Senin, 27 September 2010

CATATAN DARI ARENA SIDANG II

Segala sesuatunya menjadi serba tidak jelas, keadaan kantor lagi muram,
para pemimpin tidak berani angkat bicara mengenai apa sebenarnya yang dialami oleh Negeri ini,
apakah akan berjalan dengan baik_baik saja ataukah akan berakhir fatal akibat chaos politik yang masih melanda
walau perhelatan itu sebenarnya telah berakhir dua tahun lalu,
tapi puing_puing kehancuran dari perang itu masih membekas di setiap insan yang mendiami negeri ini.
Itulah yang mengakibatkan saling sikut, jegal dan juga membunuh karater seseorang yang dianggap musuh terus berlanjut.
Dan badai itupun menghempas Rote pada titik nadir yang terdalam
Nusa Fua Funi tak mampu lagi melepaskan penatnya hati, walau hanya selonjorkan kaki dari rutinitas yang memuakkan.
Tak ada lagi waktu untuk tentram secara pshikology,
seluruhnya telah tersita oleh persoalan_persoalan yang tidak substansial.
Pelayanan mulai terganggu, dengan peristiwa_peristiwa yang layak sensor.
Aku hanya tertawa getir,
beginikah cara seorang pemimpin dihargai ketika kepalanya yang terangkat di paksa tunduk
karena hal_hal yang sepele,dengan cara_cara yang tidak bermartabat.
Solidaritas Korps diam terpaku,
bawahan yang seharusnya mengangkat kepala yang tertunduk gemetaran kayak pecundang,
Tata keprotokoleran yang ketat hanya bahodeng semata,
Aparaturnya keluh kayak pengemis yang minta dikasihani
.. sungguh naas ..
ngak ada yang berani unjuk gigi
takutnya mendapat gelar “ PAHLAWAN KESIANGAN”
AIHHH … akumulasi persoalan telah menghancurkan sendi_sendi kepercayaan
juga wibawa suatu pemerintahan yang bermartabat.
Belum lagi dengan persoalan "Clean Good Governench" Silahturahmi pejabat_pejabat teras ke pihak yang berwajib selalu mendapat gelar mantereng sebagai "TERSANGKA"
ADOWWWW … Aku lelah,
ku butuh tempat untuk bersandar,
mungkin di sebuah sudut hati yang mampu menenangkan jiwa yang tak tenang.
atau sebuah pak laru sederhana biar bisa hilang luka ini sesaat saja ....
21/08/2010 ... GEDUNG SASANDO ROTE

Tidak ada komentar: