Sabtu, 14 Juli 2012

MENEKAN LAJU KORUPSI HARUS ADA REFORMASI DI TUBUH BIROKRAT


Reformasi birokrasi merupakan hal yang penting dalam gerakan reformasi di indonesia, dalam rangka meningkatkan kualitas public services. Demi mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa. Namun harapan ini masih jauh dalam mencapai hasil sesuai sasaran dan tuntutan yang diinginkan. Hal ini karena dalam melaksanakan tugas, pokok dan fungsinya masih terkendali dengan banyak persoalan yang melilit, rendahnya kualitas pelayanan publik yang dilaksanakan oleh sebagian aparatur pemerintah dalam melaksanakan tugas, pokok dan fungsinya; masih terdapat pelayanan yang berbelit-belit serta tumpang tindih kewenangan yang mengakibatkan pelayanan publik tidak efisien, biaya tinggi, dan tumbuh penyalahgunaan wewenang dan Kondisi disiplin yang masih belum optimal.
Starting point untuk mendukung pelaksanaan reformasi dibidang birokrasi harus diawali dan dibenahi dengan penegakan disiplin dan etos kerja birokrat itu sendiri. Namun beberapa persoalan manajerial yang di indikasikan berdampak pada rendahnya disiplin birokrat itu sendiri karena system manajemen birokrat yang belum terarah sepenuhnya pada competence and performance pada setiap birokrat, sehingga penghargaan terhadap prestasi kerja serta pengembangan jenjang karier belum efektif dan positif berpengaruh terhadap peningkatan disiplin dan pembentukan etos kerja. Di sisi yang lain system remunerasi yang juga belum sesuai merit system, sehingga cenderung mengakibatkan birokrat itu bekerja pada tingkat minimal. Dampaknya berpengaruh pada capaian target kinerja. Inilah yang membuat inner drive untuk meningkatkan kualitas dan prestasi kerja cenderung melemah.
Pada dasarnya penerapan disiplin, erat kaitannya dengan kepuasan (job satisfaction) sehingga dalam banyak hal yang harus diperhatikan dengan baik dan bijak oleh top level dengan memikirkan kesejahteraan, pendekatan emosional, pengembangan karier, pemberdayaan aparatur, memberikan kebebasan dalam mengambil keputusan, pemberian tanggung jawab sesuai dengan kemampuan diri juga memberikan motivasi dan apresiasi atas prestasi kerjanya.
Jika halhal ini tidak di cermati dengan baik maka niscaya untuk mencapai sasaran dan target capaian kinerja aparatur akan sangat rendah, sebab bagaimana kinerjanya bisa baik jika halhal mendasar ini kita abaikan. Dasar utamanya adalah :
1.      Dukungan organisasi,. Setiap organisasi dan perangkatnya diharapkan bisa melakukan disiplin kerja tinggal bagaimana mengawinkan perilaku, karakteristik, dan tujuan yang berbeda menjadi perilaku yang sesuai dengan visi, misi program dan kegiatannya yang terencana, terarah, berkesinambungan dan terpadu.
2.      Komitmen Pimpinan,. Banyak indicator yang mempengaruhi tingkat kedisiplinan suatu organisasi sangatlah membutuhkan peran aktif seorang pemimpin. Jika pemimpinnya mempunyai visi dan misi yang baik, teladan, rasa keadilan, pengawasan yang melekat, tegas, dan bisa membangun hubungan emosional dengan bawahannya. Ini sangat berpengaruh pada tingkat optimalisasi capaian kinerja di organisasi tersebut.
3.      Memperkuat etos kerja,. Untuk menggapai budaya unggul di lingkungan kerja dan berpengaruh pada kedisiplinan, maka perlu kiranya penyadaran etos kerja yang berorientasi psikologikal dan spiritual, dimana kerja adalah rahmat, kerja adalah panggilan pengabdian, kerja adalah aktualisasi, kerja adalah ibadah, kerja adalah seni, kerja adalah kehormatan, dan kerja adalah pelayanan yang sesungguhnya.
Good Governance akan terwujud dengan sendirinya jika adanya peningkatan kepatuhan dan kesadaran, adanya kepatutan yang harus dilakukan, menjadi teladan yang baik, taat bukan karena adanya ancaman sanksi melainkan kesadaran, maka good governance akan terwujud.

Tidak ada komentar: