riang debar rindu ini larut dalam malam
terlalu lambat waktu berjalan mengingat
kenangan
selalu penuh nyeri melumat mimpi hingga
pagi
penuh ketergesaan dalam setiap obsesimu
hanya layar
monitor dan dering ponsel
yang tak bosan
bertukar kabar tentang rindu
saat pertemuan
terbelenggu,
cinta dan
rindulah yang memerdekakan
aku hanya
yakinkan diriku,
kau adalah
oksigen yang ku hirup
bahkan melebihi
setiap aliran darahku
kita memang
terluka oleh jarak, ruang dan waktu
namun tehknologi
mengantar jiwamu
berdialog dengan
aku
menghangatkan
sepinya malam
tempat rindu
memelukku dengan pelukan yang paling ibu
hingga aku
tenang menanti pagi,
tempat segala
mimpi menjadi pasti
tentang harapan
yang bukan sekedar ucapan