tidakkah kamu tahu
curahan hatimu, tentang
kekasihmu setiap hari
hanya membuatku terlukah
memang kamu tak pernah salah
sebab bagimu aku hanyalah seorang
sahabat,
sahabat terbaikmu
sahabat yang selalu setia menjadi
tempat curahan hatimu
sementara aku
aku selalu menguburkan rasa cinta ku
dalam_dalam
demi melihat mu bahagia dengan
kekasihmu
aku kadang lelah
lelah menjaga rasa ini
aku tahu aku hanya seorang sahabat
sahabat yang menjadi tumpahan sesal
disaat luka
sahabat yang selalu tersenyum bersama
disaat suka mu pada yang lain
meski dalam tertawa itu kadang
hatiku menangis
jujur aku selalu ingat apa yang kamu
suka
dan apa saja yang kamu tidak suka
sehingga aku selalu menjaganya
dengan baik
bahkan menjagamu dengan cara ku
sendiri
dengan diam_diam mengikutimu dari
jauh
jujur tangan dan hati ku sendiri
terkadang
tak akan pernah kuat menopangmu
disaat kamu jatuh dan terlukah
dada ku tak pernah mampu menahan
rintih sesal mu
saat badai itu datang menghempasmu
tapi itu selalu ku sembunyikan dalam
diam
aku selalu terus mendoakanmu
walau aku tahu, waktuku selalu
tersita habis
hanya mendengar curahan hatimu
sehingga aku sendiri tak punya waktu
untuk mencurahkan isi hatiku padamu
pernah,… dalam diam
saat ku berdialog dengan hati
teringat kata sahabatku
bahwa cinta tak selamanya harus memiliki
saat ini aku amini itu
akan kupelihara rasa ini pada tebing hatiku
setidaknya pernah kita selalu bersama
bahwa cinta tak selamanya harus memiliki
saat ini aku amini itu
akan kupelihara rasa ini pada tebing hatiku
setidaknya pernah kita selalu bersama
mengarungi waktu, hingga akhirnya
waktu sendirilah yang memilih kita untuk mejadi sahabat ...
waktu sendirilah yang memilih kita untuk mejadi sahabat ...
pernah
katamu seorang sahabat sejati sangat bahagia
bila dia
bisa membuat sahabatnya bahagia
aku hanya
tersenyum, namun hati ku terisak
tidakkah kau
tahu …. jujurmu
jadikan
semangat ku terberai
hingga tak
mampu kuraup kembali serpihan_serpihannya
untuk menjadikanmu
pigura hati yang indah
seiring
tuanya waktu, bersama
helai kalender yang mengalir
bagai
waktu yang terus berpacu kita terpisah,
karena
harapan masa depan, dan juga itulah satu_satunya jalan yang harus ku tempuh
agar
terlepas darimu, bersama kenangan yang terus mencair
melarutkan
segala resah, namun interval waktu setia
membelenggu
ku dalam ragu, sebab keinginan hati tak terbendung
hasrat
ingin selalu bersama begitu membadai
jujur aku
tak pernah mengerti mengapa aku selalu merinduimu
merindui
seorang sahabat masa kecil ku sendiri sampai saat ini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar