Rabu, 16 April 2014

RINDUKU PADAMU




rindu telah lama melarutkan setiap pertemuan
membiarkan aku membayangkan sebuah kenangan
yang kelak menyelamatkan setiap keinginanku untuk mencari pertemuan
semisal sepasang lengan yang digenangi kenangan
saat memeluk pinggulmu, yang menguatkan jiwaku agar bertahan

saat ini aku tak sanggup seperti pangeran dalam legenda cintamu
aku cuma lelaki biasa, yang mencintaimu dengan caraku
cara yang primitif dan ortodoks
aku hanya mampu mengarsir wajah rinduku

Kamis, 10 April 2014

UNTUKMU ...................

























untukmu yang jatuh dalam pelukan malam
ku ingin mengurung purnama dimatamu
menyelusupkan kenangan dalam tiap senyummu. tentang cinta
cinta yang selalu datang ditiap sudut kenangan
cinta yang mencemburui lekuklekuk sunyi tubuhmu dalam keindahan kelam

musim yang menua, dalam helai kalender yang gugur
kecemasan yang mengendap dalam dada penantian
kangen yang tak dapat melerai ingatan
selalu menyimpan airmata dalam sosok hujan
saat musim menikmati waktunya bersalin rupa

kita masih saja memilih bertualang
jauh sebelum jalanjalan dilapangkan dalam jangkauan jarak
perjalanan selalu menjadi sebuah janji yang dipinang waktu
kadang berkoar dalam titik jenuh penantian

aku hanya perempuan
yang menenggelamkan diri dalam samudera hatimu
tempat berlindung dari deraan musim. layaknya rumah piatu
menerima kasih sayang tanpa memaksa

MENJEMPUT RINDUMU II




pada laju perjalanan. debudebu menitipkan pesan
suatu masa nanti. hanya engkau yang menemaniku.
menemaniku hinga ajal menjemput
setia menjaga malam dengan segala dukanya.
juga memeluk dingin pagi yang mengajarkan tentang ketulusan.
ketulusan akan penerimaan yang hakiki

sesekali aku terganggu dengan lamunanku tentangmu
saat dering hangat ponsel mengabarkan kamu menungguku.
menungguku dengan setia.
kesetiaan yang selalu menyatukan jiwaku dengan ikhlasmu

aku tak pernah mengeluh. tentang jarak
jarak yang memasung raga
sebab setiap detik cinta ini terus tumbuh.
tumbuh seperti akar yang mampu menembus apapun
hingga menumbuhkan benih. demikianlah aku
mampu menerjang dogma. terus bersamamu

MENJEMPUT RINDU





kembali rindu ini kian nyaring berteriak
layaknya kereta memasuki stasiun yang bukan tujuan kita
demikian keresahan ini hadir memeluk kabut pada bangkubangku peron
seolah teman kencan yang hendak merayakan kesendirian
seperti takdir yang kita lewati menandai jalan pulang
pada sebuah perjalanan kepulangan yang abadi

dalam perjalanan pulang. sesekali menaikan harapan
seolah memunguti keyakinanku untuk bertemu dirimu
tanpa berburuk sangka dengan takdirku
saat kecelakaan bertindak sebagai Tuhan. mengambil nyawaku

dalam perjalanan. keletihan mulai menyelinap diamdiam
mengajarkan bahwa kelelahan adalah manusiawi.
dimana kita sering alpa.
yang terjaga hanya ingatan tentang masa tua
ingatan dimana kita masih bisa tertawa
bersama anakanak yang tumbuh dengan segalah persoalannya

Jumat, 04 April 2014

MENAKAR GARIS PERTEMUAN





untukmu, yang selalu mengirim isyarat rindu
pada garis pertemuan yang menabur debar dada
aku menemukan senyummu yang ranum
senyum yang mengganggu pulas tidurku

selalu ku tuangkan rasaku dalam oretan hati
yang selalu mengasinkan diri dalam jarak
hingga mengaburkan jalan pulangnya rindu
yang selalu menemukan detaknya di dadamu

kadang aku menanak airmataku sekedar mengingatmu
yang keras kepala sehingga aku lebih keras mengingatmu
lalu menerawang setiap bekas ciumanmu disetiap helai email
agar tak luruh seperti embun di bakar matahari

kebahagiaan menjadi hal yang mahal dan rumit
saat kau atau aku selalu menakar segala kekurangan yang sering kita sajikan
disetiap akhir pertemuan.