Rabu, 11 Januari 2012

KELUHANKU


jalanku tetap terpeta jelas
bayangbayang perdu penuh debu
tegak dendangkan madah lewat desir bayu
ketika mentari retak membakar ubunubun
pengais rejeki di dada bumi

entah berapa ribu lie jarak terbentang dalam detak waktu
yang selalu sengamahi letihnya hidup
saat sungai letih mengalir, dan rantingpun luruh
kehilangan birahi
ketika jumawa mentari menghanguskan sisa asa
dimana mimpi mulai berangkat senja

selalu saja berteduh dalam getirnya kemelaratan 
memudarkan hijaunya keramahan
masihkah kita membuahi asa di lahan yang kelu
meski selalu lahirkan kesakitan
aku kehilangan pijakan

Tidak ada komentar: