sejak lahir seorang anak dalam keadaan suci bersih,
maka orangtualah yang merupakan peletak pondasi dasar dari anaknya sendiri.
bagaimana orang tua mengembangkan fitrah dan kemampuan anak untuk melihat dan
menata masa depannya dengan baik. Sebab cara pergaulan, aqidah dan tabiat
adalah warisan orang tua yang kuat untuk menentukan subur tidaknya arah
pendidikan terhadap anak. Disinilah letak kunci menujuh sukses bagi orang tua
dalam mengemban tugas dan tanggungjawabnya dalam membimbing anak. setiap orang
tua mempunyai keinginan yang sama yaitu ingin anaknya sukses menata masa
depannya namun caranya yang berbeda beda dalam menangani anakanaknya dalam
menyiapkan pondasi masa depan mereka.
terkadang
aktifitas yang tinggi sering membuat kita mengabaikan halhal kecil dalam
membangun hubungan komunikasi kita dalam keluarga. Seharusnya sebagai orangtua
kita lebih mengenal dan mengetahui masalah narkoba agar dapat disampaikan
kepada anakanak kita dalam upaya pencegahan dini. Sebab keinginantahuan mereka
akan halhal yang baru membuat mereka gampang terjerumus pada halhal yang
negatif dan dapat merusak masa depan mereka sendiri. disisi yang lain aktifitas
orang tua yang tinggi sering kehilanngan komunikasi, kehilangan waktu bersama
yang berharga, kehilangan fungsi kontrol yang sangat berharga. sehingga kita
lebih mempercayai baby sitter dalam membangun pondasi anak kita dari dini.
dengan
selalu dekat bersama anak kita lebih tahu pribadinya, karakternya, sifatnya,
kelebihannya serta kekurangannya. sehinngga sebagai orang tua kita bisa "membangun jati diri anak" dengan
mengenalkannya pada lingkungan keluarga, lingkungannya bermain, lingkungannya
bersosialisasi dan lingkungan sekolahnya. sehingga kita dapat mengawasi,
menjelaskan dan memotivasinya dengan lebih baik dengan bahasa yang sederhana,
dan lebih mengenalkannya pada sebuah pilihan yang mana yang harus dan yang mana
yang tidak seharusnya tanpa mengabaikan dunianya sendiri, menjauhkannya dari
temantemannya atau lingkungannya. disini peran orang tua dalam membangun
komunikasi positif dimana anak adalah sahabat dan orang tua adalah tempat
menerima dan menumpahkan segalah persoalan. inilah moment saat dimana
bimbingan, etika dan moral di tularkan secara berjenjang sesuai perkembangan
phisikis dan fisik anak.
saat
terindah adalah saat dimana orang tua "menggali, memperhatikan, mendorong dan menyalurkan "bakat dan
minat dari dalam diri anak" untuk halhal yang positif, membangkitkan
semangat anak saat dia mengalami keterpurukan. kita mampu memberi ruang fikir,
menjelaskan dan memotivasi anak saat dia gagal dengan memberi dorongan bahwa kegagalan bukan untuk lah langkah akhir
tapi merupakan langkah awal dari sebuah proses. berilah ruang bagi anak agar
bisa mandiri, tanpa bantuan orang tua. berilah pengertian bahwa orang tua hadir
hanya sebagai pendukung bukan penentu. sebab setiap kesuksesan itu butuh proses
yang tidak mudah. dengan memberi pengertian bahwa emas itu terjadi melalui
proses yang sangat panjang, sakit, dan melalui tempaan yang berkalikali,
sehingga anak akan menghargai setiap prosesnya dengan alami tanpa intervensi
yang kuat dari orang tua. sehingga hasilnya juga tidak instan
"merehabilitasi mental anak
saat terjatuh" sangatlah
penting dengan memberikan penguatan mental dan rasa percaya diri dengan
memberikan pemahaman pemahaman positif yang berfungsi sebagai penguatan mental
dan rasa percaya diri anak di saat dia mengalami kekalahan dan kegagalan.
membuatnya merasa bahwa usaha yang di lakukannya adalah sesuatu yang sangat
baik tapi belum saatnya sukses. butuh beberapa pembenahan, usaha, ikhtiar dan
semangat dengan belajar dari kesalahankesalahan sebelumnya.
