Rabu, 12 Februari 2014

AKU RINDU KAMU IBU



aku rindui siang yang kau tumis ibu
selalu mengasoh dalam sesak nafasmu
kegelisahan telah kau iris melapangkan istirah sunyiku
jalurjalur yang menghadang jejak tualangku
tetap kau gendong dalam pelukan yang paling ibu
meski harihariku selalu kau belanjakan dalam kesedihan

matamu yang mengarak embun
selalu tersembunyi dalam senyummu yang fajar
kau terus bernyanyi tentang negeri yang penuh cinta
dari baitbait kusam yang terlipat rapi pada ruang yang kemarau
sementara perjalanan ini terus membawah kita
ke ladangladang yang penuh gulma

sekuat apapun kegelisahan hidup yang kau pendam
semakin bermunculan menjadi kukukuku tajam
yang siap mencabikcabik sejarah
tak pernah tuntas tercatat. dalam pekatnya kabut
menyekapku dalam kangen yang tak bertepi
aku selalu rindui padipadi yang bernas dan lenguh kerbau
aku rindui itu ibu

NAK BANGUNLAH DARI TIDURMU



nak,…….
jangan pernah lihat kerut kening ibumu
tempat segalah kepahitan hidup, tumbuh menyemak
menjadi monster yang telah mengisap segala kecantikannya

nak, …………
jangan pernah lihat tubuh ayahmu yang semakin membungkuk
karena selalu kalah bertarung dengan hidup
yang memaksanya harus memikul beban yang berat
hingga keperkasaannya terjerembab dan kalah bersaing

tapi, ……..
lihatlah nak,... semangat ibumu yang mengalahkan fajar
menyiasati lambung kosongmu dengan sarapan
sebelum mentari menjemput mimpimimpi indahmu
dengan pelukan yang paling ibu dan ciuman restunya
menghantarmu menujuh gerbang citacitamu

lihatlah nak,... bagaimana bertumpuk karung dipundak ayahmu
saat embun masih menyapa di balik jendela kamarmu
betapa perkasanya dia mengalahkan waktu
demi recehan yang berdenting di saku seragammu
sebagai bekal saat siang nanti di warung depan sekolahmu
agar temanteman tak pernah meledekmu sebagai pengemis

bangunlah nak,.. bangun dari mimpimu, jangan terus tidur
sebab hidup ini tak seindah pijar matamu
yang selalu riang menatap taman kota yang indah
dan jalanan tol dengan kemewahannya
sebab tidurmu seperti ikal rambutmu
yang selalu membelit lunak mimpi indahmu
hidup ini tak sesederhana jepretan kameramu
yang selalu lahirkan gambar yang indah dan mewah

hidup adalah reinkarnasi dari pertarungan ayahmu
juga ratap ibumu dalam sujud kumal sajadahnya yang melapisi tanah
agar diberi kekuatan juga umur panjang agar bisa menjaga
dan menuntunmu menujuh gerbang citacitamu
dimana kelak kepahitan itu jauh dari dirimu

sebab keserakahan hidup
telah merubah ladang di tumbuhi onak dan duri
khotbah imam di gereja telah merubah musim menjadi abu
yang bukan lahir dari hati, doa dan kemenyan
tapi kepentingan perut
yang selalu mahir mengutuk dirinya menjadi  Rasul bagi umatnya
nak kedewasaanlah yang bisa membuka matamu tentang hidup.

Minggu, 02 Februari 2014

KEPULANGANKU PADA KESEPIAN KITA


rindu ku titipkan sepanjang jalan kampung sawah, kopo bandung



memasuki ruang rindumu
berlembar kenangan diamdiam tergenang
kelembutan yang mengasah lembaran cintaku kian tajam
menyeret langkah ini semakin jauh semaikan jarak
padahal hangat rindu ini masih melekat bau tubuhmu

sayang teruslah terjaga dalam doamu,
kenakan sajadahmu dalam tiap sujudmu
agar perjalanan ini tetap menjadikanku hangat
sebab di keningmu telah ku letakkan ciuman terindahku
agar jalan ini selalu lapang menerima langkah kita

kembali pulanglah pada kesepian kita
karena rindu ini telah mengenal kita hingga jiwa
sebab jemariku tetap menyimpan hangatnya
saat genggamanmu menghantarku riang
menyusuri jalanjalan yang penuh kenangan
dimana tawa kita mengalir tanpa muara

DALAM PERJALANAN PULANG



malam saat di atas taxi soreang-bandara soekarno-hatta

rindu ini begitu misteri. hingga ku kehilangan logika
sesuatu yang diamdiam, mengintai dalam jarak
kenangan seharusnya kita jadikan cermin
yang memantulkan setiap pertemuan yang dermaga
dimana hati kita melarutkan segalah gelisah
hingga kesepian mengelupas dalam tawa

aku ingin menjadi tangan yang selalu menggapai jarak
lalu menghapus rinai kesedihan pada matamu
hingga bias senyummu terus menetas
menjadi rindu yang selalu ku gandrungi
seperti candu yang menstimulasiku tetap bergairah

aku memahami jeritan rindumu
yang selalu menyimpan kerikil tajam dalam setiap perjalanan
aku memahami berlembar kegelisahan dalam binar matamu
yang selalu menyimpan embun saat hatimu lelah berjalan
sayang,… jika saja kita sabar,
pasti kita kuat melangkah di jalan itu
jalan yang selalu memabawah kita pada kepedihan

Sabtu, 01 Februari 2014

KERESAHAN ITU TETAP TERSIMPAN




tetap kau sembunyikan resahmu dijalan menujuh travel yang akan mengantarku pulang nanti 


kita hanyalah sepasang pengantin
yang menyumbat luka yang menganga di jantung
dengan perbincangan seluler
melumuri rindu dengan segalah pujian
lalu mencoba memahami kehendak takdir yang kita arungi

kita selalu bermimpi di maya
tentang pertemuan yang sarat dengan pelukan yang paling ibu
pertemuan, yang telah menciptakan loronglorong rahasia
yang selalu kita lewati dalam ikatan batin
disana telah tersimpan berlembar kenangan yang tersusun rapi

perjalanan kita kian mempesona. habiskan waktu
yang memanjakan igauan tidur
lalu bersulang untuk sebuah kemustahilan
yang telah terwujud anggun ke kedalaman jiwa yang dermaga
seperti kesetiaan kita yang mulai telanjang
selalu saja keresahan itu kau sembunyikan
dalam hangat kuluman, sebab waktu kita selalu tergesa
kuluman yang selalu membuat kita berenang dalam airmata
saat rindu ini menagih janji akan bertemu kembali