Aura mu menuntunku melacurMenghisap setiap lendir
Comberan kehidupan ku sendiri
Menjelma bara api membakar
Kepulan rokok yang ku hempaskan
Pada sesak hasrat yang tersambut
Ketika puntung klimaks
Terhidang tak beraturan di atas asbak retak
Kau tetap tersenyum menantang
Luruhkan mantra bathin
“main yuk” ajakmu penuh kegenitan
Hadirkan sejuta tanya luguku
Dan berakhir semuanya
Pasrah dalam tuntunan mu
Bagai kerbau di cocok hidungnya
Diantara senyuman dan ayak pinggul
Kau sisipkan berjuta jerat
Membuat ku mabuk dan luruh dalam gengaman mu
Hingga fajar terbit
Kita masih tak berbusana
Satu hal yang ku ingat
Setelah kemarau membakar duniaku
Kamu pandai mengemas sejuta ratap dan derita
Terbungkus rapi dalam sejuta pesona
Demi sesuap nasi bagi kehidupan tanggungan mu
Kau luruskan frase_frase kehidupan yang tak pernah ku pahami
Jalan gelap yang kau tempuh dengan sepasang kaki telanjang
Dibalik jendela kehidupan
Banyak hikmah yang terpetik
Dari balik ketelanjangan ini
Di sini, Di dinding kamar ini
Egoku kau telanjangi
Dengan hadirnya tanya baru dalam labirin kehidupan
Kamukah pelacurnya ?????
Ataukah aku sendiri
Yang memanfaatkan ketidakberdayaanmu menyiasati hidup
Dengan sejuta dalih
Tapi satu hal yang pasti
Apapun alasannya
Kita tak akan pernah bisa menghakimi
Sebab sempurna bukan milik kita
Comberan kehidupan ku sendiri
Menjelma bara api membakar
Kepulan rokok yang ku hempaskan
Pada sesak hasrat yang tersambut
Ketika puntung klimaks
Terhidang tak beraturan di atas asbak retak
Kau tetap tersenyum menantang
Luruhkan mantra bathin
“main yuk” ajakmu penuh kegenitan
Hadirkan sejuta tanya luguku
Dan berakhir semuanya
Pasrah dalam tuntunan mu
Bagai kerbau di cocok hidungnya
Diantara senyuman dan ayak pinggul
Kau sisipkan berjuta jerat
Membuat ku mabuk dan luruh dalam gengaman mu
Hingga fajar terbit
Kita masih tak berbusana
Satu hal yang ku ingat
Setelah kemarau membakar duniaku
Kamu pandai mengemas sejuta ratap dan derita
Terbungkus rapi dalam sejuta pesona
Demi sesuap nasi bagi kehidupan tanggungan mu
Kau luruskan frase_frase kehidupan yang tak pernah ku pahami
Jalan gelap yang kau tempuh dengan sepasang kaki telanjang
Dibalik jendela kehidupan
Banyak hikmah yang terpetik
Dari balik ketelanjangan ini
Di sini, Di dinding kamar ini
Egoku kau telanjangi
Dengan hadirnya tanya baru dalam labirin kehidupan
Kamukah pelacurnya ?????
Ataukah aku sendiri
Yang memanfaatkan ketidakberdayaanmu menyiasati hidup
Dengan sejuta dalih
Tapi satu hal yang pasti
Apapun alasannya
Kita tak akan pernah bisa menghakimi
Sebab sempurna bukan milik kita
Tidak ada komentar:
Posting Komentar