Bagai kepak Rajawali jelajahi riang cakrawala
Bagai selazar camar selami samudera hati
Jelajahi riang, selami hari penuh tawa.
demikian pun usia betah berlabuh
menunggumu di dermaga hati dengan harapan yang pasti
saat ini ku harap
Senja tak duduk membatu menatap dentang USIA
hingga menyuburkan uban dikepala
tapi bangkitlah dan tanggalkan bebanmu pada kelam …
basulah resah pada embun
gantungkanlah cita mu pada bintang
sebab engkau sejatinya adalah
embun pagi bagi jiwa yang kering
selamat ultah sahabat ……
Resah biaskan rasa
menerpa jiwa
dalam lamunan malam
menghias kesendirian
ada keinginan yang aku rasakan kini
lepas dari kegelisahan hati
yang membayangiku
dalam ruang asaku
hiaskan keindahan kalbu
aku ingin berlabuh
tambatkan hati di dermaga mu
Kini aku telah menenun rasa yang terjerat
air mata kering sudah
membasuh wajah termangu
yang tak jua lelah melawan malam
melepas fajar
menguliti gigil geraham kehidupan yang telah berdebu
terbalut penantian akan emailmu yang tak kunjung tiba
merubah lara menjadi senyum
Aku seperti ombak kecil
di luas samudera hatimu.
Teruji oleh ganasnya gelombang
dan lewati terjalnya karang.
Semua cobaan tak kupedulikan.
Aku pasti mampu bertahan
dan menambatkan bahtera cinta
di pelabuhan hatimu.
Karena kutahu kau hanya milikku
hingga ujung waktu memisahkan kita
Kehangatan kita tak boleh hilang,
Bila mendingin,
bakarlah diriku dengan Rindumu...
Agar hangat hatimu..
Cinta kita tak boleh mati,
Bila kebencian semakin mengurungmu,
Kuburlah egoku dalam telaga maafmu….
Agar tumbuh cintamu
kata hati tak kan terkebiri Apabila kejujuran menjadi panglima,sikap terbuka sebagai ksatria dan kerelaan menerima kritik sebagai Laskar utama apakah itu ada di diri kita?
Senin, 26 Juli 2010
KUMPULAN STATUS KU DI FB
Usai sudah menguras air mata menjeram,
mengelupasi duka yang melumut
di lekuk wajah tirusmu, rasa ini telah
terbayar lunas walau perih …. triste addio
Pesan subuh mulai menyusupi rahang,
Gigilkan kebimbangan.
Embun tak jua terjaga
dalam ruang rasa pada ranting cemara.
desaunya miris
mengetarkan jiwa serigala penyendiri,
ketika purnama telah tua.
Haruskah kelam hening menjadi bahasa tubuh
yang bergerilya dalam setiap harapan,
untuk sebuah kepingan hati yang terlanjur terang.
teruslah meretas mimpimu aku tak sanggup lagi berjaga …
Kita tahu apa yang hilang .,.
juga yang hadir.
tapi kita tak pernah tahu,
kekalnya kehadiran itu dan sakitnya kehilangan.
tapi kita harus tahu.
bila kita mendapatkan apa yang kita inginkan.
berarti kita siap untuk kehilangan.
karena hidup adalah untuk kehilangan.
bukan untuk keabadian.....
kau pergi saat belum reda
riangnya hati,
tersisa pahatan jejak
di sisi rentang waktu ...
menantikan senjaku berakhir redup.
Aku bersandar di sisi hati.
Menatapi keruh langit
yang meludahiku dengan rintiknya
mengelupasi duka yang melumut
di lekuk wajah tirusmu, rasa ini telah
terbayar lunas walau perih …. triste addio
Pesan subuh mulai menyusupi rahang,
Gigilkan kebimbangan.
Embun tak jua terjaga
dalam ruang rasa pada ranting cemara.
desaunya miris
mengetarkan jiwa serigala penyendiri,
ketika purnama telah tua.
Haruskah kelam hening menjadi bahasa tubuh
yang bergerilya dalam setiap harapan,
untuk sebuah kepingan hati yang terlanjur terang.
teruslah meretas mimpimu aku tak sanggup lagi berjaga …
Kita tahu apa yang hilang .,.
juga yang hadir.
tapi kita tak pernah tahu,
kekalnya kehadiran itu dan sakitnya kehilangan.
tapi kita harus tahu.
bila kita mendapatkan apa yang kita inginkan.
berarti kita siap untuk kehilangan.
karena hidup adalah untuk kehilangan.
bukan untuk keabadian.....
kau pergi saat belum reda
riangnya hati,
tersisa pahatan jejak
di sisi rentang waktu ...
menantikan senjaku berakhir redup.
Aku bersandar di sisi hati.
Menatapi keruh langit
yang meludahiku dengan rintiknya
KUMPULAN STATUS KU FB
gerimis malam ini bernyanyi di jendelaku
menghibur hati yang gundah,
rinainya mengerti akan perihnya jiwa,
desaunya memahami penatnya hati,
luruh airnya lunturkan debu debu jalanan
tapi tidak bagi hati yang tamak akan harta ..
malam ini ditemani putra ku yang terbaring lemah
akibat kurang susu dari dada busung lapar ibu...nya ..
aku terisak disudut dinding gubuk reot
peninggalan almarhum ayahku
Senja tlah gugur mematuhi takdir,
menitipkan malam pd kelam..
Kembali ku tabukan gendrang aktifitas
tuntaskan lara hati,
tapi cobaan hidup tak sebocah itu,
Iman adalah ...kedewasaan dalam telaga maaf,
yang menguburkan ego,
“Aku tak bisa membenci,
sekalipun itu keinginan hingga mati”.
Aktifitas hari ini ku taruh ke dalam tangan Allah.
Biarlah kehendakNya yg jadi. Mat sore teman2
berdiri diantara duri
membutku semakin terpuruk
ingin kurobek tirai sengsara ini
hati lelah memaksa hidup
Bila mata meratup
bukan kantuk yang mendera
bukan lelah yang memaksa
tapi jiwaku ingin berlari
meninggalkan bumi
merangkul Fajar ..
Pancaran mentari sampaikan salam,
hangatkan hari tersenyum,
indah pada dunia membuka dan uraikan terangmu pada kehidupan.
Biarkan energy positifnya mengisi jiwa.
Memandang kehidupanmu sebagai sebuah kenikmatan,
mensyukuri datangnya hari,
Menyambut segala kesibukan kehidupan dengan senyum.
menghibur hati yang gundah,
rinainya mengerti akan perihnya jiwa,
desaunya memahami penatnya hati,
luruh airnya lunturkan debu debu jalanan
tapi tidak bagi hati yang tamak akan harta ..
malam ini ditemani putra ku yang terbaring lemah
akibat kurang susu dari dada busung lapar ibu...nya ..
aku terisak disudut dinding gubuk reot
peninggalan almarhum ayahku
Senja tlah gugur mematuhi takdir,
menitipkan malam pd kelam..
Kembali ku tabukan gendrang aktifitas
tuntaskan lara hati,
tapi cobaan hidup tak sebocah itu,
Iman adalah ...kedewasaan dalam telaga maaf,
yang menguburkan ego,
“Aku tak bisa membenci,
sekalipun itu keinginan hingga mati”.
Aktifitas hari ini ku taruh ke dalam tangan Allah.
Biarlah kehendakNya yg jadi. Mat sore teman2
berdiri diantara duri
membutku semakin terpuruk
ingin kurobek tirai sengsara ini
hati lelah memaksa hidup
Bila mata meratup
bukan kantuk yang mendera
bukan lelah yang memaksa
tapi jiwaku ingin berlari
meninggalkan bumi
merangkul Fajar ..
Pancaran mentari sampaikan salam,
hangatkan hari tersenyum,
indah pada dunia membuka dan uraikan terangmu pada kehidupan.
Biarkan energy positifnya mengisi jiwa.
Memandang kehidupanmu sebagai sebuah kenikmatan,
mensyukuri datangnya hari,
Menyambut segala kesibukan kehidupan dengan senyum.
KUMPULAN STATUS KU DI FB
Dalam kelemahan cinta
aku bagai merpati yang terlukah
merambah langit dengan simbahan air mata
mengguncang mimpi dengan jari kaki rapuh
adakah kau semai bintang
biar hembus malammu
sedikit menghangat
karena tubuhku begitu usang
menerima sentuhanmu
hatiku lelah
Rintih jiwa
mengoyak
ketenangan,
merampas rasa yang tak terbilang,
kala sepi menjelang dibalik jendela kehidupan,
aku masih tetap terjaga disudut mimpi kelam
maaf
ku tak lagi mampu meretas rindu
dengan menanti mail yang tak kunjung tiba ..
kesabaran ini mulai memudar.
enggan meniti mimpi,
mengulung harap yang tergores.
menjerat ku dalam kepenatan raga yg kian rapuh,
walau khayalan tentang mu masih segar ...
Aku tak mengerti
mengapa aku merindumu?
mencemaskanmu dalam setiap deret waktu
meraba imajinasiku untuk menerka
apa yang kau lakukan?
...berharap kau sedikit membayangkanku
biar hati ini lega... salam manis mat sore ...
aku bagai merpati yang terlukah
merambah langit dengan simbahan air mata
mengguncang mimpi dengan jari kaki rapuh
adakah kau semai bintang
biar hembus malammu
sedikit menghangat
karena tubuhku begitu usang
menerima sentuhanmu
hatiku lelah
Rintih jiwa
mengoyak
ketenangan,
merampas rasa yang tak terbilang,
kala sepi menjelang dibalik jendela kehidupan,
aku masih tetap terjaga disudut mimpi kelam
maaf
ku tak lagi mampu meretas rindu
dengan menanti mail yang tak kunjung tiba ..
kesabaran ini mulai memudar.
enggan meniti mimpi,
mengulung harap yang tergores.
menjerat ku dalam kepenatan raga yg kian rapuh,
walau khayalan tentang mu masih segar ...
Aku tak mengerti
mengapa aku merindumu?
mencemaskanmu dalam setiap deret waktu
meraba imajinasiku untuk menerka
apa yang kau lakukan?
...berharap kau sedikit membayangkanku
biar hati ini lega... salam manis mat sore ...
ORETAN KECIL KU
melintasi jejak pengembaraan
tersirat rupa makna hidup
senja yang terlupa
menandakan tuanya waktu
lahirkan malam
sejenak baringkan raga dari penatnya hidup
naikkanlah syukur
agar isak embun membangunkan kita
kala ibu mentari mengajaknya pulang
saatnya berbenah diri
menghitung bekal
melintasi jalan yang tersisa
Pernah ....
Lembut lentik jemari emailmu
mengenggam jemari imajinasiku
melewati liku sungai kehidupan
menelusuri jarak asa
setia setiap waktu
jadikan penawar dahaga bagi kembang liar
juga pucuk perdu
yang hidup ditepian hatiku ...
pernah ...
dawai tawamu dalam kata
temani sepi ku dalam canda
saat kita lewati terjalnya karang
jiwaku rapuh
hadirkan sepi akan asa
bentengi luka dalam diam
dijaga dengan makna rasa
agar tiada perseteruan yang endemik
walau akhir lahirkan polemik hati
dengan memberi hormat akan privasi
aku mengagumi
juga membencimu dalam diamku
semuanya akan ku tebus
dalam ruang dan waktu tak bertepi
Melepas senja
menanggalkan kerinduan
disini
berbalut resah
menanti emailmu yang tak kunjung tiba
merubah lara menjadi senyum
rintih jiwa
mengoyak ketenangan
merampas rasa dalam diam
kala sepi menjelang
dibalik jendela kehidupan
aku mencemaskan mu
dalam setiap deret waktu ...
harap ku
kau sedikit saja membayangkan ku
biar lega hati ku
Penat ...
bergumul dengan hati
saat ini ..
kumaki kebodohan ku sendiri
yang selalu larut dalam angan
emailmu memperlakukanku begitu istimewa
diantara rasa yang yang tak pernah ada
hingga aku terlanjur menyimpan harap
yang menjadi bumerang bagi ku
haruskah ..
kuterima tawaran sebagai sahabat
sedang aku terlanjur sayang
aihhhhh ...
hati ku nelangsa juga terisak
Waktu begitu cepat berlalu
Bagai kepak rajawali jelajahi luas cakrawala
Laksana camar selami samudra
Demikianpun usia betah berlabuh
Menyuburkan uban dikepala
Saat ini ku harap
Senja tak duduk membatu menatap usia
Tapi bangkitlah … tanggalkan semua beban pada kelam
Gantungkan cita_2 mu pada bintang
Sebab engkau sejatinya
Adalah embun pagi bagi jiwa yang kering
Selamat ultah kawan …
Hanya ini yang ku punya seikat hati berpita biru
Dari sahabat masa kecil mu ..
By PK di sabana rote
aku ...
tak akan bisa membenci mu
walau itu keinginan ku hingga mati
Sabar ..........
adalah kedewasaan dalam telaga maaf
akan ku ciptakan diam
merenung .....
juga hening dalam semesta
hingga ku temukan
damai di tebing nuraniku
Saatnya menepi
dari rasa yang tak mampu kuretas
dengan hanya mengharapkan mu
suatu saat berubah pikir
aku lelah ...
enggan menitih buih
mengulung harap
yang menjerat ku
dalam kepenatan jiwa
walau hayal tentang mu masih segar
benar kata sahabat sejati ku
cinta tak selamanya harus memiliki
aku amini itu
akan kupelihara rasa ini
pada tebing hatiku
setidaknya pernah kita
bersama mengarungi samudera impian
hingga akhirnya
waktu memilih kita untuk mejadi sahabat ...
tersirat rupa makna hidup
senja yang terlupa
menandakan tuanya waktu
lahirkan malam
sejenak baringkan raga dari penatnya hidup
naikkanlah syukur
agar isak embun membangunkan kita
kala ibu mentari mengajaknya pulang
saatnya berbenah diri
menghitung bekal
melintasi jalan yang tersisa
Pernah ....
Lembut lentik jemari emailmu
mengenggam jemari imajinasiku
melewati liku sungai kehidupan
menelusuri jarak asa
setia setiap waktu
jadikan penawar dahaga bagi kembang liar
juga pucuk perdu
yang hidup ditepian hatiku ...
pernah ...
dawai tawamu dalam kata
temani sepi ku dalam canda
saat kita lewati terjalnya karang
jiwaku rapuh
hadirkan sepi akan asa
bentengi luka dalam diam
dijaga dengan makna rasa
agar tiada perseteruan yang endemik
walau akhir lahirkan polemik hati
dengan memberi hormat akan privasi
aku mengagumi
juga membencimu dalam diamku
semuanya akan ku tebus
dalam ruang dan waktu tak bertepi
Melepas senja
menanggalkan kerinduan
disini
berbalut resah
menanti emailmu yang tak kunjung tiba
merubah lara menjadi senyum
rintih jiwa
mengoyak ketenangan
merampas rasa dalam diam
kala sepi menjelang
dibalik jendela kehidupan
aku mencemaskan mu
dalam setiap deret waktu ...
harap ku
kau sedikit saja membayangkan ku
biar lega hati ku
Penat ...
bergumul dengan hati
saat ini ..
kumaki kebodohan ku sendiri
yang selalu larut dalam angan
emailmu memperlakukanku begitu istimewa
diantara rasa yang yang tak pernah ada
hingga aku terlanjur menyimpan harap
yang menjadi bumerang bagi ku
haruskah ..
kuterima tawaran sebagai sahabat
sedang aku terlanjur sayang
aihhhhh ...
hati ku nelangsa juga terisak
Waktu begitu cepat berlalu
Bagai kepak rajawali jelajahi luas cakrawala
Laksana camar selami samudra
Demikianpun usia betah berlabuh
Menyuburkan uban dikepala
Saat ini ku harap
Senja tak duduk membatu menatap usia
Tapi bangkitlah … tanggalkan semua beban pada kelam
Gantungkan cita_2 mu pada bintang
Sebab engkau sejatinya
Adalah embun pagi bagi jiwa yang kering
Selamat ultah kawan …
Hanya ini yang ku punya seikat hati berpita biru
Dari sahabat masa kecil mu ..
By PK di sabana rote
aku ...
tak akan bisa membenci mu
walau itu keinginan ku hingga mati
Sabar ..........
adalah kedewasaan dalam telaga maaf
akan ku ciptakan diam
merenung .....
juga hening dalam semesta
hingga ku temukan
damai di tebing nuraniku
Saatnya menepi
dari rasa yang tak mampu kuretas
dengan hanya mengharapkan mu
suatu saat berubah pikir
aku lelah ...
enggan menitih buih
mengulung harap
yang menjerat ku
dalam kepenatan jiwa
walau hayal tentang mu masih segar
benar kata sahabat sejati ku
cinta tak selamanya harus memiliki
aku amini itu
akan kupelihara rasa ini
pada tebing hatiku
setidaknya pernah kita
bersama mengarungi samudera impian
hingga akhirnya
waktu memilih kita untuk mejadi sahabat ...
Kamis, 01 Juli 2010
CERITERA TENTANG NEGERI KU
di sini …..
negeri ku
kebobrokan ditambal jadi mentereng
kejujuran diamputasi hingga lumpuh
tak bisa berdiri
apalagi selonjorkan kaki
dari penatnya jiwa
upeti ditarik setiap hari
bayar …..
atau pergi
disini …..
negeri ku
bagai dagelan teri
dari layar tancap kaum pinggiran
kejujuran dianggap sandiwara klasik negeri dongeng
penghibur jelata kala lelah
walau asap aib membumbung tinggi
dianggap sampah basah yang terbakar
saweran ditarik
agar lakon dapat berlanjut
rasa malu dirapikan dalam peti
tak perduli
kepala atau kaki
tawa atau tangis, tetap dipajaki
jika bertanya dijawab besok pagi
sedangkan esok lakonnya selesai …
disini …..
negeri ku
jangan harapkan kebobrokan terurai
sebab perlahan tapi pasti
raib menyusuri rel waktu
ramah menguliti kebenaran
uang dan jabatan runtuhkan nurani
disini …..
negeriku
jangan rindukan terang
walau sejenak lepaskan beban
sebab akan menjadi musuh peradaban
dari kaum tak bermartabat
disini jika ingin selamat
berdialoglah dengan hati
agar jangan dianggap provokator yang membocorkan rahasia negeri ..
negeri ku
kebobrokan ditambal jadi mentereng
kejujuran diamputasi hingga lumpuh
tak bisa berdiri
apalagi selonjorkan kaki
dari penatnya jiwa
upeti ditarik setiap hari
bayar …..
atau pergi
disini …..
negeri ku
bagai dagelan teri
dari layar tancap kaum pinggiran
kejujuran dianggap sandiwara klasik negeri dongeng
penghibur jelata kala lelah
walau asap aib membumbung tinggi
dianggap sampah basah yang terbakar
saweran ditarik
agar lakon dapat berlanjut
rasa malu dirapikan dalam peti
tak perduli
kepala atau kaki
tawa atau tangis, tetap dipajaki
jika bertanya dijawab besok pagi
sedangkan esok lakonnya selesai …
disini …..
negeri ku
jangan harapkan kebobrokan terurai
sebab perlahan tapi pasti
raib menyusuri rel waktu
ramah menguliti kebenaran
uang dan jabatan runtuhkan nurani
disini …..
negeriku
jangan rindukan terang
walau sejenak lepaskan beban
sebab akan menjadi musuh peradaban
dari kaum tak bermartabat
disini jika ingin selamat
berdialoglah dengan hati
agar jangan dianggap provokator yang membocorkan rahasia negeri ..
KADO ULANG TAHUN ROTE NDAO (sebuah renungan)
hari ini tepat delapan tahun usia mu
masih terlalu muda untuk usia sebuah kehidupan
tapi terlalu tua bagi sebuah pengorbanan untuk melahirkan mu
banyak harap menjadikan mu pandawa
tapi engaku sendiri memilih menjadi kurawa
dan itu terbukti dari lahir mu yang dianggap prematur
begitu banyak yang mencibir dari bibir pembenci,
tapi tidak sedikit juga yang terburai air mata ketika kamu lahir
sehingga menimbulkan debat,sikut,jegal juga saling membunuh
hari ini tepat delapan tahun usiamu
hanya aku yang berdiri goyah pada pondasi rapuh mu
memandangi langit keruh yang meludahimu dengan rintiknya
kembali ramalan tua_tua Baal bersiliweran lahirkan opini najis
dengan sesajen mereka berseru ini pertanda baik...
sementara dilangit mentari tinggal sepenggal
menikam ubun_ubun rutinitas
hanya aku yang berteduh
bagai dungu relakan otak beku tak mengepul.
kosong ...
hari ini tepat delapan tahun usiamu
kembali rinai gerimis bersetubuh dengan bumi siang ini
Lunturkan debu-debu
tapi tidak bagi ego manusianya yang tamak oleh harta
hari ini tepatnya delapan tahun usia mu
mampukah??? kamu berdiri megah diatas keropos pondasimu
sedangkan begitu banyak penjarah mencabuli visi misi mu
" ita esa; nusa fua funi;rote de malole " hanya simbol mentereng
sehingga tak ada lagi canda bocah pengembala, juga kidung perawan pemetik padi kala senggang
yang tertinggal hanya umpatan dan makian juga senyum sinis bibir bergincu tebal .. layaknya anak_anak tak beradab... yang tak kenal bangku sekolah
hari ini tepat usiamu yang ke delapan
tak ada kado untuk mu dari ku di sabana mu
karena aku sendiri tak mampu memerah susu dari hasil gembalaan ku yang terkulai lemas akibat kurang makan...
tak ada juga nira yang tersadap karena kemarau kutuk telah meranggaskan batang_batang lontar
para tetuah beralih profesi ... duduk_duduk di depan megah gerbangmu yang berdebu sambil berdiskusi, bagaimana merampok dan merampasmu dari sang takdir yang melahirkan mu...
hari ini tepat usiamu delapan tahun ...
aku terduduk lemas dengan sebotol arak toast kelahiran mu diselinggi canda cabul pendiri negeri
hari ini tepat delapan tahun usiamu
mampukah kamu tumbuh sebagai anak yang cerdas .. sedangkan lingkungan mu begitu buruk
hari ini tapat delapan tahun usiamu
aku menangisi mu ...
masih terlalu muda untuk usia sebuah kehidupan
tapi terlalu tua bagi sebuah pengorbanan untuk melahirkan mu
banyak harap menjadikan mu pandawa
tapi engaku sendiri memilih menjadi kurawa
dan itu terbukti dari lahir mu yang dianggap prematur
begitu banyak yang mencibir dari bibir pembenci,
tapi tidak sedikit juga yang terburai air mata ketika kamu lahir
sehingga menimbulkan debat,sikut,jegal juga saling membunuh
hari ini tepat delapan tahun usiamu
hanya aku yang berdiri goyah pada pondasi rapuh mu
memandangi langit keruh yang meludahimu dengan rintiknya
kembali ramalan tua_tua Baal bersiliweran lahirkan opini najis
dengan sesajen mereka berseru ini pertanda baik...
sementara dilangit mentari tinggal sepenggal
menikam ubun_ubun rutinitas
hanya aku yang berteduh
bagai dungu relakan otak beku tak mengepul.
kosong ...
hari ini tepat delapan tahun usiamu
kembali rinai gerimis bersetubuh dengan bumi siang ini
Lunturkan debu-debu
tapi tidak bagi ego manusianya yang tamak oleh harta
hari ini tepatnya delapan tahun usia mu
mampukah??? kamu berdiri megah diatas keropos pondasimu
sedangkan begitu banyak penjarah mencabuli visi misi mu
" ita esa; nusa fua funi;rote de malole " hanya simbol mentereng
sehingga tak ada lagi canda bocah pengembala, juga kidung perawan pemetik padi kala senggang
yang tertinggal hanya umpatan dan makian juga senyum sinis bibir bergincu tebal .. layaknya anak_anak tak beradab... yang tak kenal bangku sekolah
hari ini tepat usiamu yang ke delapan
tak ada kado untuk mu dari ku di sabana mu
karena aku sendiri tak mampu memerah susu dari hasil gembalaan ku yang terkulai lemas akibat kurang makan...
tak ada juga nira yang tersadap karena kemarau kutuk telah meranggaskan batang_batang lontar
para tetuah beralih profesi ... duduk_duduk di depan megah gerbangmu yang berdebu sambil berdiskusi, bagaimana merampok dan merampasmu dari sang takdir yang melahirkan mu...
hari ini tepat usiamu delapan tahun ...
aku terduduk lemas dengan sebotol arak toast kelahiran mu diselinggi canda cabul pendiri negeri
hari ini tepat delapan tahun usiamu
mampukah kamu tumbuh sebagai anak yang cerdas .. sedangkan lingkungan mu begitu buruk
hari ini tapat delapan tahun usiamu
aku menangisi mu ...
Langganan:
Postingan (Atom)