Senin, 27 September 2010

DENDAM MU MUNTAHKAN BISA

berlaksa galau
meremukiku secepat petir
mengiris rindu dengan cuka sembilu
saat hati di gerayangi luka
ratap ini masih tetap bisu
dalam retak rapuhnya asa
menganak sungai kau muntahkan bisa
saat perpisahan kau semai
riang hatiku meleleh dalam kubangan kenangan
sunyi tinggal detak jantung berpacu dengan sunyi
mengusung sebuah keranda hati
berbalut duri
merambati matahari yang mencair ...
aku terlukah ...
dan hanyut .

Tidak ada komentar: