kota
yang eksotik,
berani
membuka diri,
dijantungnya
sebuah kehidupan beku,
tatapannya
bagai sangkur mengintai dalam riuh
kemudian
mengendap menikam, dengan tikaman lapar
seperti
predator, merengut mangsa dalam kabut
ketika
kesepian yang akut melanda hati,
pelacur
yang cantik
selalu
menutup hati dan cinta
dijantungnya
sebuah kehidupan melebur
tatapanyan
liar mencuri riak bayang gelap hati
kemudian
mengendap tunaikan janji kencan yang tak biru
kencan
yang tak leluasa laksanakan perannya sebagai kekasih
saat
perpisahan itu tersaji
aku
telah mencuri kenangan tentangmu
kenangan
yang bisa menjadi Tuhan atas diriku
kenangan
ketika kuminum anggur dari bibirmu
anggur
yang mengallir deras dalam nadi
disudut kamar
kesepian melapuk, dan aku hangus terbakar
masihkah
kota dan pelacurnya menawarkan malam eksotiknya
saat
semua orang menudingmu bakteri yang perlu dibasmi
tapi
mungkin satu hal yang terlupakan
kamulah
saksi fajar renaissans
ketika
modernisasi mengangkangi tradisi
harga
dari sebuah perubahan jaman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar