legenda bisa membuat orang terkesima tapi orang lupa bahwa legenda hanya diciptakan oleh orangorang yang mengambil resiko. berjuang dari titik nadir terendah, mengalami rasa sakit saat jatuh, di bully, dicaci, difitnah namun terus bangkit dan berjalan dalam kehidupannya. ada yang butuh banyak bahu untuk menyandarkan kepedihan, butuh banyak tangan untuk menopangnya agar tidak terus jatuh terpuruk, butuh beribu kata hikmat sebagai inspirator, dan ribuan senyuman sebagai motivasi. tapi banyak juga yang selalu sendirian dalam sujud syukur dengan menerima segala konsekuensinya, selalu bangkit dari debu meskipun terjerembab, menggadaikan nyawa pada kematian saat integritas diri diuji, tetap teguh pada komitmennya saat terhina dan tetap berjalan dalam keteguhan prinsip saat kebenaran sedang diuji.
hidup adalah sebuah pilihan dengan segala konsekuensinya.dalam perjalanan kadang kita terjebak pada pilihan sendiri. disini prinsip, integritas dan komitmen kita diuji. maju atau mundur sebagai pecundang. hanya mereka yang benarbenar beranilah yang merasakan ketakutan, bisa menghargai kemenangan dan tahu menyembunyikan kekalahan. sebab pemain sejati menerima kemenangan dan kekalahan sama adilnya. selalu tunduk menghormati lawan juga saling menguatkan. pemain sejati akan bersukacita bersama teman yang gembira. sesuai porsinya. karena kebesaran, kemuliaan dan kekuasaan bukan semata urusan menang dan kalah, melainkan memahami setiap proses sakitnya saat prinsip, komitmen dan integritas diri di uji kelayakannya.
hanya mereka yang pernah benarbenar bermainlah yang bisa merasakan ketakutan, kehilangan, dibully, dicaci sakit dan terluka sehingga mereka akan menghormati setiap kemenangan juga kekalahan.
pernahkah kita berada pada posisi mereka sebagai pemain??... banyak orang memilih sebagai penonton. banyak orang memilih sebagai penjilat. sebab dengan menonton kita selalu bisa melihat kelemahan pemain, sebab dengan menjilat kita bisa mendapatkan keuntungan tanpa berkeringat. disinilah banyak yang memilih menjilati kemewahan daripada merasakan sakit, kehilangan, ketakutan, dibully, dicaci dan terluka. disinilah sang legenda selalu menempatkan diri diantara penonton dan penjilat dengan mengambil segala resikonya. bersama penonton sang legenda tahu bahwa dia selalu siap dikritik, di bully dan dicaci. semakin histeria penonton maka pamornya semakin melambung. bersama penjilatpun sang legenda tahu bahwa mereka tidak bisa diandalkan secara logis dan rasional selain militan dan tangguh dalam mempertahankan posisi, meskipun konsekuensinya jika kalah maka akan dengan mudah ditinggalkan.
Politik itu memang kejam. Orang tega melakukan apa saja untuk menang. Tapi saya percaya bahwa kadang orang menyakiti orang lain bukan karena berani namun justru karena takut. Kain membunuh Habel karena takut tersaingi; Yudas menjual Yesus karena takut niatnya tak tercapai. Karena ketakutan orang terpaksa menyakiti orang lain. Termasuk suporter yang menghina karena takut kalah.
Setiap orang punya ketakutan tersendiri. Ketakutan terdalam yang mungkin ia sendiri tak merasakannya. Ketakutan yang mungkin terkubur karena kehadiran orang-orang di sekitar mereka. Namun ketika mereka berdiri sendiri di hadapan kesunyian hidup, mereka akan jujur pada diri sendiri siapakah mereka sebenarnya. Mereka hanya manusia biasa yang bisa tersakiti.
Dalam hidup ini, kadang kita tak punya pilihan selain harus terus maju. Memang, setiap orang punya ketakutan sendiri, tapi kadang tak ada pilihan lain selain mengatasi ketakutan itu dan terus melangkah. Sebuah Tim sepakbola tak lantas berhenti bermain gara-gara satu anggota tim kena kartu merah, atau diganti karena cedera. Pertandingan harus terus berlangsung. Kita bagai anak-anak yang dipaksa untuk tidak takut padahal jauh di dalam hati kita ada seribu tanya dan ketakutan yang tak akan dimengerti oleh orang lain. Dan bukankah dunia ini adalah belantara dimana langkah kaki di menit ini bisa bersama domba atau atau anjing gembala yang setia, namun langkah berikut kita telah berada di tengah-tengah serigala dan singa?
Hanya mereka yang pernah benar-benar bermainlah yang benar-benar merasakan ketakutan-ketakutan itu. Hanya mereka yang berada di landasan paculah yang tahu menghargai kemenangan dan tahu menyimpan kekalahan.
Pemain sejati menerima kemenangan dan kekalahan sama adilnya, dan tunduk menghormati lawan yang kalah sebagaimana menghormati kawan yang gembira. Pemain sejati menyimpan semua dalam hati, sebagaimana Maria menyimpan semua perkara besar dalam hatinya. Karena kebesaran dan kemuliaan itu bukan urusan menang kalah, melainkan urusan siapa yang menjalaninya dengan penuh integritas. Di situlah permainan hidup sejati dinikmati.