untukmu, yang selalu mengirim isyarat rindu
pada garis pertemuan yang menabur debar dada
aku menemukan senyummu yang ranum
senyum yang mengganggu pulas tidurku
selalu ku tuangkan rasaku dalam oretan hati
yang selalu mengasinkan diri dalam jarak
hingga mengaburkan jalan pulangnya rindu
yang selalu menemukan detaknya di dadamu
kadang aku menanak airmataku sekedar mengingatmu
yang keras kepala sehingga aku lebih keras mengingatmu
lalu menerawang setiap bekas ciumanmu disetiap helai email
agar tak luruh seperti embun di bakar matahari
kebahagiaan menjadi hal yang mahal dan rumit
saat kau atau aku selalu menakar segala kekurangan yang sering kita
sajikan
disetiap akhir pertemuan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar