Sabtu, 02 Juli 2011

SIMPANG HIDUP



jika kerlip malam mulai jumawa
menyapa debu juga asap kendaraan berbagi timbal
dimana bulan dan bintang tak lagi terlihat
dalam lengkung malam
sebab asap pabrik memenjarakannya dengan paksa
terbayang rotasi waktu juga aktifitas yang melahap raga
tak perduli kasta pun pranata tanpa jeda

tak adalagi siulan bocah pengembala
juga tawa riang gadis pemetik padi
yang ada hanya tawa taruna temani tante tajir
juga jerit genit dara saat digoda rupiah pada ranjang hotel
yang lebih menjanjikan deretan mimpi ketika belia dulu

saat tak ada lagi waktu menoleh kabut saat pagi
dari balik huma ketika hamparan halimun
menyelimuti gunung dengan genit
sebab kemarau hidup merubahnya menjadi garang
tak perduli suatu saat semburkan magma badai

Tidak ada komentar: