Jumat, 21 November 2014

SELAMAT ULANG TAHUN ANAKU




anakku hari ini setahun lagi usiamu bertambah
kami melepasmu pergi dengan sedikit bekal
jujur tak bisa lagi lebih banyak kami menanaknya untukmu
sebab huma tak lagi menyisahkan panen, sejak subsidi di tarik
biaya hidup ini semakin berat mematahkan keperkasaan ayah
ibumu juga tak bisa lagi memerah susu
sebab dadanya terlalu kering oleh derita yang memeta pada keriputnya

anakku hari ini setahun lagi usiamu bertambah
kami melepasmu buah hati. pada gerbang pilihanmu sendiri
saatnya dirimu memetik bintang. saat kecil dirimu melukis impianmu
sebab dirimu bukan bocah lagi yang suka menikmati dongeng saat tidur
saatnya dirimu memahat manis dan pahitnya asamu

jika dalam perjalanan membuatmu mual dan mabuk
muntahkanlah kenangan buruk dalam hidupmu
ikatlah yang rapi dan buanglah ke tempat sampah
agar kelak lebih ringkas jalan mu ke depan
sebab jalanan ini masih panjang. penuh likaliku dan terjal
kadang kamu harus dipaksa berlari saat kakimu goyah dan tak bisa berdiri

janganlah alpa mengisi kendi kosongmu
tadahlah keringat dan airmatamu
kelak kamu akan meminumnya dilain waktu
saat dahaga mengajarkan kepadamu tentang asinnya sebuah kehidupan
jika dalam perjalananmu masih menemukan alpa
jangan pernah ulangi.

walau kebenaran dimata orang lain adalah sebuah iman
belum tentu lahirkan mutiara
sebab kamu akan membelah tiram di asinnya laut kehidupanmu sendiri
janganlah terlena dengan warna pelangi. sebab badai akan memudarkannya
sebab sejatinya Pemegang Kunci Kehidupan kadang mengujimu
agarh ikmat NYA dapat tertanam dalam hatimu

sejatinya dirimu adalah pelita dalam kegelapan bagi keluarga
juga embun bagi jiwa hingga hidup tak lagi kerontang
selamat ulang tahun anakku
kami mendoakan mu

Jumat, 14 November 2014

RINDUKU HANYA UNTUKMU




sungguh rindu ini lahir dari rahimmu yang puisi
tak banyak kata. tanpa suara tangis.
laiknya bayi baru lahir. hanya derak keyboard
saat jemari ini berlari mencari jati diri dalam kata
melepas sepi yang memeram

adakah kenangan yang tersisah
dari masa silam yang gemilang? untuk ku jadikan pegangan
sebagai jejakmu yang menawan harihariku
aah semuanya telah terengut. jauh. terpisah jarak
yang abadi adalah ingatan.
sabar dan ikhlas adalah titipan Tuhan yang harus ku jaga

tak apalah. toh tehknologi telah mengantar jiwamu
dimana aku selalu mencuri setiap detiknya
untuk menyapamu
mengabarkan rindu yang mengalahkan waktu
merebahkan kegamangan hari ini
lalu menyandarkan kekhawatiran pada hari esok
tahukah kamu bahwa setiap hariku adalah kamu
dimana setiap detiknya hanya kamu.
sungguh
hanya kamu

Rabu, 05 November 2014

HABISKAN HARI MENUNGGUMU




senja ini ku menunggu mu. ditemani secangkir kopi
demi membebaskan diri dari kejenuhan. tak ada negoisasi
cuma transaksi yang mengoyak kesepian
menatap riak kolam diberanda lalu tenang. senyap

malamnya ku berdialog dengan imajiku
sekedar melupakan penat dan mengulur waktuku
mencari kesempatan yang datang menggoda
menghitung rugi laba pada masa depan
agar tepat mengambil resiko
lalu lelah siang tadi akan segera pergi dalam kantuk

namun malam semakin tua. tapi kamu tak pernah datang
hanya mengirim mimpi
menghirup wanginya cinta dalam desah petualangmu
berangkali siang tadi aku lupa mengirim pesan rindu
ataukah dirimu bosan menghirup senduku di sudut ranjang

ahhh aku mulai terjebak rindu yang bisu. bersama kepul asap rokok
mengukir cinta pada kanvas hitam dengan tarian penna
melukis lagi rasa yang telah hilang agar lepaskan segalah penat hati
mungkinkah aku telah menghirup mimpi
tanpa menafsir arti nyata hadirmu.
aku kembali lagi alpa.
aku sepi. sendiri
sungguh

Sabtu, 01 November 2014

APA GUNANYA MAAF



bicaralah… sepuasmu
meski bisa menghancurkan sebuah impian
aku akan biarkan umpatanmu terus mengalir
teriakkanlah pembelaanmu dengan ngotot
hingga uraturat lehermu nyaris putus

aku tak pernah gusar. jika memang dirimu di jalan yang benar
sebab… membencimupun percuma
hanya malah kuatkan rasa sesal
baiknya aku diam. agar diamku mungkin bisa menyadarkanmu

silahkan mengoceh tentang kepalsuanku
bila perlu amputasi kebenaranku
hingga maknanya menjadi hitam dan terbalik
sungguh mati aku tak perduli. jika fitnah tetaplah fitnah
sebab kebenaran akan tetap membuka tabirnya

seharusnya kita bisa memaknai kata maaf dengan bijak
sebab dibalik kata maaf ada janji yang harus di tepati
janji untuk lebih baik.
janji untuk tak akan pernah mengulangi kesalahan yang sama
lalu apa gunanya beribu maaf….