Senin, 06 Oktober 2014

SETELAH PERGI MU BUNDA



setelah pergimu aku menyesalinya
mengapa ku tak ingin menemanimu
memandang mentari yang mengatupkan kelopak jingganya

kini tak ada lagi petuahmu yang aku sebut kolot
tak ada rangkaian lokomotif perintahmu
yang aku sebut nyanyian kampungan
sudah bisukah

saat uban menggiringmu menapaki senja usia
tanpa keluh dalam peluhmu
dzikir menjadi nyanyian bibirmu
tak lekang waktu pujianmu pada sang khalik
retinamu dalam rabun
masih saja tajam menukik pada ayatayat Suci
ahh,.. aku iri melihatmu banyak menanak bekal
dalam sisa perjalanan mu

setelah pergimu baru aku tahu makna semuanya
kini aku harus meneruskan warisan itu pada anakanaku
warisan yang dulu aku sebut kolot dan kampungan

bunda,................
Tuhan begitu mencintaimu
sehingga dia memanggilmu agar aku bisa dewasa
dewasa dalam mendidik anakanakku

Tidak ada komentar: