anak negeri tak lagi kuat
karena lahir dari rahim jalanan
menyusui dari dada busung lapar
sebab ayahnya tak berpangkat
makanannya hanya kerak aking dan
sayur basi
yang telah berkali_kali dihangatkan
menjadikan otaknya jadi bebal
habis tandas tak bersisah mengunyah
luka
sisahkan hidangan diri
itu pun dijilati dengan kecewa
hingga ludes tak berperih
agar kekenyangan tak membuat kita rabun
melihat kesewenang_wenangan yang
terhidang
ketika rintih keluh menggugat
berbondong tuan menghampiri
dengan payung hitam dan kacamata
gelap
tersenyum sinis dan bersalaman pada
kemiskinan
kemudian menebar janji, menabur
mimpi
yang sedari awal menuai derita
melawan takdir tanpa jeda
kita tak lagi mampu menakar nurani
sebab iba telah terbakar nafsu
menguasai
hanya sisahkan isak rahim pertiwi
hingga ajal terakhir menjemput
tuan pun masih saja tetap beku
dalam jijik
untuk menopang kami dengan tongkat
kekuasaan mu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar