singkirkan aku dari
cengkraman sejarahmu
tuan dan nyonya
pemilik negeri, aku mohon
jangan lagi selalu
membuatku mengerang
menuliskan banyak
puisi pengobat luka
tapi tak bisa
membuatku berhenti menahan perihnya
sebab idealisme
selalu bisa kau beli
dengan angkuh kamu
mencengkramku
sambil berbisik
lupakan perjuanganmu, akulah takdir
yang bisa
menentukan nasibmu
karma bukan
bagianku, akulah sang panguasa
berteduhlah bersama
keyakinan ku
diam dan analisalah
kekeliruanmu, lalu mengalah
kita samasama
pengembara dalam dunia fana
bedanya dirimu
selalu berselimut prinsip dan idealisme
sementara aku tak
bisa hidup dalam dongengmu
tentang kejujuran
dan kebenaran yang selalu menang
lihatlah para imam
yang menggadaikan imannya padaku
selalu setia
mendoakanku dengan zakat haramku
sementara kamu
akrab dengan pena dan derit pintu tuamu
yang tak pernah
terbuka melihat dunia yang telah berubah
lihatlah dirimu
jubah iman telah dipakaikan padaku
apa kamu masih
bertahan dengan idealismemu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar