Sabtu, 15 Juni 2013

PERANAN ORANG TUA DALAM MEMERANGI NARKOBA





Aktifitas yang tinggi dari orang tua sering membuat kita mengabaikan halhal kecil dalam membangun hubungan komunikasi kta dengan anakanak. Seharusnya sebagai orangtua kita lebih mengenal dan mengetahui masalah narkoba agar dapat disampaikan kepada anakanak kita dalam upaya pencegahan dini. Sebab keinginantahuan mereka akan halhal yang baru membuat mereka gampang terjerumus pada halhal yang negatif dan dapat merusak masa depan mereka sendiri.
   Setiap orangtua mempunyai cara yang berbeda-beda dalam menangani anakanaknya dalam menyiapkan pondasi masa depan mereka. Dengan memanfaatkan ruang Informasi Tehknologi kita dapat mengetahui perkembangan tentang penyalagunaan Narkoba untuk membantu anakanak memahami, menghindari dan memerangi penyalagunaan Narkoba itu sendiri. Sebab Narkoba atau Napza sangat berpengaruh bagi tubuh manusia, dalam mengubah fungsi fisik dan pshikologis pemakai dalam bentuk perasaan, pandangan dan kesadaran.
Narkoba atau NAPZA adalah bahan atau zat yang dapat mempengaruhi kondisi kejiwaan / psikologi seseorang (pikiran, perasaan dan perilaku) serta dapat menimbulkan ketergantungan fisik dan psikologi. Narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya (NAPZA) yang biasa disebut Narkoba merupakan jenis obat/zat yang diperlukan di dalam dunia pendidikan dan pengobatan. Akan tetapi apabila dipergunakan tanpa pembatasan dan pengawasan yang seksama dapat menimbulkan ketergantungan serta dapat membahayakan kesehatan bahkan jiwa pemakainya.



Sesungguhnya sejak lahir anak dalam keadaan suci dan telah, maka orang tuanyalah yang merupakan sumber untuk mengembangkan fitrah beragama bagi kehidupan anak dimasa depan. Sebab cara pergaulan, aqidah dan tabiat adalah warisan orang tua yang kuat untuk menentukan subur tidaknya arah pendidikan terhadap anak. Disinilah letak kunci menujuh sukses bagi orang tua dalam mengemban tugas dan tanggungjawabnya dalam membimbing anak.  Bertumpuh pada persoalan ini maka sebagai orangtua kita harus bertindak preventif. Sebab mencegah lebih baik daripada mengobati. Pencegahan ini dilakukan dengan menitikberatkan pada polapola :
a.    Pengembangan
Perkembangan dan Pengembangan diri anak dapat dimulai dalam lingkungan keluarga dengan memperhatikan, mengawasi serta menyalurkan bakat dan minat anak kearah yang positif serta menumbuhkembangkan diri anak melalui pendidikan agama sejak dini, memberikan kepercayaan pada anak dalam batasbatas toleransi. Membangun komunikasi positif dalam bentuk anak adalah sahabat, dan orang tua adalah tempat menerima dan menumpahkan segalah persoalan, memberikan bimbingan, pengajaran dan pelatihan etika, dan moral secara berjenjang sesuai dengan perkembangan dirinya.
b.    Penyaluran
Memperhatikan, mendorong dan menyalurkan hobby dan minat yang positif dari dalam diri anak untuk halhal yang positif, membangkitkan semangat anak saat dia mengalami keterpurukan, menjelaskan kepada anak bahwa proses menujuh citacita itu lebih penting ketimbang hasil yang diraih secara instan.
 c.     Perbaikan
Memberikan penguatan mental dan rasa percaya diri anak saat dia mengalami kekalahan dan kegagalan. Memotivasi dan memberikan pemahaman pemahaman positif yang berfungsi sebagai perbaikan dalam memperbaiki kesalahan, kekurangan, kelemahan yang terjadi. Membuatnya merasa bahwa apa yang telah dilakukannya adalah benar tapi belum saatnya untuk sukses karena kegagalan bukan berarti patah semangat tapi belajarlah dari kesalahan, kelemahan, dan kekurangan tersebut sebab banyak orang sukses adalah mereka yang juga dulunya banyak mengalami kegagalan. Memberikan keyakinan dan pemahaman tentang betapa bermaknanya hidup ini jika kita melalukannya dengan baik dan benar pada kehidupan sehari-hari.
Dalam membimbing anak, kita sebagai orang tua harus berpedoman pada beberapa hal yang sangat penting dalam membangun karakter dan jatidiri anak tersebut yaitu :

1.      Memberikan Informasi Yang Benar.
Dalam memberikan informasi dan menjalin komunikasi kepada anak kita harus memberikan secara benar dan terbuka kepada anakanak sesuai dengan perkembangan dan jenjang usianya tentang Narkoba. Katakan bahwa dia hanya boleh menggunakan obatobat yang diberikan oleh dokter dan orangtuanya. Hal ini tentunya dimulai sejak usia dini. Katakan sebenarnya tentang merokok, dan minuman beralkohol, yang bisa mengakibatkan sakit paruparu, perubahan sikap dan sifat tubuh saat menggunakannya, tentang bagaimana parahnya kanker dan lain sebagainya yang bisa mengakibatkan kerugian bagi dirinya dan keluarga. Jika orang tua yang perokok dan peminum jangan segansegan mangakui kesalahan ini di depan anakanak. Malah kita harus menunjukan diri sebagai korban karena menggunakannya. Dengan penjelasan yang memadai, diharapkan akan menimbulkan sikap kritis dari dalam diri anak, ketika suatu waktu ada yang menawarkan narkoba, si anak berani menolak ajakan orang untuk menggunakan narkoba. Hal yang terpenting adalah ajari mereka tentang fakta-fakta Narkoba. Anak-anak akan menghormati sumber-sumber yang dapat dipercaya. Bicaralah dengan tenang dan terbuka. Diskusikan tentang narkoba secara jujur dan jangan melebihi-lebihkan fakta, karena hal itu akan menambah ketakutan. Terangkan pemikiran anda tentang narkoba namun tanpa menggurui dan diikuti dengan contoh-contoh yang dapat dipertanggung jawabkan. Jangan tergantung pada obat apapun bila diresepkan oleh dokter dalam membantu anda santai, mengatasi stress, sulit untuk tidur atau untuk menurunkan berat badan. Anjurkan pilihan yang sehat dari pada menggunakan narkoba. Sarankan untuk berolahraga, kerajian tangan, hobi dan bentuk kreasi lainnya.
 2.      Peran Orangtua :
  1. Sebagai Pengawas
Untuk menghidari anak dari bahaya narkoba, orangtua juga harus meningkatkan peranannya sebagai pengawas. Pembatasan (bouderis) sangat membantu untuk membuat anak merasa aman. Keluarga perlu menyusun peraturan yang jelas. Dengan peraturan rumah yang jelas, anak akan tahu mana yang boleh dan mana yang tidak boleh dilakukan. Peraturan rumah tersebut selain harus diketahui juga harus dimengerti sehingga yang melanggar akan dihukum sesuai kesepakatan.
Setiap anak hendak pergi, orangtua perlu bertanya dengan rincian kemana tujuan, kapan pulang, dengan siapa mereka pergi dan yang lain-lain yang dirasakan perlu. Kontrol disini untuk menunjukkan bahwa orangtua punya perhatian khusus kepada anak, dan tidak membiarkan anak untuk bertindak semuanya sendiri. Yang perlu diingat adalah sekalipun kotrol dijalankan dengan ketat, tetapi harus selalu berdialog dengan anak dan menerima keberatan-keberatan yang disampaikan anak.
  1. Sebagai Pembimbing.
Peranan sebagai pembimbing anak terutama dalam membantu anak mengatasi berbagai masalah yang dihadapi dan memberikan pilihan-pilihan, saran yang realistis bagi anak. Orang tua harus dapat membimbing anaknya secara bijaksana dan jangan sampai menekan harga diri anak. Anak harus dapat mengembangkan kesadaran, bahwa ia adalah seorang pribadi yang berharga, yang dapat mandiri, dan mampu dengan cara sendiri menghadapi persoalan-persoalannya. Bila si anak tidak mampu menghadapi persoalan-persoalannya yang susah seperti masalah narkoba, orangtua harus dapat membantu membahas masalah tersebut dalam bentuk dialog. Dalam hal ini termasuk bantuan bagi anak untuk mengatasi tekanan dan pengaruh negatif teman sebayanya. Sehingga si anak akan memiliki pegangan dan dukungan dari orangtuanya.
  1. Mengenal dengan baik temantemannya.
Orangtua perlu tahu siapa saja teman anaknya; kemana mereka pergi, dan apa saja kegiatan mereka. Bila anak membawa teman kerumah, bergabunglah dengan mereka. Tanyailah dimana mereka tinggal, apa saja kegiatan mereka pada waktu luang dan bagaimana kabar orangtua mereka. Pembiasaan-pembiasaan ini akan membuat anak maupun teman-temannya menjadi akrab dengan orangtua dan menganggap orangtua sebagai bagian dari kelompok mereka. Dan tetaplah bangun sampai saat anak pulang pada waktu malam. Dengan cara seperti ini si anak akan merasa bahwa orangtuanya memperhatikan dan mengetahui semua kegiatan dan teman-temannya. Ini akan membuat si anak akan berfikir untuk melakukan kesalahan-kesalahan kepada orangtuanya.

  1. Bekerjasama dengan pihak lain.
Orangtua juga perlu berkonsultasi dan bekerjasama dengan orang lain, khususnya Guru Bimbingan Konseling. Sebab berada di sekolah, gurulah yang menjadi pendidik, dan pengawas anak. Guru adalah sebagai pengganti orangtua di Sekolah. Dari pagi hingga siang anak dalam pengawasan guru di Sekolah. Guru akan mengetahui anak yang terlibat masalah dan membantu mereka untuk menyelesaikannya. Guru akan berperan untuk menjadi tempat curhat bagi anak/siswa yang mempunyai masalah, baik dirumah maupun di tempat lain, dengan begitu guru bisa mengetahui dan membantu si anak bisa menyelesaikan masalahnya. Agar orangtua tidak merasa sendiri menghadapi masalahnya dan akan merasa optimis dapat menyelesaikannya. Hal ini sangat bermanfaat bagi pemantauan anak agar sedini mungkin dapat diketahui gejala-gejala awal manakala seorang anak terlibat penyalahgunaan narkoba.

3.    Peran dan Tanggung jawab anak itu sendiri.
1.    Bagaimana Menolak Ajakan Teman
Ø Pada umumnya seseorang mengenal dan menggunakan narkoba awalnya karena tawaran teman dekat. Sering terasa sulit menolak ajakan tema dekat apabila kalau dia itu pacara sendiri.
Ø Harus siap bila mereka mencap dengan julukan tertentu (seperti banci, ayam sayur, lembek, nggak macho, norak dan lain-lain).
Ø Ada cara yang tegas dan bijaksana untuk menolaknya yaitu: katakan “TIDAK”, “Maaf saya tidak tertarik”, “Untuk yang satu ini… sorry deh, aku nggak bisa.”
Ø Tatap matanya, bersikaplah tenang, cepat berlalu dan katakan: “Aku ada urusan lain”, “Maaf aku harus les dulu”, “Aku ditunggu Ibu/Bapa”.
Ø Ganti topik pembicaraan
2. Bagaimana Menjadi Tempat Curhat
Menyediakan diri sebagai tempat curhat bagi teman, sehingga dapat meringankan masalah dan mencegahnya untuk menggunakan narkoba,  bagaimana menjadi teman curhat yang baik bagi teman :
Ø Menciptakan suasana yang bebas dari rasa kekhawatiran
Ø Mendengarkan hingga tuntas apa yang disampaikannya tanpa memotong pembicaraan
Ø Jangan memberi nasehat kalau tidak meminta
Ø Beri saran pemecahan sebagai masukan, dan jangan memaksakan kehendak
Ø Jangan menyalahkan
3. Bagaimana mengembangkan potensi diri
Ø Salah satu hal yang dapat mencegah kita menggunakan narkoba adalah dengan cara mengenali kekuatan dan kelemahan diri atau disebut juga potensi diri.
Ø Kembangkan hoby yang ada pada diri kita, misalnya olah raga, musik, melukis, menari, menyanyi, panjat tebing, pecinta alam dll.
Ø Cobalah untuk menjalan hobi/kegiatan tertentu secara terus menerus
