kata hati tak kan terkebiri Apabila kejujuran menjadi panglima,sikap terbuka sebagai ksatria dan kerelaan menerima kritik sebagai Laskar utama apakah itu ada di diri kita?
Minggu, 20 Februari 2011
PERJALANAN TERAKHIR MENUJU TAKDIR
karena indahnya kemewahan dunia,
kita kalkulasi ajal dengan berjudi
kita alpa merayu doa, menukari hidup
degan menanak bekal menujuh akhirat.
ketika usia semakin menujuh tepi waktu
dalam perjalanan menujuh stasiun
cemas terus mengalir,hanyutkan musim yg terpasung.
jalan ini semakin lenggang menuju kefanaan.
layaknya gugur daun, gantikan musim
awalnya hidup,kemudian cinta dan akhirnya ajal
namun apakah yg dapat kita tangkap
dari pesan daun bersalin warna?
tinggallah jejak sua dan pisah dalam kenangan
setelah tiba di terminal takdir
aku berada di ruang tunggu,
menunggu mu datang dengan takdir
entah aku ataukah kamu yang duluan pergi
karena kita hanya penyaksi hidup
dari sejarah yang berdebu,
dimana tiap lembarnya adalah doa,asa airmata dan darah
yang selalu bertarung dengan hidup
kita kalkulasi ajal dengan berjudi
kita alpa merayu doa, menukari hidup
degan menanak bekal menujuh akhirat.
ketika usia semakin menujuh tepi waktu
dalam perjalanan menujuh stasiun
cemas terus mengalir,hanyutkan musim yg terpasung.
jalan ini semakin lenggang menuju kefanaan.
layaknya gugur daun, gantikan musim
awalnya hidup,kemudian cinta dan akhirnya ajal
namun apakah yg dapat kita tangkap
dari pesan daun bersalin warna?
tinggallah jejak sua dan pisah dalam kenangan
setelah tiba di terminal takdir
aku berada di ruang tunggu,
menunggu mu datang dengan takdir
entah aku ataukah kamu yang duluan pergi
karena kita hanya penyaksi hidup
dari sejarah yang berdebu,
dimana tiap lembarnya adalah doa,asa airmata dan darah
yang selalu bertarung dengan hidup
LIBIDO
di sudut kota tua,
di sebuah club malam
ku kebut resah pada dada, selepas setengah malam
sekedar lepaskan penatnya hati dari sepuhan rutinitas
arus terus menyeret dalam gelas alcohol
menggiring raga
melecut akal dalam denyut yang menawari gairah
jari_jari musim yang jahil mencolek paha bargirls
detak jantungku menahan kesyuur
dibalik punggung jeans belel
selangkang yang marah disatroni gairah
mengeras jadi sebengis kapak
mengayun nalar dan naluri untuk membunuh,
di sebuah club malam
ku kebut resah pada dada, selepas setengah malam
sekedar lepaskan penatnya hati dari sepuhan rutinitas
arus terus menyeret dalam gelas alcohol
menggiring raga
melecut akal dalam denyut yang menawari gairah
jari_jari musim yang jahil mencolek paha bargirls
detak jantungku menahan kesyuur
dibalik punggung jeans belel
selangkang yang marah disatroni gairah
mengeras jadi sebengis kapak
mengayun nalar dan naluri untuk membunuh,
Sabtu, 19 Februari 2011
SURABAYA, AKU DAN PELACUR DALAM KENANGAN
kota
yang eksotik,
berani
membuka diri,
dijantungnya
sebuah kehidupan beku,
tatapannya
bagai sangkur mengintai dalam riuh
kemudian
mengendap menikam, dengan tikaman lapar
seperti
predator, merengut mangsa dalam kabut
ketika
kesepian yang akut melanda hati,
pelacur
yang cantik
selalu
menutup hati dan cinta
dijantungnya
sebuah kehidupan melebur
tatapanyan
liar mencuri riak bayang gelap hati
kemudian
mengendap tunaikan janji kencan yang tak biru
kencan
yang tak leluasa laksanakan perannya sebagai kekasih
saat
perpisahan itu tersaji
aku
telah mencuri kenangan tentangmu
kenangan
yang bisa menjadi Tuhan atas diriku
kenangan
ketika kuminum anggur dari bibirmu
anggur
yang mengallir deras dalam nadi
disudut kamar
kesepian melapuk, dan aku hangus terbakar
masihkah
kota dan pelacurnya menawarkan malam eksotiknya
saat
semua orang menudingmu bakteri yang perlu dibasmi
tapi
mungkin satu hal yang terlupakan
kamulah
saksi fajar renaissans
ketika
modernisasi mengangkangi tradisi
harga
dari sebuah perubahan jaman
Selasa, 15 Februari 2011
AMBIGU
tak ada syair
indah dihari kasih sayang ini
sebab
kesendirianku membangunkanku dari tumpukan mimpi
imaji ku menari
bersama liukan pennaku
mengelilingi
unggun bara cinta
menyusun
serpihan aksara dalam gigil kerinduan
menggoreskan
kegelisahan hati
dalam genangan
kenangan yang melayari kata
aku cinta kamu
cintaku
melampaui hening dan bening
mengalir deras
dihati, mengisi nadi dengan denyut jantung
sisahkan detak
rindu, deras mengisi celah hati
anggun melewati
rimba waktu
melebihi kepak
mentari ketika menjelajahi bumi
mengisi derap gairah
hidup
aku selalu
berdialog dengan hati
entah kepada
siapa cintaku ini
Tuhankah?, ..
kekasih, ataukah diriku sendiri
aku ambigu
Sabtu, 05 Februari 2011
KELUH ANAK ANAK NEGERI
anak negeri tak lagi kuat
karena lahir dari rahim jalanan
menyusui dari dada busung lapar
sebab ayahnya tak berpangkat
makanannya hanya kerak aking dan
sayur basi
yang telah berkali_kali dihangatkan
menjadikan otaknya jadi bebal
habis tandas tak bersisah mengunyah
luka
sisahkan hidangan diri
itu pun dijilati dengan kecewa
hingga ludes tak berperih
agar kekenyangan tak membuat kita rabun
melihat kesewenang_wenangan yang
terhidang
ketika rintih keluh menggugat
berbondong tuan menghampiri
dengan payung hitam dan kacamata
gelap
tersenyum sinis dan bersalaman pada
kemiskinan
kemudian menebar janji, menabur
mimpi
yang sedari awal menuai derita
melawan takdir tanpa jeda
kita tak lagi mampu menakar nurani
sebab iba telah terbakar nafsu
menguasai
hanya sisahkan isak rahim pertiwi
hingga ajal terakhir menjemput
tuan pun masih saja tetap beku
dalam jijik
untuk menopang kami dengan tongkat
kekuasaan mu
Langganan:
Postingan (Atom)