ibu,
jika jemari ini patah
hatiku
terus tetap menulis tentang airmatamu
airmata
yang selalu kau sembunyikan. dalam setiap senyum
saat
hidup ini semakin pahit dan getir
ibu,
jika bibir ini keluh
jiwaku
tetap terus teriakkan doadoamu
doadoa
yang tak sanggup ku tampung
saat
kehidupan tak lagi memberi harapan
sebab
penderitaan telah merebutnya dalam sujud lelah jiwa
ibu,
ijinkan aku tenggelam dalam dadamu yang dermaga
agar
dapat ku susun keriputmu
sebagai
peta jalan pulang saat aku sesat
agar
aku bisa mengajarkan pada anakanaku
tentang
surga yang bersinar pada tapak kakimu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar