berteduh pada taburan rindumu
setelah bertapa sepanjang pengembaraan
dalam menganyam kesetiaan pada
cahaya rembulan
juga mengeringkan keraguan pada
mentari retak selepas mimpi
tak perduli kelam hiasi bingkai
malam
pun pada harihari tak terpecik
nokta kesedihan
kecuali indahnya harap yang selalu
mekar
pada asa yang tersimpan dalam dada
dimana harihari kita penuh tawa
tanpa duka
lalu saat ini aku harus memilih
jika diharuskan memilih,
biarlah aku mulai dari saat menapak
ketimbang sekarang saat hati telah
terpaut
dan aku harus hianati sebuah
persahabatan demi rasa cemburu juga cinta
setiap menyaksikan canda riang
tanpa dusta
sementara aku harus tulus
mengatakan sesuatu yang tak bisa ku katakan
sebelum rahang ini melumatku dalam
sebuah kegelisahan hati
aku mohon jangan kau tikam gelisah
ke dalam debar dada
jujur telah ku labuhkan biduk harap
pada dermaga cinta tempat rinduku
bertumpu
erat tertaut pada helai kalender
yang luruh mengalir
meski semuanya tak bermuara pada
musim semi
tapi saat ini tak ingin ku memaku
pigura bahagia
bila dinding akan menerima lukanya
aku akan biarkan beribu putaran
waktu tergilas
sejatinya kebersamaan adalah segala
saat
dimana doa dan tarian tasbih makin
bermakna
meski kamu akan mengeleng karena
memilih bau cintaNya
tapi aku tak pernah takut karena
cinta ku telah kuselipkan dihatimu
maafkan aku yang amnesia tentang
cintamu
namun jujur aku juga phobia
kehilangan sahabat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar