buahnya cinta
mungkin saat ini rinduku menjadi aroma yang tidak bisa kau cium

aku tak pernah lelah bersujud diatas sajadah yang melapisi tanah
agar  langkahmu selalu gegas memelukku
hingga semua harap menjadi amin dalam sempurnah
jujur sebelum gemintang hadir  dan embun pergi
aku telah menyempurnakan doadoaku
dan membuat peta dalam fikir agar tak lagi sesat melangkah

mungkin aku akan menyambutmu dengan airmata
dalam rasa yang bisu bahwa kehidupan ini indah
laiknya nasib dan takdir yang selalu tak memihak
agar aku sadar bahwa memang kamu tak pernah bisa tergantikan

aku ingin membangun masa tua dengan tenang dan bahagia
dengan semua cinta yang kita punya
dalam menjadikan setiap detik adalah madu
agar alam mengolah bawah sadar 
bahwa aku takakan bisa hidup tanpamu dan punkamu tanpa aku

ORETAN KECILKU I


aku adalah aksara rindu
yang sentiasa berbisik pada senjamu
dalam setiap debar dada
saat jemari kerinduan gemetar
memetik luruh mentari di balik lekuk bukit
kala geliat serangga mulai lelap dibuai bayu
ku ingin menyibak mendung di keningmu
dengan mengisyaratkan berlaksa rindu
biar padam kegelisahan hatimu 
(akulah senjamu)

dia telah mengikat nuranimu
dari tempat terhormat
dengan meresmikan kebodohan mu sendiri
dalam menumpuk segalah harta
yang bisa menghidupi segalah keinginan syahwatmu
(tentang dasi)

jarak yang membentengi ribuan lie
dapat disingkat dalam selembar tiket
namun bayangmu membuatku penat
menanti waktu datang di ruang tunggu
saat perasaan rinduku ikut berkemas
dalam ransel yang membebani pundaku
sebagai bekal menjemput rindu  
 (tiket)

ORETAN KECILKU



ijinkan aku menulis didinding hatimu bidadari kecilku
tempat aku menyimpan lenteraku
agar aku tak tersesat dalam kelam

jika bukan karena rindu
aku tak akan pernah menitipkan hatiku di berandamu
semoga kamu mau menyimpannya dengan baik

aku tak bisa menuliskan hidupku
sebab lembaran kertasnya telah basah oleh air mata

KOPI SENJA KU



disini aku mengenangmu
saat kopi senja tersaji di beranda
debar gelisah melumatku dalam jerat rindu
ketika senja membuka gerbang malam
senyummu masih terendap dalam lamunan
saat kau lukis rasa pada lembaran purba
memang hidup tak hanya mengenal cinta
tapi luka,rindu juga asa hadirkan banyak pelangi
ketika resah tertiup bayu yang terikat keyakinan