Rabu, 04 September 2013

KORUPSI ITU PEMBUNUH MASA DEPAN BANGSA



Hal yang sangat sederhana adalah mengambil sesuatu yang bukan hak milik kita adalah mencuri, mencuri itu dosa, sudah berbuat dosa masih menambah lagi dosa dengan berbohong. Padahal negara kita adalah negara pancasila, kok dasar negaranya di kencingi sendiri oleh mereka yang mendapatkan mandat untuk mempertahankan dasar negara ini. Seharusnya kita malu pada negaranegara komunis, yang minim korupsi. Disisi yang lain kita selalu berkoarkoar tentang akhlak, moral dan agama, bahkan mudah tersinggung dan beringas karena masalah agama dan keimanan, tapi perbuatannya kok malah selalu berdasar pada sisi kelamnya.
Yang lebih mengharukan lagi para pelaku kejahatan ini selalu mendapat tempat secara istimewa dan hati para penegak keadilan. Seperti para koruptor telah menjadi warga negara kelas VIP, kasus-kasus mereka membuat banyak pihak sangat bersemangat untuk meringankan beban mereka dan keluarganya, tanpa memperdulikan kerugian masyarakat, rakyat, bangsa dan negara ini. Apalagi kebanyakan pengacara tidak merasa malu, bahkan berlomba-lomba membela mereka dengan berbagai dalih yang hebat dan terkesan manusiawi. Semakin besar korupsinya semakin gigih mereka membelahnya. Lebih parah lagi proses hukum oleh seorang pencopet lebih tegas dan keras diterapkan atas nama hukum dibandingkan dengan proses hukum terhadap para koruptor. Padahal mereka jelasjelas menunjukan itikad buruk, berbelitbelit, berusaha menghilangkan barang bukti, bahkan kabur dan meminta suaka tapi masih juga mendapatkan simpati, hati dan rasa cinta dari para penegak hukum.
Yang lebih menyedihkan lagi di negeriku setelah menjalani masa hukuman yang tidak pernah lebih dari setahun malahan mereka masih mendapatkan tempat dan kedudukan secara struktural yang lebih tinggi dari kedudukan sebelumnya. Dibandingkan dengan pencuri kelas teri yang mengambil seekor ayam tetangga lalu menjualnya, karena tidak punya duit padahal anaknya hampir mati karena tidak bisa membeli obat. Bayangkan kalau kita konversikan ke harga ayam dari hasil korupsinya, sudah berapa jutaan ekor ayam yang mereka rampok. Padahal hukumannya sama Cuma setahun, tapi mereka lebih mendapatkan tempat yang diprioritaskan dengan segala fasilitas yang diinginkan. Disinilah kita telah menciptakan kesenjangan sosial yang sangat jauh. Biasnya bisa ke segala sektor.
Sudah selayaknya berdiri dengan gagah berdiri sebagai saksi atau sumber informasi untuk memberantas kejahatan korupsi dan secara ksatria mengakui, meminta maaf, bahkan membuka akses dan informasi kepada penyidik atas kebobrokannya, maka sseorang koruptor bisa menjadi asset negara untuk menyelamatkan triliun uang negara dari para parasit bertitel. Sebab siapapun manusia pasti suatu saat bisa khilaf, tapi yang membedakannya adalah kebesaran jiwa seseorang dalam tindakan nyata dalam menebus kesalahannya sebagai tebusan akan kesalahannya. Bukan sebaliknya kongkalikong dengan pelacur penegak keadilan untuk menghilangkan barang bukti dan lari bersembunyi dari tanggungjawabnya. Sebab sadar atau tidak perbuatan kita telah membunuh harapan dan nasib hidup banyak orang.

Tidak ada komentar: