Senin, 21 Januari 2013

AKU HANYA INGIN MERAWAT HATIMU

aku menunggumu, dibalik senyapku
kesepian tak kubiarkan membunuhku
sebab disanalah rinduku menyusupi relung hatimu
seperti embun, cintaku memberi kesejukan di hatimu

biarkan rinduku buta dan membatu
agar tak pernah melihat dan merasakan
rasa lain yang datang bertandang
melampaui segala hal yang mungkin tak ku pahami

aku hanya ingin merawat jarak, waktu dan hatimu
yang sejatinya adalah ruang paling teduh
untuk melabuhkan rinduku yang bertumbuh
hingga mampu mengantarkan cintaku padamu


PERTEMUAN PERTAMA DENGAN MU




di tempat penjualan bunga
dalam gengaman bimbang dan rindu
ku pilih kembang rose merah maron untukmu
seperti raguku ingin memelukmu dalam debar yang kian dewasa
sebab setiaku akan terbayar dalam hangat genggaman jemarimu

namun ragu kian intim merasukiku
ribuan beban terasa membebani langkahku
resahpun datang memacu adreanalin,
lahirkan keringat menganak sungai
begitu pentingkah? Pertemuan ini
hingga telah menzolimi fikir juga bathinku

memasuki tempat pertemuan
seraut wajah mendikteku dengan tatap misteri
tatapan yang siratkan kerinduan
larutkan keraguan ku, ringankan langkahku
senyummu berlari menjemput ku
dalam irama debar dada

adakah rindu menolak pertemuan
sementara resah berhasil menganulir rasa gugup
dimana waktu telah menyatukan rindu
yang tak pernah alpa dalam sujud setiap waktu

sepenuh jiwa ku sempurnakan cinta ini
meski ku tahu tak aka ada yang sempurna
maka ku mohon dirimu menggenapkannya
karena takdir tempat kita menaruh harap
adalah sebuah misteri yang tak akan pernah terbaca

PILIHAN HIDUP




masih merenung, kebingunan
dengan iming gemah ripa melimpah
namun ladang peretas asa telah dijarah gulma
haruskah ku bertahan dalam ragam cobaan
tapi raguku memikat, disinilah hakikat lahiriah
sementara waktu enggan menanti

sementara di kota
tatapan luka merayapi dengan setia
suara aktifitas serupa sembilu dalam keluh
mencatat asa yang tersedu mengutuk langkah
seperti hantu yang memburu wujud waktu

ku hanya mampu menghitung doadoa
yang selalu ku himpun dalam dada
tempat harapku tertanam sedemikian dalam
menyisipkan derita dan suarasuara yang berteriak lapar

aku tak ingin larut dalam impian semu
akan ku sudahi konflik bathin ini
meski siap jadi terdakwamu Tuhan

KANGEEEEEEENNNNN BANGET




jemariku riang melompati tutstuts keyboard
masih menari dalam debar
dengan aroma rindu yang sama
meski suhu ruang dengan aroma kelelahan,
asinnya kental terasa ketika musim meragu
manahan gigil jarak yang membentengi
tetap yakinku dalam rasa yang indah
layaknya tapak saling melengkapi waktu dengan jejaknya

seringkali lewat seluler,
kita banjiri percakapan di ujung rindu dengan manis
sementara rindu ini selalu berdebat dengan mimpi buruk
tentang jauhnya jarak dan galaunya hati
mungkin saatnya aku harus mengunyah sabar
lalu menelannya menjadi menu setiap hari,
meski pahit dan asin
sebab selalu saja sepi
selalu mengubah hangatnya pelukan
kembali merahim menjadi kesabaran hati

jujurku sebelum ajal menjemput
ingin kupastikan rindu ku menanam benihnya didadamu

AKU MERINDUKAN MU



aku menyukai rindu
karena hanya dialah yang mempertemukan
aku dengan bayangmu dalam ingatan
sungguh, aku memilihnya,
sebab disanalah luka dan cinta menyatu
 
kesedihan,
jangan biarkan berumah di matamu
sembunyikanlah dalam lekuk senyummu
sebab kita adalah sepasang hati
yang berjauhan tapi saling merindu
jika Tuhan mengabulkan pintaku
bisakah kamu beritahu aku, secepatnya
bahwa kamu juga merinduiku
agar resahku tak lagi tumbuh subur,
sebelum rinduku berangkat tidur
agar aku tak kehilangan bayangmu dalam mimpiku
juga getar hati ini kehilangan debarnya

merinduimu
seringkali lebih membahagiakan
daripada memilikimu
sebab rindu dan mimpi selalu bersekutu
melahirkan sosokmu di setiap waktuku
dimana senyum dan binar matamu
adalah rahasia hati yang selalu sulit ku takar
ahh selalu ingin ku bersahabat dengan malam
dimana segala rutinitas selalu diam dalam hening
di situlah senyum dan binar matamu datang bertandang
bagiku malam yang hening
adalah cermin jiwa yang memantulkan bayangmu

tak ingin ku kabarkan rinduku
sebab ku khawatirkan senja akan mengaburkannya
dan dirimu tak pernah sempat merasakan ku merinduimu

jika kamu adalah laut
maka akulah sungai yang mengalir dari gunung,
betapapun jauhnya rinduku mengalir
hujan pasti akan mempertemukan kita di muara yang sama
dimana aku merasakan asinnya embun yang merinai di matamu

tahukah kamu,
mengapa aku selalu ingin
mematung di saat menatap kedip monitor
sebab disana ada wajahmu,
dimana aku terjerat
jeratan yang mempesonaku
untuk selalu melihat senyummu
seolah fajar penghangat hidupku
meski kadang signal menyembunyikan denyut nadinya
tapi ku selalu bersiasat
untuk bertukar kabar dengan suaramu
karena cinta kita telah tersesat di rimbunnya jarak
dimana kita sepakat menjadi sepasang jejak
saling menguatkan dan menyeimbangkan sepanjang jalan
dimana kecemasan tak pernah mampu menakutiku
sebab kehilangan dirimulah yang paling ku takutkan
tak pernah ku lelah merinduimu
karena dirimu tak pernah lelah mengingatkanku