Ø Bentuk kelompok teman atas dasar minat yang sama dan kegiatan yang positif
Ø Seringkali hobi yang menonjol dapat dijadikan modal hidup dimasa yang akan datang.


4.    Upaya Pencegahan
Upaya pencegahan dilakukan dengan 3 cara intervensi yaitu:
1.    Pencegahan Primer
Upaya pencegahan yang dilakukan sebelum penyalahgunaan terjadi dan biasanya dalam bentuk pendidikan, kampanye, atau penyebaran pengetahuan mengenai bahaya Narkoba, serta pendekatan dalam keluarga dan lain-lain, cara ini bisa dilakukan oleh berbagai kelompok masyarakat dimanapun seperti: sekolah, tempat tinggal, termpat kerja dan tempat-tempat umum.
2.    Pencegahan Sekunder
Dilakukan pada saat penggunaan sudah terjadi dan diperlukan upaya penyembuhan (treatment) cara ini biasanya ditangani oleh lembaga professional dibidangnya yaitu lembaga medis seperti klinik, rumah sakit dan dokter. Tahap pencegahan sekunder meliputi: tahap penerimaan awal dengan melakukan pemeriksaan fisik dan mental, dan tahap ditoksikasi dan terapi komplikasi medik dilakukan dengan cara pengurangan ketergantungan bahan-bahan adiktif secara bertahap.
3.    Pencegahan Tersier
Upaya yang dilakukan untuk merehabilitas mereka yang sudah memakai dan dalam proses penyembuhan, upaya ini dilakukan cukup lama oleh lembaga khususnya seperti klinik rehabilitas dan kelompok masyarakat yang dibentuk khusus (therapeutic community). Tahap ini dibagi menjadi dua bagian yaitu fase stabilitasi yang berfungsi untuk mempersiapkan pengguna kembali ke masyarakat, dan fase sosial dalam masyarakat agar mantan penyalahguna Narkoba mampu mengembangkan kehidupan yang bermakna di masyarakat.

Demikian beberapa hal yang dapat sampaikan dalam rangka memberikan pengenalan dan pemahaman bagi kita semua untuk lebih mengenal dan memahami tentang beberapa Upaya Pencegahan, Pemberantasan Penyalahgunaan Narkoba dan Dampak penyalahgunaannya terhadap masyarakat terutama bagi generasi muda. Dukungan  dan partisipasi aktif dari kita semua melalui Pemerintah, Swasta, LSM, tokoh masyarakat, Tokoh Agama, karang taruna terutama keluarga, sangat diharapkan demi kelangsungan hidup generasi yang akan datang yang bebas dari Penyalahgunaan Narkoba.

Mari Kita Sehati Mewujudkan Masyarakat ROTE NDAO yang Bebas dari Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba Di Bumi Sasando Permai Yang Kita Cintai ini
REFRENSI
Survei di Internet.   (www.anti.or.id).
 InfoNarkoba.com.

Tidak ada komentar: