di sini …..
negeri ku
kebobrokan ditambal jadi mentereng
kejujuran diamputasi hingga lumpuh
tak bisa berdiri
apalagi selonjorkan kaki
dari penatnya jiwa
upeti ditarik setiap hari
bayar …..
atau pergi
disini …..
negeri ku
bagai dagelan teri
dari layar tancap kaum pinggiran
kejujuran dianggap sandiwara klasik negeri dongeng
penghibur jelata kala lelah
walau asap aib membumbung tinggi
dianggap sampah basah yang terbakar
saweran ditarik
agar lakon dapat berlanjut
rasa malu dirapikan dalam peti
tak perduli
kepala atau kaki
tawa atau tangis, tetap dipajaki
jika bertanya dijawab besok pagi
sedangkan esok lakonnya selesai …
disini …..
negeri ku
jangan harapkan kebobrokan terurai
sebab perlahan tapi pasti
raib menyusuri rel waktu
ramah menguliti kebenaran
uang dan jabatan runtuhkan nurani
disini …..
negeriku
jangan rindukan terang
walau sejenak lepaskan beban
sebab akan menjadi musuh peradaban
dari kaum tak bermartabat
disini jika ingin selamat
berdialoglah dengan hati
agar jangan dianggap provokator yang membocorkan rahasia negeri ..
kata hati tak kan terkebiri Apabila kejujuran menjadi panglima,sikap terbuka sebagai ksatria dan kerelaan menerima kritik sebagai Laskar utama apakah itu ada di diri kita?
Rabu, 30 Juni 2010
Jumat, 18 Juni 2010
INTERVAL CINTA YANG HILANG
Saat ini ….
Kusimpan dalam waktu
Untuk melupakanmu
Mencoba menjadikan prasasti
Sebab sebuah rasa takkan pernah ingin dikhianati
Mengaliri pengabdian sebuah hati …
Pernah …..
Aku terjebak dalam rasa
Saat bahu ini menjadi tumpahan sesalmu
Ketika badai perasaan datang menghempasmu
Kau jatuh dalam tangis
Ketika itu …
Diriku tidak cukup kuat mendekap kesendirianmu
Dalam dilema yang memenjarakanku
Sejalan tuanya waktu
Kita berbagi tentang hati
Larutkan semua rasa yang terendap
Bersama menata asa
Bagai sihir lupakan luka
Yang terus menari dalam lipatan rasa
Akhirnya …..
Kau pergi saat belum reda riangnya hati
Tersisa pahatan jejak
Di sisi rentang waktu
Menantikan senjaku berakhir redup
AKU bersandar di sisi hati
Menatapi keruh langit
Yang meludahiku dengan rintiknya
Aku bodoh...
Menyesal... sedih.
Tinggal debu bercampur harap
Kini ....
Kumencoba lagi menata serpihan hati
Agar mampu kutegakkan kepala
Pada hidup yang menyapah
Disisa pengembaraanku ...
Kusimpan dalam waktu
Untuk melupakanmu
Mencoba menjadikan prasasti
Sebab sebuah rasa takkan pernah ingin dikhianati
Mengaliri pengabdian sebuah hati …
Pernah …..
Aku terjebak dalam rasa
Saat bahu ini menjadi tumpahan sesalmu
Ketika badai perasaan datang menghempasmu
Kau jatuh dalam tangis
Ketika itu …
Diriku tidak cukup kuat mendekap kesendirianmu
Dalam dilema yang memenjarakanku
Sejalan tuanya waktu
Kita berbagi tentang hati
Larutkan semua rasa yang terendap
Bersama menata asa
Bagai sihir lupakan luka
Yang terus menari dalam lipatan rasa
Akhirnya …..
Kau pergi saat belum reda riangnya hati
Tersisa pahatan jejak
Di sisi rentang waktu
Menantikan senjaku berakhir redup
AKU bersandar di sisi hati
Menatapi keruh langit
Yang meludahiku dengan rintiknya
Aku bodoh...
Menyesal... sedih.
Tinggal debu bercampur harap
Kini ....
Kumencoba lagi menata serpihan hati
Agar mampu kutegakkan kepala
Pada hidup yang menyapah
Disisa pengembaraanku ...
BATAS HAYALKU ( SUDAH SELESAI )
ingin ku percaya khayalku
yang melambungkan rasa
membiarkan mimpi mengalir
melampaui kekuatan hidup
juga batas kesedihan
hingga tentram
menambal keinginan hati
menemani waktu
membalut kesepian tapi jurang ini
tak mampu ku lalui dengan keberanian
ku bertikai dengan perasaan ku sendiri
haruskah …
hadirkan hati agar berdialog
dalam memahat sanubari
alirkan harapan
namun
bibir ini erat terkunci
terselubung dalam gelombang perasaan yang begitu berat menekan
yang melambungkan rasa
membiarkan mimpi mengalir
melampaui kekuatan hidup
juga batas kesedihan
hingga tentram
menambal keinginan hati
menemani waktu
membalut kesepian tapi jurang ini
tak mampu ku lalui dengan keberanian
ku bertikai dengan perasaan ku sendiri
haruskah …
hadirkan hati agar berdialog
dalam memahat sanubari
alirkan harapan
namun
bibir ini erat terkunci
terselubung dalam gelombang perasaan yang begitu berat menekan
SELAMAT ULANG TAHUN
bagai kepak camar
jelajahi riang cakrawala hati
selami hari penuh canda
Usia pun betah berlabuh
menunggumu didermaga hati
kuharap,
senja tak duduk membatu
menatap dentang usia
hingga menyuburkan uban dikepala
tapi …
bangkitlah
tanggalkan jelaga mu pada kelam
basuhlah resah mu pada embun
gantungkan asamu pada bintang
engkau… sejatinya adalah
embun bagi jiwa kala hati sedang galau
hingga hidup tak lagi kerontang
selamat ultah, sahabat !
jelajahi riang cakrawala hati
selami hari penuh canda
Usia pun betah berlabuh
menunggumu didermaga hati
kuharap,
senja tak duduk membatu
menatap dentang usia
hingga menyuburkan uban dikepala
tapi …
bangkitlah
tanggalkan jelaga mu pada kelam
basuhlah resah mu pada embun
gantungkan asamu pada bintang
engkau… sejatinya adalah
embun bagi jiwa kala hati sedang galau
hingga hidup tak lagi kerontang
selamat ultah, sahabat !
Selasa, 08 Juni 2010
MERPATI YANG TERLUKA
Jalani setapak demi setapak
Luka... demi luka telah kubalut ...
Dalam segala kelemahan
aku bagai merpati yang terlukah
merambah langit
dengan simbahan air mata
mengguncang mimpi
dengan jari kaki rapuh
tubuhku begitu usang menerima sentuhanmu
hatiku lelah
jiwaku terisak
Luka... demi luka telah kubalut ...
Dalam segala kelemahan
aku bagai merpati yang terlukah
merambah langit
dengan simbahan air mata
mengguncang mimpi
dengan jari kaki rapuh
tubuhku begitu usang menerima sentuhanmu
hatiku lelah
jiwaku terisak
SELAMAT ULANG TAHUN
bagai kepak camar
jelajahi riang cakrawala hati
selami hari penuh canda
Usia pun betah berlabuh
menunggumu didermaga hati
kuharap,
senja tak duduk membatu
menatap dentang usia
hingga menyuburkan uban dikepala
tapi …
bangkitlah
tanggalkan jelaga mu pada kelam
basuhlah resah mu pada embun
gantungkan asamu pada bintang
engkau… sejatinya adalah
embun bagi jiwa kala hati sedang galau
hingga hidup tak lagi kerontang
selamat ultah, sahabat
jelajahi riang cakrawala hati
selami hari penuh canda
Usia pun betah berlabuh
menunggumu didermaga hati
kuharap,
senja tak duduk membatu
menatap dentang usia
hingga menyuburkan uban dikepala
tapi …
bangkitlah
tanggalkan jelaga mu pada kelam
basuhlah resah mu pada embun
gantungkan asamu pada bintang
engkau… sejatinya adalah
embun bagi jiwa kala hati sedang galau
hingga hidup tak lagi kerontang
selamat ultah, sahabat
INTERVAL .....
Email dan telpon mu
Tanpa jemu merajam,
Mengepal erat
Menggurat jejak,
Kokoh satukan derita
Diantara keluh
Menghunjam tajam di lubuk hati
Bergerak pasti
Diantara pekat kehidupan
Sebelum takdir ditentukan
Jejak telah lahirkan dendam
Memaksa menghancurkan kenangan,
Ingin ku ungkapkan
bahwa aku ingin berbaring didadamu
ketika badai perasaan ini datang menghempas …
namun aku keluh.
Tanpa jemu merajam,
Mengepal erat
Menggurat jejak,
Kokoh satukan derita
Diantara keluh
Menghunjam tajam di lubuk hati
Bergerak pasti
Diantara pekat kehidupan
Sebelum takdir ditentukan
Jejak telah lahirkan dendam
Memaksa menghancurkan kenangan,
Ingin ku ungkapkan
bahwa aku ingin berbaring didadamu
ketika badai perasaan ini datang menghempas …
namun aku keluh.
LIDA KU KELUH ,,,
Email dan telpon mu
Tanpa jemu merajam,
Mengepal erat
Menggurat jejak,
Kokoh satukan derita
Diantara keluh
Menghunjam tajam di lubuk hati
Bergerak pasti
Diantara pekat kehidupan
Sebelum takdir ditentukan
Jejak telah lahirkan dendam
Memaksa menghancurkan kenangan,
Ingin ku ungkapkan
bahwa aku ingin berbaring didadamu
ketika badai perasaan ini datang menghempas …
namun aku keluh.
Tanpa jemu merajam,
Mengepal erat
Menggurat jejak,
Kokoh satukan derita
Diantara keluh
Menghunjam tajam di lubuk hati
Bergerak pasti
Diantara pekat kehidupan
Sebelum takdir ditentukan
Jejak telah lahirkan dendam
Memaksa menghancurkan kenangan,
Ingin ku ungkapkan
bahwa aku ingin berbaring didadamu
ketika badai perasaan ini datang menghempas …
namun aku keluh.
Langganan:
Postingan (Atom)