Sepiring retak harapan?
Sepotong impian
Basi telah berkali-kali di hangatkan,
Secangkir peluh pekat
Temani makan siangku.
Sementara diluar mentari telah sepengal.
Menikam ubun-2 rutinitas.
Hanya aku yg berteduh
Bagai dungu relakan otak beku tak mengepul.
Hampa.
Kembali rinai hujan bersetubuh dengan bumi siang ini.
Lunturkan debu-debu,
Tapi tidak ego-2 manusia yg tamak oleh harta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar