padamu yang menawarkan senyum ramah
memberi doa pada baitbait hidupmu yang rapuh
tersimpan dalam wajah mu yang tirus juga sunyi
wajah yang lelah selama bertahun menampung segudang risau
bertahun pergi menjejaki nasib mengurai mimpi
sibuk menyiangi lahan dengan kasih
sementara suaminya menunggu di suapi
dengan cinta ribuan kata indah
yang selalu dikirimi lelaki pemimpinya
selalu berserak mengunduli logika
hingga tanpa sadar berjalan menujuh kematian
“bu setiap hari kita berjalan kapan berhentinya”
di sini nak tempat ayahmu mencari kenikmatan di luar pintu rumah kita”
“ibuku jujur ingin ku kirim sebuah memo kecil kepada ayah
agar gerak hati perempuanmu mesti kau baca
sebab di situ, rahasia rusukmu telah tersimpan rapi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar