Rabu, 12 Februari 2014

NAK BANGUNLAH DARI TIDURMU



nak,…….
jangan pernah lihat kerut kening ibumu
tempat segalah kepahitan hidup, tumbuh menyemak
menjadi monster yang telah mengisap segala kecantikannya

nak, …………
jangan pernah lihat tubuh ayahmu yang semakin membungkuk
karena selalu kalah bertarung dengan hidup
yang memaksanya harus memikul beban yang berat
hingga keperkasaannya terjerembab dan kalah bersaing

tapi, ……..
lihatlah nak,... semangat ibumu yang mengalahkan fajar
menyiasati lambung kosongmu dengan sarapan
sebelum mentari menjemput mimpimimpi indahmu
dengan pelukan yang paling ibu dan ciuman restunya
menghantarmu menujuh gerbang citacitamu

lihatlah nak,... bagaimana bertumpuk karung dipundak ayahmu
saat embun masih menyapa di balik jendela kamarmu
betapa perkasanya dia mengalahkan waktu
demi recehan yang berdenting di saku seragammu
sebagai bekal saat siang nanti di warung depan sekolahmu
agar temanteman tak pernah meledekmu sebagai pengemis

bangunlah nak,.. bangun dari mimpimu, jangan terus tidur
sebab hidup ini tak seindah pijar matamu
yang selalu riang menatap taman kota yang indah
dan jalanan tol dengan kemewahannya
sebab tidurmu seperti ikal rambutmu
yang selalu membelit lunak mimpi indahmu
hidup ini tak sesederhana jepretan kameramu
yang selalu lahirkan gambar yang indah dan mewah

hidup adalah reinkarnasi dari pertarungan ayahmu
juga ratap ibumu dalam sujud kumal sajadahnya yang melapisi tanah
agar diberi kekuatan juga umur panjang agar bisa menjaga
dan menuntunmu menujuh gerbang citacitamu
dimana kelak kepahitan itu jauh dari dirimu

sebab keserakahan hidup
telah merubah ladang di tumbuhi onak dan duri
khotbah imam di gereja telah merubah musim menjadi abu
yang bukan lahir dari hati, doa dan kemenyan
tapi kepentingan perut
yang selalu mahir mengutuk dirinya menjadi  Rasul bagi umatnya
nak kedewasaanlah yang bisa membuka matamu tentang hidup.

Tidak ada komentar: