nak,…….
jangan pernah
lihat kerut kening ibumu
tempat segalah
kepahitan hidup, tumbuh menyemak
menjadi monster
yang telah mengisap segala kecantikannya
nak, …………
jangan pernah
lihat tubuh ayahmu yang semakin membungkuk
karena selalu
kalah bertarung dengan hidup
yang memaksanya
harus memikul beban yang berat
hingga
keperkasaannya terjerembab dan kalah bersaing
tapi, ……..
lihatlah nak,...
semangat ibumu yang mengalahkan fajar
menyiasati
lambung kosongmu dengan sarapan
sebelum mentari
menjemput mimpimimpi indahmu
dengan pelukan
yang paling ibu dan ciuman restunya
menghantarmu
menujuh gerbang citacitamu
lihatlah nak,...
bagaimana bertumpuk karung dipundak ayahmu
saat embun masih
menyapa di balik jendela kamarmu
betapa perkasanya
dia mengalahkan waktu
demi recehan
yang berdenting di saku seragammu
sebagai bekal
saat siang nanti di warung depan sekolahmu
agar temanteman
tak pernah meledekmu sebagai pengemis
bangunlah nak,..
bangun dari mimpimu, jangan terus tidur
sebab hidup ini
tak seindah pijar matamu
yang selalu
riang menatap taman kota yang indah
dan jalanan tol
dengan kemewahannya
sebab tidurmu
seperti ikal rambutmu
yang selalu
membelit lunak mimpi indahmu
hidup ini tak
sesederhana jepretan kameramu
yang selalu
lahirkan gambar yang indah dan mewah
hidup adalah
reinkarnasi dari pertarungan ayahmu
juga ratap ibumu
dalam sujud kumal sajadahnya yang melapisi tanah
agar diberi
kekuatan juga umur panjang agar bisa menjaga
dan menuntunmu
menujuh gerbang citacitamu
dimana kelak
kepahitan itu jauh dari dirimu
sebab
keserakahan hidup
telah merubah
ladang di tumbuhi onak dan duri
khotbah imam di
gereja telah merubah musim menjadi abu
yang bukan lahir
dari hati, doa dan kemenyan
tapi kepentingan
perut
yang selalu
mahir mengutuk dirinya menjadi Rasul
bagi umatnya
nak
kedewasaanlah yang bisa membuka matamu tentang hidup.