melintasi jejak pengembaraan
tersirat rupa makna hidup
senja yang terlupa
menandakan tuanya waktu
lahirkan malam
sejenak baringkan raga dari penatnya hidup
naikkanlah syukur
agar isak embun membangunkan kita
kala ibu mentari mengajaknya pulang
saatnya berbenah diri
menghitung bekal
melintasi jalan yang tersisa
Pernah ....
Lembut lentik jemari emailmu
mengenggam jemari imajinasiku
melewati liku sungai kehidupan
menelusuri jarak asa
setia setiap waktu
jadikan penawar dahaga bagi kembang liar
juga pucuk perdu
yang hidup ditepian hatiku ...
pernah ...
dawai tawamu dalam kata
temani sepi ku dalam canda
saat kita lewati terjalnya karang
jiwaku rapuh
hadirkan sepi akan asa
bentengi luka dalam diam
dijaga dengan makna rasa
agar tiada perseteruan yang endemik
walau akhir lahirkan polemik hati
dengan memberi hormat akan privasi
aku mengagumi
juga membencimu dalam diamku
semuanya akan ku tebus
dalam ruang dan waktu tak bertepi
Melepas senja
menanggalkan kerinduan
disini
berbalut resah
menanti emailmu yang tak kunjung tiba
merubah lara menjadi senyum
rintih jiwa
mengoyak ketenangan
merampas rasa dalam diam
kala sepi menjelang
dibalik jendela kehidupan
aku mencemaskan mu
dalam setiap deret waktu ...
harap ku
kau sedikit saja membayangkan ku
biar lega hati ku
Penat ...
bergumul dengan hati
saat ini ..
kumaki kebodohan ku sendiri
yang selalu larut dalam angan
emailmu memperlakukanku begitu istimewa
diantara rasa yang yang tak pernah ada
hingga aku terlanjur menyimpan harap
yang menjadi bumerang bagi ku
haruskah ..
kuterima tawaran sebagai sahabat
sedang aku terlanjur sayang
aihhhhh ...
hati ku nelangsa juga terisak
Waktu begitu cepat berlalu
Bagai kepak rajawali jelajahi luas cakrawala
Laksana camar selami samudra
Demikianpun usia betah berlabuh
Menyuburkan uban dikepala
Saat ini ku harap
Senja tak duduk membatu menatap usia
Tapi bangkitlah … tanggalkan semua beban pada kelam
Gantungkan cita_2 mu pada bintang
Sebab engkau sejatinya
Adalah embun pagi bagi jiwa yang kering
Selamat ultah kawan …
Hanya ini yang ku punya seikat hati berpita biru
Dari sahabat masa kecil mu ..
By PK di sabana rote
aku ...
tak akan bisa membenci mu
walau itu keinginan ku hingga mati
Sabar ..........
adalah kedewasaan dalam telaga maaf
akan ku ciptakan diam
merenung .....
juga hening dalam semesta
hingga ku temukan
damai di tebing nuraniku
Saatnya menepi
dari rasa yang tak mampu kuretas
dengan hanya mengharapkan mu
suatu saat berubah pikir
aku lelah ...
enggan menitih buih
mengulung harap
yang menjerat ku
dalam kepenatan jiwa
walau hayal tentang mu masih segar
benar kata sahabat sejati ku
cinta tak selamanya harus memiliki
aku amini itu
akan kupelihara rasa ini
pada tebing hatiku
setidaknya pernah kita
bersama mengarungi samudera impian
hingga akhirnya
waktu memilih kita untuk mejadi sahabat ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar