kesendirian telah menandai semua jejak
yang memeta
dalam puisi yang paling memuisi
dala hidupku
meski tak semuanya terbaca debar
dadamu
mengikuti lekuk tubuh sunyi yang
penat berserakan
tapi layaknya Tuhan mengenalkan ku
bagaimana aku menghitung sunyi di
matamu
dengan menyusun barisan senyummu
pada setiap saat
saat dimana kita menyapa pagi yang
dermaga
meski hanya dalam kedip monitor
yang berbeda
membuka lipatan rasa pada email
yang kerap lemot
lalu bertanya, bagaimana keadaanmu
hari ini
apa kamu baikbaik saja, semoga
Tuhan besertamu. GBU
agar cinta kita tetap hangat dan
terus terjaga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar