anakku hari ini setahun lagi usiamu bertambah
kami melepasmu pergi dengan
sedikit bekal
jujur tak bisa lagi lebih
banyak kami menanaknya untukmu
sebab huma tak lagi
menyisahkan panen, sejak subsidi di tarik
biaya hidup ini semakin berat
mematahkan keperkasaan ayah
ibumu juga tak bisa lagi
memerah susu
sebab dadanya terlalu kering
oleh derita yang memeta pada keriputnya
anakku hari ini setahun lagi usiamu bertambah
kami melepasmu buah hati.
pada gerbang pilihanmu sendiri
saatnya dirimu memetik
bintang. saat kecil dirimu melukis impianmu
sebab dirimu bukan bocah lagi
yang suka menikmati dongeng saat tidur
saatnya dirimu memahat manis
dan pahitnya asamu
jika dalam perjalanan membuatmu mual dan mabuk
muntahkanlah kenangan buruk
dalam hidupmu
ikatlah yang rapi dan
buanglah ke tempat sampah
agar kelak lebih ringkas
jalan mu ke depan
sebab jalanan ini masih panjang.
penuh likaliku dan terjal
kadang kamu harus dipaksa
berlari saat kakimu goyah dan tak bisa berdiri
janganlah alpa mengisi kendi
kosongmu
tadahlah keringat dan
airmatamu
kelak kamu akan meminumnya
dilain waktu
saat dahaga mengajarkan
kepadamu tentang asinnya sebuah kehidupan
jika dalam perjalananmu masih
menemukan alpa
jangan pernah ulangi.
walau kebenaran dimata orang
lain adalah sebuah iman
belum tentu lahirkan mutiara
sebab kamu akan membelah
tiram di asinnya laut kehidupanmu sendiri
janganlah terlena dengan
warna pelangi. sebab badai akan memudarkannya
sebab sejatinya Pemegang Kunci Kehidupan kadang mengujimu
sebab sejatinya Pemegang Kunci Kehidupan kadang mengujimu
agarh ikmat NYA dapat
tertanam dalam hatimu
sejatinya dirimu adalah pelita dalam kegelapan bagi keluarga
juga embun bagi jiwa hingga hidup tak lagi kerontang
selamat ulang tahun anakku
kami mendoakan mu