aku masih saja tak memahami
jawaban dalam hujan tanya di hati
ku
ketika kepergianmu laiknya pekik
camar tak berumah kata
kini waktu sendirilah yang
mengajariku
menelan sejemput keinginan
tentang perjumpaan yang melahirkan
perpisahan
dalam memintal jalinan rapuh tanpa
sedikitpun keraguan
yang menjeratku dalam kegelisahan
hati
disini aku mengenangmu
saat kopi senja tersaji di beranda
debar gelisah melumatku dalam jerat
rindu
ketika senja membuka gerbang malam
senyummu masih terendap dalam
lamunan
saat kau lukis rasa pada lembaran
purba
memang hidup tak hanya mengenal
cinta
tapi luka,rindu juga asa hadirkan
banyak pelangi
ketika resah tertiup bayu yang terikat keyakinan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar