Kaki
telanjang ku mengigil
Pada
keping paving rumah mu
Sementara
hujan beku warnai terasmu
Dingin
menyentuh telapak
Lengan mu
menuntun gerak tubuhku
Berpadu aroma
parfum murah
Mengalir
deras dalam desah nafas
Menjelma badai
bandang
Dalam gairah
yang kau tawarkan
Hangat
jamu penambah stamina
Tersaji
mengoda diatas meja kayu
Pada tatakan
retak tak berwarna
Kutemui
jawabannya
Dalam sintal
lekuk tubuhmu
Kau lukis
kerasnya hidup
Aroma parfum
mu
Mengajari
ku memahami dirimu
Luruskan frase
kehidupan
Yang tak mampu
kupahami
Menorehkan
garis lurus
Tentang kerasnya
derita
Yang saat
ini kejam menguliti
Kembali
ku hembuskan
Kepulan asap
rokok dalam_dalam
Saat
sesak hasrat terjawab dalam gairah liar
Aku tersentak
sadar
Kita berdiri
menjaga jarak
Lantas
tubuh mu menghilang
Ditelan
daun pintu buram rumah petak
Isyarat
untuk ku segera pulang
Dengan
sepasang kaki telanjang
Sempat ku
toleh dibalik jendela kehidupan
Paras
cantikmu hilang di telan kelambu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar