Senin, 27 September 2010

KENANGAN TENTANG MU

diam detak jantung
hantarkan kenangan waktu
yang tak pernah kembali
ketika kelam malam setubuhi fajar
anganku sempat melukis bayang mu yang tak pernah hilang
walau gegas waktu mencurinya
tapi kenangan kita tetap saling dekap erat
pada tautan jemari kerinduan
mengeliat hangat dalam genggaman
menebar ingatan
dimana bahagia pernah tersimpan
laiknya hujan pada kemarau
yang selalu menjadikannya semi

PERSAHABATAN YANG RETAK

sedih ku bergumul dengan hati
kamu menjamuku dengan perpisahan
diluar kebiasaan kita sebagai sahabat
hanya satu hal yang aku ingat
aku begitu membenci kebodohan ku sendiri
terlalu larut dalam kenikmatan
yang ku maki saat ini
diantara
kelembutan rasa yang kau tawarkan
tersimpan dendam
begitu kuat kau betentengi hati mu
dengan isak
diam kau jagal aku
cara yang seharusnya tidak dilakukan seorang sahabat...
15-09-2010

CATATAN DARI ARENA SIDANG II

Segala sesuatunya menjadi serba tidak jelas, keadaan kantor lagi muram,
para pemimpin tidak berani angkat bicara mengenai apa sebenarnya yang dialami oleh Negeri ini,
apakah akan berjalan dengan baik_baik saja ataukah akan berakhir fatal akibat chaos politik yang masih melanda
walau perhelatan itu sebenarnya telah berakhir dua tahun lalu,
tapi puing_puing kehancuran dari perang itu masih membekas di setiap insan yang mendiami negeri ini.
Itulah yang mengakibatkan saling sikut, jegal dan juga membunuh karater seseorang yang dianggap musuh terus berlanjut.
Dan badai itupun menghempas Rote pada titik nadir yang terdalam
Nusa Fua Funi tak mampu lagi melepaskan penatnya hati, walau hanya selonjorkan kaki dari rutinitas yang memuakkan.
Tak ada lagi waktu untuk tentram secara pshikology,
seluruhnya telah tersita oleh persoalan_persoalan yang tidak substansial.
Pelayanan mulai terganggu, dengan peristiwa_peristiwa yang layak sensor.
Aku hanya tertawa getir,
beginikah cara seorang pemimpin dihargai ketika kepalanya yang terangkat di paksa tunduk
karena hal_hal yang sepele,dengan cara_cara yang tidak bermartabat.
Solidaritas Korps diam terpaku,
bawahan yang seharusnya mengangkat kepala yang tertunduk gemetaran kayak pecundang,
Tata keprotokoleran yang ketat hanya bahodeng semata,
Aparaturnya keluh kayak pengemis yang minta dikasihani
.. sungguh naas ..
ngak ada yang berani unjuk gigi
takutnya mendapat gelar “ PAHLAWAN KESIANGAN”
AIHHH … akumulasi persoalan telah menghancurkan sendi_sendi kepercayaan
juga wibawa suatu pemerintahan yang bermartabat.
Belum lagi dengan persoalan "Clean Good Governench" Silahturahmi pejabat_pejabat teras ke pihak yang berwajib selalu mendapat gelar mantereng sebagai "TERSANGKA"
ADOWWWW … Aku lelah,
ku butuh tempat untuk bersandar,
mungkin di sebuah sudut hati yang mampu menenangkan jiwa yang tak tenang.
atau sebuah pak laru sederhana biar bisa hilang luka ini sesaat saja ....
21/08/2010 ... GEDUNG SASANDO ROTE

BIDUKKU RETAK

Retak Biduk layari samudera hati
Tingkap layar koyak terkembang
Lucuti bentang mata angin
Di sudut buritan berbahasa batu
Gurati setapak makam lelapmu
Dengan jelaga mentari retak
Susupi mendung hati retas air mata
Didada ku masih tersisa selongsong bulan
Usai memberi Suar ingin berlabuh
Sambil menenun doa
Mungkinkah,
berlabuh lagi pada dermaga yang telah dirobohkan?
Aku karam



ASSA INI PERNAH ADA

Pada kerontangnya Perdu
pernah tersimpan sebulir embun
basahi rose liar
tepat sebelum ibu mentari mengajaknya pulang
dalam dahaga yang keringkan hati
layaknya sepi yang merajamku dengan liar
merembesi celah kenangan
mengahajar asa ku hingga limbung
terjerat cuaca gegas mata hujan
hadirkan gigil kehidupan
sebelum fajar lebur dalam senja buram
gelisah kau bawah ke ruang hati

SERPIHAN HATI ..

hati ku telah dicuri senja
saat malam masih belia lahirkan gulita
pendarnya tak berdaya melawan takdir
raib tak berjejak
hingga jemari waktu letih mengurut rotasi
dalam guratan kasih tak terjelma
juga desiran rindu tak terbalas
dalam gapaian musim semi
aku mulai melayari buih
dengan biduk harap pemberian mu
tampa buaian ombak pada pinggul sampan
juga pekik rindu camar
dalam labirin sunyi samudera hati
kini, saat ini
sejak senja di persimpangan hati
kita seiring tapi tak sejalan
menghempas pada dimensi rasa
yang berakhir
pada retaknya hati.

KADO KU ...

Hari ini tepat delapan hari kepergian mu bunda

Masih tersisa bias kala retina ini merajut derita
sulami warna perih pada kelopak mata sisa tangis kemarin
kala duka biaskan rasa
menerpa jiwa dalam lamunan malam menghiasi kesendirianku
Ku coba menggali saat manis yang terkubur
Dengan hadirkan sosok orang_orang yang aku kasihi
Disisi hati
Namun aku telah menenun rasa yang terjerat
Bagai menggali kembali saat manis yang telah terkubur.... dalam kerak kedukaan
yang tenggelamkan asa pada tubir terdalam
hingga tak mampu terselami walau sekedar lepaskan penatnya hati

hari ini tepat bertambah setahun usia ku

masih terlalu muda untuk usia sebuah kehidupan
tapi terlalu tua bagi sebuah pengorbanan
banyak harap menjadikan ku sukses
tapi aku sendiri memilih menjadi keakuanku
dan itu terbukti dari lahir ku yang dianggap prematur
begitu banyak yang mencibir,
tapi tidak sedikit juga yang terburai air mata
hari ini tepat bertambah setahun usia ku
juga delapan hari kepergianmu
Bunda tak ada kado untuk ku dari mu juga ayahanda
karena kalian sendiri tak mampu memerah susu
dari hasil gembalaan yang terkulai lemas akibat kurang makan...
tak ada juga nira yang tersadap
karena kemarau kutuk telah meranggaskan batang_batang lontar

hari ini bertambah setahun usia ku

ingin ku ceritakan pada kalian bahwa begitu banyak
ucapan juga kado istimewa dari sahabat_2 maya ku
tapi lidah ku keluh …
hanya ini yang ku punya ….
Sikat hati berpita biru untuk mu ayah dan bunda ku

Juga untuk mu sahabat_sahabat maya ku.

Aku ingin tersenyum untuk mu
Semoga kau tahu itu
Dan menangkap senyum ku
Disini aku mau berkata
Bahwa suasana di kota mu indah
Walau mendung mengantikan atap mu
Kamu tetap mengajak ku menikmatinya dengan riang
Sebab jarak tak pernah menguliti sukacita yang keluar dari hatimu.
Sebelum kuakhiri email ku siang ini,
Anggaplah aku telah memelukmu dengan kata...
Sebuah pelukan yang mengawali hari dalam kehangatan.
Aku begitu merindukan kalian …
MEDIO 8 SEPTEMBER 2010....
INTERVAL CITA DAN CINTA KU
Sudah empat bulan aku melakukan pe_dekate kepada dewi sahabat maya ku " I FALL IN LOVE THE FIRST SIGHT ".
Melalui segala macam cara akhirnya aku mendapatkan nomor HP nya. Seiring dengan waktu, sikapnya mulai melunak dan mulai membuka diri. Selama awal awal bulan kami hanya berhubungan lewat SMS,menelponpun aku belum begitu berani, ada macam – macam ketakutan yang menghantuiku,takut kagok lah, takut tiba tiba gak bisa ngomong, takut di tolak, takut ini,takut itu dan sejuta ketakutan lainnya.

Awal Minggu Bulan Juli Tahun 2010
Kejenuhan merayapi ku ...
aku muak dengan segalah kemenangan akal ku yang hampir saja membunuh ku,
walau pedang itu telah terhunus siap memenggal hidup ku juga orang_orang yang ku kasihi,karena sebuah permainan elite_elite politik kotor dengan dalil memihak orang kecil.

KADO HUT ROTE NDAO KE 8
hari ini tepat delapan tahun usia mu
masih terlalu muda untuk usia sebuah kehidupan
tapi terlalu tua bagi sebuah pengorbanan untuk melahirkan mu
banyak harap menjadikan mu pandawa
tapi engaku sendiri memilih menjadi kurawa
dan itu terbukti dari lahir mu yang dianggap prematur
begitu banyak yang mencibir dari bibir pembenci,
tapi tidak sedikit juga yang terburai air mata ketika kamu lahir
sehingga menimbulkan debat,sikut,jegal juga saling membunuh
hari ini tepat delapan tahun usiamu
hanya aku yang berdiri goyah pada pondasi rapuh mu
memandangi langit keruh yang meludahimu dengan rintiknya
kembali ramalan tua_tua Baal bersiliweran lahirkan opini najis
dengan sesajen mereka berseru ini pertanda baik...
sementara dilangit mentari tinggal sepenggal
menikam ubun_ubun rutinitas
hanya aku yang berteduh
bagai dungu relakan otak beku tak mengepul.
kosong ...hari ini tepat delapan tahun usiamu
kembali rinai gerimis bersetubuh dengan bumi siang ini
Lunturkan debu-debutapi tidak bagi ego manusianya yang tamak oleh harta
hari ini tepatnya delapan tahun usia mu
mampukah???
kamu berdiri megah diatas keropos pondasimu
sedangkan begitu banyak penjarah mencabuli visi misi mu
" ita esa; nusa fua funi;rote de malole "
hanya simbol mentereng
sehingga tak ada lagi canda bocah pengembala,
juga kidung perawan pemetik padi
kala senggang yang tertinggal hanya umpatan dan makian
juga senyum sinis bibir bergincu tebal.. layaknya anak_anak tak beradab...
yang tak kenal bangku sekolah
hari ini tepat usiamu yang ke delapan
tak ada kado untuk mu dari ku di sabana mu
karena aku sendiri tak mampu memerah susu dari hasil gembalaan ku yang terkulai
lemas akibat kurang makan...
tak ada juga nira yang tersadap
karena kemarau kutuk telah meranggaskan
batang_batang lontar
para tetuah beralih profesi ... duduk_duduk di depan megah gerbangmu yang
berdebu sambil berdiskusi, bagaimana merampok dan merampasmu
dari sang takdir yang melahirkan mu...
hari ini tepat usiamu delapan tahun ...
aku terduduk lemas dengan sebotol arak toast kelahiran mu
diselinggi canda cabul pendiri negeri
hari ini tepat delapan tahun usiamu
mampukah kamu tumbuh sebagai anak yang cerdas ..
sedangkan lingkungan mu begitu buruk
hari ini tapat delapan tahun usiamu
aku menangisi mu ...

Minggu Kedua Bulan Juli
Hi ... sepi .. gi ngapain .. da ganti nomorya .. balas ku ..
ngak ini nomor buat YM kata mu, sip lah balas ku lagi ..
lantas yang nomor kemarin sms ku lagi, ow itu tetap nomor ku, mau hubungi aku
pake aja yang itu; balas mu lagi. Sebait sms dari dewi yang mengkabarkan dirinya
juga menggunakan fasilitas YM, betapa gembirannya aku bisa share sambil pe_de_kate hehehehe ...
senyum ku dalam hati. "I JUST CALL TO SAY I LOVE U"...
Komunikasi yang kami bangun selalu riang dengan canda_canda yang mengalir bagai sungai dipegunungan,
sejuk mengaliri seluruh nadi ku dengan sempurna. Setiap senja selalu kun nantikan chating_chating yang menentramkam jiwa,
segalah waktu ku selalu kuhabiskan dengan menunggu email_emailnya,
bahkan sangat melampaui batas angan ku hingga terbawah ke alam sadarku

Minggu Ke Tiga Bulan Juli
Aku selalu mendambakan hidup yang tenang di tempat yang sunyi dengan menulis juga membaca, agar imajinasi ku terasah.
Kadang aku mengerjakan sesuatu yang bermanfaat kemudian mengisi waktu luang dengan mendengarkan music dari alam.
Dan puncak dari semua kebahagiaan itu adalah hidup di samping Dewi dan membentuk keluarga yang bahagia.
Aku ingin cinta yang mengendalikan hidup bukan hidup yang mengendalikan cinta.
Aku ingin menyusun hidupku menjadi sebuah kisah cinta yang bahagia,
sekali aku mencinta aku harus mendapatkannya.

Minggu Terakhir Bulan Juli
Segala sesuatunya menjadi serba tidakjelas, keadaan kantor lagi muram, para pemimpin tidak berani angkat bicara mengenai apa sebenarnya yang dialami oleh Negeri ini, apakah akan berjalan dengan baik_baik saja ataukah akan berakhir fatal akibat chaos politik yang masih melanda walau perhelatan itu sebenarnya telah berakhir dua tahun lalu,tapi puing_puing kehancuran dari perang itu masih membekas di setiap insan yang mendiami negeri ini. Itulah yang mengakibatkan saling sikut, jegal dan juga membunuh karater seseorang yang dianggap musuh terus berlanjut. Dan badai itupun menghempasku pada titik nadir yang terdalam aku tak mampu melepaskan penatnya hati, walau hanya selonjorkan kaki dari rutinitas yang memuakkan. Tak ada lagi waktu bagi ku untuk tentram, seluruhnya telah tersita oleh persoalan_persoalan yang melibatkanku sebagai kuli birokrasi.
Silahturahmi pejabat_pejabat teras kepihak penyidik lahirkan title mentereng sebagai tersangka ..
aih .. sebuah harga yang harus dibayar mahal untuk negeri ini.
Keseharianku yang selalu ceriah masih mampu ku pertahankan di depan orang_orang yang ku kasihi, rekan_rekan kerja ku juga dalam lingkungan ku. Namun dibalik topeng keceriaan itu aku lebih banyak menanggis dengan computer juga modem murahan ku. Sementara sakit jiwa dan raga ini terus mengerogoti ku hingga hilangkan batas sadarku, membuat ku berlari dan hilang dalam kegelapan. Hari ini aku menyatakan resign dari pekerjaanku ... aku sudah tidak tahan lagi berada dalam suasana saling mencurigai dan saling menjatuhkan..belum lagi suara_suara miring tentang ku yang kadang membuat kuping ini panas .. so untuk kebaikan semua ada baiknya saya yang pergi...meski tidak tahu akan ke mana yang ku tahu hanya aku harus pergi...
Clubbing adalah jalan terbaik dan itulah pilihan ku saat ini.
Aku mabuk_mabukan hingga tak sadar. Aku terbangun dari tidur, karena merasa sangat sesak dan susah bergerak seolah ada yang sedang menindihku...ternyata seorang perempuan asing yang memiliki paras tidak bisa dikatakan jelek,..sedang tertidur telungkup di atasku yang tidur terlentang,entah sejak kapan ia berada di atasku, yang jelas bajuku dipenuhi muntahannya yang berbau alkohol.
Kudorong tubuhnya pelan-pelan dan membaringkannya di sofa tempatku tadi...
sempat terpikir untuk mengambil kesempatan tapi cepat_cepat pikiran nakal itu kutepis .. dan segera memutuskan untuk pulang saja, tanpa pamit dengan yang lain sebab percuma saja mereka lagi pada tidak sadar...dalam perjalanan pulang pemandangan penyapu jalanan, para penjaja sayur, yg sudah beranjak mengais rejeki. hal itu membuatku serasa ditampar bagaimana tidak, ada orang yang susah payah mengumpulkan rupiah.. sementara aku menghamburkannya dalam semalam yang jumlahnya bisa saja melebihi hasil kerja mereka dalam sebulan. ...keadaan kontras tersebut membuatku berkomitmen dalam hati bahwa ini kali terakhir aku mengunjungi dunia gemerlap "WHAT THE HELL I'M DOING THERE" memang itu harus dibayar mahal karena aku terkapar lagi di bangsal pesakitan dengan selang memenuhi tubuh ku. Aku teringat awal kepergian ku saat itu. Sebab di benak ku yang ada hanya melupakan semua rutinitas dan aktifitas yang memuakkan ini. "I FEEL ALONE AND DESPERATE"
Aiihhhh .. ada ruang hampa di hati dan aku berharap terisi, aku ingin berbagi derita, suatu keinginan yang sangat manusiawi, bahkan keinginan seorang lelaki tegarpun tak kuasa bertahan menanggung sepi, juga badai hidup yang begitu berat menghempasnya betapa dia juga butuh belaian,kelembutan juga kedewasaan dalam menumpahkan segala beban juga rindunya ..
Aku mulai jengah dengan semuanya.. dengan segala rutinitasku, mulai muak, dan jenuh ...hidup dalam kepura-pura-an,menampilkan diri seolah_olah tegar. Aku sudah sangat bosan dengan itu, aku sudah capek membohongi diri sendiri, dan orang lain. Untunglah dengan dewi selama ini aku selalu jujur dan terbuka apa adanya, dan itu yang membuatku sedikit nyaman ketika berkomunikasi dengannya tidak ada kepalsuan yang kusembunyikan dalam diriku. Aku mungkin perlu warna baru dalam hidupku, sebuah warna pelangi bukan warna hitam, putih dan abu_abu seperti warna hidupku selama ini. "WHAT IS COLOR YOUR PARACHUTE."

Minggu Awal Bulan Agustus
Aku bersama dua orang teman ku diadili kayak pesakitan, setelah badai yang menghempas Negeri ini dirasa berlalu. Perjuangan,darah dan air mata saat itu seolah_olah tak berharga di mata mereka, yang katanya pemimpin negeri yang bijak; dengan memberi ku sebuah kado istimewa "Hukuman Disiplin" karena tidak memberikan kajian tekhnis kepada pemimpin di Negeri ini plus piagam penghargaan kepindahan ku karena dianggap tidak loyal dan membangkang. Aku hanya tertawa getir, beginikah cara seorang pemimpin menghargai bawahannya yang telah mengangkat kepalanya yang pernah tertunduk, dengan dalih penyegaran tapi sebelumnya telah menginjak_injak harga dirinya di depan orang?. Aku lelah, aku butuh tempat untuk bersandar, mungkin di sebuah sudut hati yang mampu menenangkan jiwa yang tak tenang. Hari ini aku mudah sekali naik pitam,..mudah marah apabila ada sesuatu yang tidak berjalan seperti apa yang kumau. Mungkin karena akibat akumulasi persoalan yang mendera ku, sehingga hawa tubuhku menjadi panas .. dan membuat emosiku tidak stabil dan kadang jadi beringas, dan kadang pula menjadi sangat melankolis, disaat saat tertentu kata-kata yang keluar dari mulutku sangat menyakitkan hati apabila didengarkan. Aku memang mengalami kelelahan dan kekalahan yang luar biasa, lelah dan kalah lahir dan batin. Keadaan tersebut membuatku benar_benar marah terhadap diri sendiri, yang terlalu bodoh,jujur juga ngak neko_neko. "WHY I HATE MY SELF"

Minggu Ke Dua Bulan Agustus
Aku kembali mengingkari janji ku untuk tidak lagi minum_minuman keras, tapi saat itu aku tak mampu melerai perasaanku.
Kembali aku melampiaskan kekesalan ku pada arak bersama sahabat_sahabat lalu ku .
Aihhhh,betapa tentramnya saat itu, canda cabul bahasa malam, hingar bingar musik yang memekakan telinga kurasa tak mampu menyaingi teriakan kegembiraan ku saat itu. Hingga saat sadar ku seluruh pakaian ku telah penuh muntahan ku sendiri, siang itu aku dihajar oleh orang_orang yang ku kasihi yang begitu menyayangi juga peduli padaku. Tapi aku begitu terlukah dan tidak lagi menginginkan perhatian_perhatian yang bagi ku hanya kepalsuan belaka. Aku mengalami krisis kepercayaan pada setiap orang, membuat ku paranoid. Puncaknya seluruh kekesalan ku, ku tumpahkan pada mu saat sms mu siang itu ku baca, meskipun aku sebenarnya masih mengumpulkan segala kepercayaan juga kebaikan_kebaikan untuk mendapatkan hatimu. Komunikasi kita mulai mendingin, aku pun semakin rapuh namun itu tak lagi membebani langkah ku, aku akan tetap berjuang, sebab hidup bukannya menghindari badai tapi bagaimana melewati badai itu sendiri. Dan itulah yangmembuat ku bangkit kembali.
Maafkanlah kalau engkau merasa terzalimi,
Mungkin begitulah caraku untuk menyangangimu...
Dan akhirnya harus kutemui diriku berada pada titik nadir, harus kurelakan apa yang kubangun selama ini menjadi musnah seperti sebuah istana pasir di pantai, ini semacam kehilangan yang keterlaluan ...maka betapapun kamu yang menganggap diri sebagai lelaki tegar atas semua peristiwa yang terjadi kau pun punya hak untuk kecewa...
Genap sudah 3 hari aku melakukan moksa... 3 hari tidak berbicara, tidak berhubungan dengan dunia luar, tidak melakukan apapun kecuali membaca buku, sembayang, mandi, makan dan kegiatan rutin lainnya termasuk menanti sms ,telpon, juga email_email mu yang selalu menentramkam hatiku.

Minggu Ke Tiga Bulan Agustus
Hari selasa 23 Agustus, kembali kita bercanda lewat chating. Dan itu kembali membuat ku bersemangat dalam menjalani kembali hidup ini. Sebenarnya aku tidak punya niat untuk berbaring di luar, aku hanya ingin menentramkan hati yang gundah dengan cara berbaring di luar dan memandangi wajah purnama, membuatku seolah sedang memandang diri mu, Sepert ibayang_bayang yang tak mau pergi,
aku masih terkepung kenangan yang menari-nari di ujung jalan sepi.
aku tidak akan membuat mu tarisak lagi karena aku mencintaimu
maka aku akan tidak pernah melupakan janji ku.
disini ........
teriakan rindu serigala penyendiri
samar terayun angin malam
menyusupi tebing hati
miris menutupi tatapan yang nanar
di sini
kutemukan seraut wajah pada pendar purnama
yang tak sempat kulukis
karena luka telah merampas hati
mengaburkan pandangan
ada yang tertinggal
melebur bersama aliran darah
hadirkan gigil kerinduan
engkaulah dewi telaga sunyi
yang menghanyutkan hari hari penantian ku
pada bayang sang purnama
ketika jatuh di telaga sunyi
Sungguh aku ingin belajar bersyukur,tidak lagi memaki_maki keadaan seperti kemarin_kemarin.
Harusnya aku bisa belajar banyak dari pengalaman, dari setiap tempat yang kudatangi, dari setiap orang yang kutemui.
Karena setiap tempat adalah sekolah dan setiap orang adalah guru.
Hari ini aku merasa begitu damai sekali...
seperti terlahir kembali dan tanpa beban di kepala..
aku merasa seperti seorang pria yang memutuskan untuk bercerai
setelah sekian lama menjalani pernikahan yang tidak bahagia...
ternyata aku tahu sumber ketidak tenangan ku selama ini
adalah tugas pokok dan fungsi ku kemarin,
pekerjaan itu.
Dan Tuhan telah memberi ku jalan yang terbaik bagi ku saat ini.
tenanglah kini hati ku

Ya Tuhan ..
Telah ku nodai diriku
Dengan berdiri pada kekuatan ku sendiri
Tampa ku bersandar pada Karunia mu
Walau telah begitu banyak
kejelekan yang ENGKAU tutupi..
malapetaka yang telah ENGKAU hindarkan
rintangan yang telah KAU singkirkan
juga begitu banyak bencana yang telah KAU gagalkan
tapi aku masih buta oleh Angan – angan panjang yang menjerat ku
memperdayaiku dengan tipuannya...
Dan jiwaku telah terperangkap dalam kesendirianku
ampunilah aku BAPA ...

Minggu Terakhir Bulan Agustus 2010
Awal kelahiran baru seorang lelaki ...
Aku akan mewujudkan sebuah rumah mungil
dikaki bukit dekat sawah
juga bisa memandang laut,
di depannya ada taman kecil
dengan beraneka bunga tropis juga perdu_perdu liar
tempat bertenggernya merpati gunung,
disitulah kekasih ku berdiri
menunggu senja dengan gaun sederhananya
yang berkibar digoda bayu nakal ...
aku ingin dia menjadi kembang liar
yang menghiasi taman hatiku,
akuingin dia menjadi stasiun
juga dermaga tempat ku berlabuh dari kepenatan hidup.
Aku ingin dia menjadi rembulan
saat kehidupan senja datang menitipkan malam pada kelam ..
aku ingin mencintainya
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan hujan pada kemarau
yang menjadikannya semi.
isyarat cinta.. yang sesungguhnya
hanya melalui tatapan tanpa kata....
Seperti bayang_bayang yang tak mau pergi dari wujudnya,
aku masih terkepung dalam imajinasi ku
yang menari-nari di ujung jalan sepi...
hingga batas sadarku ...

Heheheheheheheeheee mellow.com ......
Sabana Rote 24 Agustus 2010
teriring salam untuk sahabat_2 ku

Sabtu, 28 Agustus 2010

PESONA LAUT MATI DI PULAU ROTE


Pagi ini dengan mobil pickup dan peralatan memotret sederhana kami akan mengabadikan salah satu tempat yang kami yakin tidak kalah menariknya dengan tempattempat wisata pantai dan alam di pulau ini. Dengan berbekal keyakinan ini kami mulai berangkat menujuh arah timur pulau rote, dengan titik keberangkatan dari pusat ibukota. Baa. Hembusan angin padang sabana bulan agustus terasa menyengat dengan cirinya yang khas dingin tak akan mampu menghalangi perjalanan kami dengan kendaraan terbuka. Sejak kilometer pertama dari kota baa ke arah timur desa sotimori dusun kenamoen kami telah di suguhi oleh indahnya pasir putih, atolatol cantik yang di tumbuhi tanaman perdu dan salah satunya adalah beberapa jenis beringin local mini dan “santigi” yang sempat menjadi icon untuk pemburu dan kolektor tanaman hias. Tak kalah indah adalah bukitbukit kapur yang terjal dan curam, sangat mewarnai peta perjalanan darat di pulau sabana yang kering ini. Pada beberapa lokasi tampak bekas sawahsawah tadah hujan yang telah usai di panen, tampak di biarkan sebagai padang gembalaan ternak.

Kendaraan yang kami pacu dengan kecepatan rendah agar bisa menikmati indahnya perjalanan. Memasuki desa sotimori kami di suguhi oleh lumpur garam yang panjang, hutan mangrovenya yang padat dan bukitbukit kecil yang melindunginya, setelah itu kita memasuki sebuah danau kecil dengan dataran yang luas dan di lingkari oleh hutan tropis yang cukup padat dimana tempat hidupnya dua jenis binatang yang telah langkah di dunia,  rusa timor (cervus timorensis) dan Kurakura leher ular (chelodina maccordi)
Akhirnya kamipun tiba di lokasi “Laut Mati” tersebut, nama yang di berikan oleh penduduk setempat. Rasa penasaran pada diri kami, pertama adalah coba merasakan rasa dari air danau ini, dan memang benar airnya sangat asin, di lingkari oleh bukit yang menjorok masuk ke pantainya yang berpasir putih halus, hutan mangrove dan karang terjal di beberapa pesisirnya menambah sempurnya tempat ini. Layaknya kita sedang melihat miniatur samudera luas yang mendekap benua dan pulau pulaunya. Ada beberapa atol yang cukup menyolok menghiasi tengah dan pinggiran danau ini. Pada pantai bagian utara yang sangat landai dengan pesisir pasir putihnya di lindungi oleh hutan mangrove yang cukup padat.

Di sebelah baratnya ada bukit kecil yang cukup tinggi untuk melihat keseluruhan isi danau ini, di sinilah kita bisa menikmati sunrise dari balik atol yang menyerupai pulau kecil di tengah lautan luas, disini biasnya yang menyerupai beribu pelangi dari dalam danau ini. Di latar belakangi oleh buihbuih putih di tepian pasir pantai, celahcelah dan puncak karang, juga di atas semak perdu di sekeliling danau benarbenar sangat memukau, seakan bisa menikmati kehidupan dua musim sekaligus disini, musim salju dan musim kemarau. Panorama yang sangat indah. Rasa penasaranku ingin menikmati bulan saat purnama, juga tiupan angin pada permukaan danau pada malam hari yang membuat buihbuih ini menyerupai salju. Buihbuih ini hanya terjadi pada malam hingga pagi sampai jam 08.00 wit selebihnya sirna karena angin kering siang hari yang kencang.
Dibandingkan dengan pantai dan fenomena alamnya yang menawarkan sejuta pesona, di sini di danau ini juga menghasilkan kehidupan bawah laut yang sangat indah dan kompleks. Ekosistem dan exotica biota bawah laut, pada danau ini patut di teliti. Sebab sangat memenuhi unsur dan ekosistem yang di miliki oleh laut. Yaitu “Mangrove” Hutan mangrove dan lamun adalah penyeimbang iklim dan penyerapan karbon, habitatnya di tepi pantai bukan di tengah hutan. “Pantai” adalah daerah yang di pengaruhi oleh siklus pasang surutnya air laut. Dimana organisme yang hidup di sini memiliki adaptasi structural sehingga saling melekat erat  membentuk rantai makanan yang saling menopang.“Estuary” merupakan tempat bersatunya sungai dan laut yang di pagari oleh lempeng lumpur intertidal yang luas atau rawa garam. Dimana salinitas air berubah secara bertahap yang dipengaruhi oleh siklus harian dengan pasang surutnya air laut, dimana nutrien dari sungai sangat memperkaya estuary tersebut.“ Karang” merupakan komunitas terumbu karang dengan organisme lainnya yang hidup di daerah tembus cahaya matahari sehingga fotosintesis dapat berlangsung. Karang disini di denominasi oleh coral yang merupakan kelompok cnidaria yang menyusun substrat tempat hidup karang lain. Salah satu contohnya adalah “karang tanduk menjangan”. Jenis ini juga ada di danau ini. Kemudian “Laut” ditandai dengan salinitas (kadar garam) yang tinggi terutama di daerah tropik dengan variasi kedalaman yang berbeda. Terpeta jelas di danau ini.
 
Yang menjadi tanda tanya besar adalah topografi danau ini yang terletak di dataran tinggi tengahtengah pulau rote, tepatnya di kecamatan rote timur desa sotimori, dusun kenamoen, diapit dan di lindungi oleh bukitbukit juga hutan tropis yang cukup lebat di mana beberapa pesisirnya di tumbuhi hutan mangrove yang subur. Dengan panjang hampir 4 km dan lebar hampir 3 km membuat danau ini sangat unik dan berbeda dari danaudanau yang berada di pulau rote ini. Airnya mengikuti siklus air laut, saat pasang danau ini penuh dan saat airlaut surut di danau ini pun surut. Habitat yang tumbuh disini bercirikan kehidupan laut yang sesungguhnya, ada alga/ganggang laut yang tumbuh subur, udang laut, kepiting laut, ikanikan kecil yang hidup di ekosistem estuary bahkan ada juga satu jenis ikan yang mirip ikan “ nila” bahkan ada yang besar bisa seberat 5-9 kg yang pernah di dapat oleh penduduk di sekitar danau ini dengan cara mancing, jala, pukat dan juga memasang jaring.
 
Di danau ini kita juga bisa menikmati sunrise yang indah, bersampan sambil menikmati exotica biota bawah laut yang unik. Exotika “Laut Mati” ini seharusnya di gali dan di berdayakan secara professional oleh Pemerintah Daerah agar bisa memperkenalkan kepada dunia luar, bahwa danau ini tak kalah saing keindahannya dengan tempattempat lain di gugusan nusantara ini.