Kamis, 02 Juni 2011

TITIPAN ILLAHI


rotasi waktu bertukar tempat
bersalin warna.
layaknya gugur daun,
gantikan musim
pada mulanya hidup,
kemudian cinta dan akhirnya ajal
namun apakah yang dapat kita tangkap
dari pesan daun bersalin warna?
pun hari berganti tanggal?
kita tak pernah tahu,
sebab tak ada yang kekal dalam bentuk,
juga purna dalam warna
karena hidup itu sendiri memang berlaksa warna
dimana kita patut mengisinya dengan amal dan ibadah
hingga saat menunggu waktu menanti takdir
dengan merayu doa,
dan menanak bekal menunggu ajal
sebab sempurna bukan milik kita
karena hidup ini hanya titipan Ilahi

KEINGINAN HATI


senja memeluk musim
pada gegas mata hujan
rinainya mulai menari dibingkai jendelaku
tergelincir di kaca,
luruh terdorong yang lain
lalu jatuh melunturkan debu
tariannya mengusik kopi senjaku
ada sebongkah cemas
mengalir bersama kenanganku yang terus mencair
dalam hening, ku coba menghitung jejak waktu
meyakini diri, lewat dialog hati
saat cinta menentukan pilihan
tempat rindu mengalir ke muara kehidupan

jujur aku ingin berlabuh di dermaga hatimu

UNTUKMU YANG MELUKAIKU


aku tak akan perduli seberapa besar benci mu padaku
karena aku tak akan membenci mu
walau keinginan itu pernah ada dihatiku
aku juga tak akan meremove mu
walau berkali_kali kamu telah melukai ku
semoga kamu tahu itu
aku tak akan pernah menyesali
telah berteman dengan mu malah mensyukurinya
karena setidaknya aku telah belajar dari ke egoisan mu
aku tak mengerti apakah ini yang dinamakan arti seorang sahabat
tapi yang kulakukan adalah mengikuti kata hatiku
walau untuk itu aku harus membunuh egoku sendiri
dan menguburkannya dalam telaga maaf
(untukmu sahabat mayaku yang selalu melukaiku)

PINTA KU


disaat semua berakhir
mohonku
janganlah jalani bimbang sendiri
tampa sisipan hati
bongkarlah ingatanku
tentang janji yang pernah ku titipkan di hatimu
sebab aku hanya seorang lelaki
yang selalu amnesia tentang cinta
karena yang ku tahu
saat ini di hatiku
aku terlalu takut
kau meninggalkan cinta ku berjalan sendiri
sedangkan kamupun tahu itu

aku selalu saja tersesat tampamu

BILA AKU SAMPAH MU

jika cinta tak ada lagi bersamamu, malam ini
campakan saja aku di keranjang sampahmu
agar esok pagi engkau membersihkannya
mungkin dapat membuatmu teringat
pada malam kenangan kita yang pekat
dimana kita pernah membisikan bait_bait pujian
juga doa_doa terakhir
saat kujanjikan jiwa ini hanya untukmu
pintaku tak banyak,
hanya sedetik waktu
benamkan saja aku dalam pusaranmu
biar lelah mengalir hanyutkan penat
pada muara yang tak berujung

PERHATIAN MU


perhatian_perhatian kecil mu singgah menyapa
menawan harihari ku, cumbui kenangan.
memaksa ketat jiwa,
diamkan detak nadi resapi makna
menganyam rindu,
rekatkan lagi potongan-potongan sepi
indah tak terpungkiri kamu telah membuatku
kembali membangun pilar_pilar ketetapan hati
saat ini jujurku
kamu bukan peri kecilku
namun perhatian mu
menumbuhkan kembali sayap_sayap patahku
terbang melintasi samudera rasa
kemudian bertengger di taman hati