sebagai
orang tua kita juga perlu tahu dengan detail lingkungan tempatnya bermain,
bersosialisasi, bersekolah dan yang tidak kalah pentingnya adalah "mengenal dengan baik
temantemannya" orangtua perlu tahu siapa saja temanteman anaknya;
kemana mereka pergi, dan apa saja kegiatan mereka. Bila anak membawa teman
kerumah, bergabunglah dengan mereka. Tanyailah dimana mereka tinggal, apa saja
kegiatan mereka pada waktu luang dan bagaimana kabar orangtua mereka. Pembiasaan-pembiasaan
ini akan membuat anak maupun teman-temannya menjadi akrab dengan orangtua dan
menganggap orangtua sebagai bagian dari kelompok mereka. Dan tetaplah bangun
sampai saat anak pulang pada waktu malam. Dengan cara seperti ini si anak akan
merasa bahwa orangtuanya memperhatikan dan mengetahui semua kegiatan dan
teman-temannya. Ini akan membuat si anak akan berfikir untuk tidak melakukan
kesalahan-kesalahan kepada orangtuanya.
orangtua
juga perlu "membangun mitra dengan
pihak lain" khususnya Guru Bimbingan Konseling. Sebab berada di
sekolah, gurulah yang menjadi pendidik, dan pengawas anak. Guru adalah sebagai
pengganti orangtua di Sekolah. Dari pagi hingga siang anak dalam pengawasan
guru di Sekolah. Guru akan mengetahui anak yang terlibat masalah dan membantu
mereka untuk menyelesaikannya. Guru akan berperan untuk menjadi tempat curhat
bagi anak/siswa yang mempunyai masalah, baik dirumah maupun di tempat lain,
dengan begitu guru bisa mengetahui dan membantu si anak bisa menyelesaikan
masalahnya. Agar orangtua tidak merasa sendiri menghadapi masalahnya dan akan
merasa optimis dapat menyelesaikannya. Hal ini sangat bermanfaat bagi
pemantauan anak agar sedini mungkin dapat diketahui gejala-gejala awal manakala
seorang anak terlibat penyalahgunaan narkoba.
moment
terindah dan terbaik adalah saat dimana "orang
tua bisa menjadi teman curhat" anaknya. dengan menciptakan suasana
yang bebas dari rasa takut dan khwatir, mendengarkan hingga tuntas apa yang
disampaikannya, memberinya ruang untuk merenungi setiap persoalannya, jangan
memberi nasihat jika tidak diminta, berhenti menyalahkannya, dan berilah saran
sebagai masukan dengan tidak memaksanya.
mampu
"menerapkan aturan dan disiplin secara konsisten, kontinyu dan
konsekuen"dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi anggota keluarga
sehingga aturan tersebut saat di tetapkan tidak menjadi beban tapi malah
sebaliknya menjadi sebuah kewajiban yang harus dipenuhi tanpa terkecuali dengan
"mengembangkan tradisi keluarga dan
nilainilai etika dan moral" secara bersamasama. bergotong royong dalam
mengerjakan pekerjaan rumah saat libur, selalu makan bersama, berdoa bersama,
rekreasi bersama saatsaat tertentu dengan memilih tempat yang tepat, terkontrol
dan tidak menguras pengeluaran. saling mengakui kesalahan dan berani meminta
maaf. "selalu melibatkan anak dalam
mewujudkan impian keluarga". sehingga anakanak bisa memahami tujuan
keluarga dalam mewuudkan citacitanya. sehingga mereka bisa mewujudkannya dengan
cara hidup hemat, belajar menabung dan bertanggungjawab.
jika peran ini dapat dilaksanakan dengan baik oleh orang tua maka dampak
negatif dari lingkungan bisa di cegah sedini mungkin. sehingga kita telah "menyelamatkan anakanak kita dari
bahaya narkoba" kita juga telah membentuk dan membangun generasi yang
berprestasi. tanpa harus kehilangan generasi yang mengalami "degradasi moral"
:-
generasi
yang kehilangan jati diri dan kearifan kulturnya karena terlibat penyalah
gunaan narkoba. generasi yang bersikap emosional, selalu berpikir negatif mudah
marah, acuh tak acuh terhadap keluarga, lingkungan dan kehidupannya sendiri,
selalu melakukan tindakan kriminal, sering berbohong,
kita
juga tak ingin anakanak kita mengalami "Degradasi
intelektual" karena terlibat pemakaian narkoba sehingga IQ nya rendah,
sulit beradaptasi dengan lingkungan pendidikan, sulit mengikuti pelajaran
karena daya tangkapnya lemah, nilai akademisnya rendah, putus sekolah dan selalu
terkebelakangan. disisi yang lain akan
mengakibatkan gangguan pada sistim syaraf, jantung dan pembulu dara, kulit, paruparu kesehatan reproduksi, fungsi
seksual, sering sakitsakitan, tertular Hepatitis B, C dan HIV. fatalnya adalah
kematian.