Sabtu, 03 Agustus 2013

KAMPANYE DIALOGIS VS UMUM SEBUAH PROSES PEMBELAJARAN ATAU SEBUAH PILIHAN UNTUK PERUBAHAN



ROTE NDAO MEMILIH.
Dalam sistem pemilu dapat diambil secara garis besar sistemnya yaitu sistem distrik dan proporsional. Sistem yang mendorong pada pola komunikasi politik yang lebih efektif, real dan kongkrit. Komunikasi politik yang diperlukan dalam kampanye politik sangat tergantung pada sistem kampanye. Demikian pula dengan kemampuan dan kredibilitas partai akan menjadi prasyarat dalam pembentukan citra politik, membina pendapat umum, mendorong partisipasi politik serta memenangkan pemilu. Untuk mencapai target yang ditentukan maka dalam menjalin komunikasi politik sangat terpola pada sistem lama yang lebih dominan. Yaitu pola rapat umum, atau lebih mentereng disebut kampanye umum. Pola perubahan yang fenomenal adalah kampanye dialogis. Berikut ini perbandingan antara rapat/kampanye umum dan rapat/kampanye dialogis.
A.  Kampanye Umum.
Ø Kelebihan
Dapat mengumpulkan dan memobilisasi massa yang banyak.
Bisa melalukan Show of force (unjuk kekuatan)
Lebih menonjolkan sisi bonafiditias daripada real visi dan misinya
Lebih banyak menonjolkan kekayaan daripada otak dan kemampuan memimpinnya
pemilih lebih banyak terlibat karena lebih bersifat transaksional material
(dapat baju, atribut, uang makan, uang minyak, uang saku dan dapat menonton pertunjukan dangdutan, asiknya ramerame)
Ø kekurangan
tidak terpenuhinya komunikasi timbal balik antara pemilih dan yang dipilih, sehingga tidak terciptanya misi yang kongkrit dan real dari visi dan misinya
lebih menonjolkan bonafiditas calon daripada real visi misinya
cenderung berupa sound bite dan kampanye negatif karena harus menyampaikan pesan yang efektif tetapi dengan waktu yang sedikit karena lebih banyak  acara hiburannya.
Tidak terciptanya komunikasi yang efektif antara pemilih dan yang dipilih
Tidak bisa dipertanggungjawabkan visi misinya karena lebih bersifat universal
Kapitalisasi politik atau penggunaan uang dalam jumlah besar untuk kampanye baik untuk memobilisasi masa, menyewa artis, membayar masa, membeli atribut yang banyak, membayar makan peserta, uang saku peserta intinya lebih bersifat transaksional material
Reduksi kepentingan politik menjadi kompetisi pencitraan diri citra lewat show of force.
lebih bersifat hurahura dan memakan banyak biaya
dapat menimbulkan tindakan anarkis dan menciptakan kondisi yang tidak kondusif
lebih banyak terjadi transaksitransaksi material yang lebih bersifat penyogokan
apat menimbulkan kesemrawutan lalulintas
 B.  Kampanye dialogis
Ø Kekurangan
Tidak dapat mengumpulkan dan memobilisasi massa yang banyak.
Tidak bisa bisa melakukan Show of force (unjuk kekuatan)
Ø Kelebihan
lebih mendorong terjadinya pendidikan politik  bagi para pemilih dan juga untuk menbangun komitmen para kandidat terhadap persoalanpersoalan yang dihadapi oleh rakyat. Sebab rakyat lebih banyak berkomunikasi, menuangkan berbagai keluhkesah, mengajukan berbagai kritikan, dapat mengikat kontrak kerja dengan kandidiat dan secara terbuka bisa manyalurkan aspirasi juga inspirasinya dengan baik. Intinya terjadi komunikasi timbal balik yang efektif dan dapat memfasilitasi terjadinya perubahan yang terformulasikan dalam setiap pertemuan.
Lebih hemat dalam biaya operasional karena tidak terjadi transaksi material yang berlebihan.
Mampu memfasilitasi terjadinya komunikasi timbal balik yang lebih efektif
Dapat menjembatani antara pemilih dan calon yang dipilih secara emosional dan lebih komunikatif
Tidak terjadi banyak pengeluaran yang lebih bersifat hurahura dan transaksi materi
Reduksi kepentingan politik lebih dapat dipertanggungjawabkan karena tidak bersifat kompetisi melainkan bersifat melayani
Mampu menekan biaya yang sangat besar
Lebih manusiawi karena mampu menciptakan kebersamaan, kondusif dan tidak menimbulkan kesemrawutan lalulintas.

Pamer kekuatan dan kekayaan memang sangat diperlukan untuk menjaring masa yang abuabu dan galau dalam dunia politik. Satu sisi meskipun memenangkan kampanye bukan berarti memenangkan pemilukada (win the war not win the battle) sebab Show of force, show of money pada masa kampanye calon-calon kandidat pun tak segan-segan untuk menghambur-hamburkan uang. Meskipun tidak ada kaitan yang esensial antara kemampuan memimpin dengan penghamburan uang namun calon kandidat masih terus “menebar garam di lautan”. Hal ini dilakukan baik dalam hal penggalangan masa untuk ikut kampanye, ataupun untuk hal-hal lainnya. Sehingga sangatlah tidak bijaksananya jika calon-calon kandidat sedikit bersikap prihatin dengan kondisi masyarakat saat ini yang sedang mengalami kesulitan dengan naiknya beberapa harga sembako. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi fenomena sosial yang terlalu ironis, di satu sisi berhamburan uang sedangkan di sisi lain kesulitan mengumpulkan uang. Dan satu lagi, jangan sampai setelah terpilih nantinya masing-masing calon kandidat memakai filosofi “bahwa segala sesuatu yang terserak suatu saat harus terkumpul lagi”.
Akan lebih logis jika kita memilih kandidat yang memiliki program kerja  yang “masuk akal” yang bisa di ukur baik hasil maupun target pencapaiannya dan seberapa besar keberpihakkannya pada masyarakat dengan menyiapkan visi dan misinya secara baik, real dan kongkrit, tidak mulukmuluk  dan dapat dipertanggungjawabkan.
Para tuantuan dan nyonyanyonya Rote Ndao, tentukan pilihan mu denganhati nurani yang pasti. Sebab pilihan mu sangat menentukan sebuah langkah perubahan ke depan menujuh rote ndao yang makmur dan sejahtera

Tidak ada komentar: