Sabtu, 29 September 2012

PANEN SIMBOLIS DAN REALISASI PROGRAM BERBASIS AGRICULTURA



Menyambut Hari Pangan Sedunia maka Kabupaten Rote Ndao akan mengadakan “Panen Simbolis”. Dengan mengusung tema Hari Pangan Sedunia untuk Tahun 2012 ” Agricultural Cooperatives - Key to Feeding The World “, semangat tersebut diterapkan secara Nasional  melalui, “Agro Industri Berbasis Kemitraan Petani Menuju Kemandirian Pangan”. Gayung pun bersambut dengan beda kemasan sesuai kearifan local cultural di daerah maka Bupati Lens Haning dengan Program Unggulannya “Lakamola Anan Sio” telah berjalan selama kurang lebih 4 tahun ini akan teruji dan terbaca dalam visual maupun tutur pujian saat “Panen Simbolis” di Desa Oehandi Kecamatan Rote Barat Daya. [pada lahan terbaik yang patut di contohi oleh kelompokkelompok tani lainnya dari berbagai kabupaten se-NTT].
Persiapan lokasi puncak peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) 2012 di Rote Ndao, yang di tandai dengan “Panen Simbolis” kian diintensifkan, sebab acara ini nantinya akan di hadiri oleh beberapa Kementrian dan Depertemen terkait, juga Perwakilan dari seluruh Kabupaten Se- NTT di desa Oehandi. Dari sejumlah sarana fisik yang dilakukan, telah siap. Demikian dalam arahannya Plh. Setda Kabupaten Rote Ndao pada apel kekuatan senin 24 september 2012 di lapangan upacara Kantor Bupati Rote Ndao.
Dari persiapan yang mantereng dan di kemas secara special ini sungguh ironis dengan keadaan saat ini di kantongkantong pangan pada daerahdaerah yang berbasis pertanian di Kabupaten Rote Ndao yang tercinta ini. Bertolak dari ceremonial diatas, saat ini ancaman bencana akibat gagal panen masih terus membayangi, dimana Pemerintah Daerah sendiripun tak mampu mengembangkan pola diversifikasi dan ekstensifikasi pangan. Masalah ini dianggap sepeleh namun sangat sensitive pengaruhnya terhadap stabilitas sector lainnya sangat besar. Dampaknya sistemik, biasnya merembes ke sector lain seperti instabilitas Politik, Sosial dan Keamanan, lingkup kerawanan bisa melebar menjadi konflik. Persoalannya dari kenaikan yang muncul sebagai akibat makin menurunnya persediaan pangan patut diwaspadai.
Solusinya adalah mensiasati musim dengan kiatkiat Inspiratif dan Inisiatif dari pemerintah dalam menciptakan program yang berbasis pertanian sesuai dengan kearifan local cultural, dengan memanfaatkan potensi hayati juga keunggulan geografis dan topografis dengan membudidayakan tanaman umur pendek, yang di kelola secara professional, memberikan modal ringan tapi bersyarat, menyiapkan bibit unggul, pendampingan terpadu dan bimbingan tehniks tentang cara penanaman, perawatan dan pengelolaan yang baik dan benar bagi masyarakat.
Ada juga cara menyiasati musim dengan bercocok tanam melawan musim, adalah salah satu program yang patut diuji coba, dengan menggantikannya dengan tanaman agrobisnis lainnya. Sebab dimasa depan sector pertanian akan kembali menjadi tumpuan kehidupan masyarakat global. Hal ini dilandasi pemikiran bahwa kedepan seluruh daerah akan mengalami defisit pangan sehingga daerah yang menjadikan lahan pertanian sebagai basis ekonomi akan mengalami posisi tawar yang tinggi, sebagai Daerah yang memiliki keunggulan komparatif dibidang Sumber Daya Hayati.
Konsekuensi logis dari upaya tersebut adalah membangun dan meningkatkan sector pertanian secara sungguhsungguh, dengan membangun dan memperbaiki infrastruktur pertanian dan mengintensifkan lahan yang sudah ada, membangun dan membuka lahan baru, menyediakan Bibit Unggul, Pupuk dan pembasmi hama murah, [bukan memanfaatkan potensi alam, kearifan local cultural untuk kepentingan politik semata, dengan membodohi rakyat lewat programprogram yang asal jadi tanpa pendampingan, penelitian, pengawasan, secara tekhnis, sesuai dengan basis dan kebutuhan masyarakat] tak lupa memberikan apresiasi juga jaminan bagi para petani dengan bentuk insentif [Bonus] bagi mereka yang sukses mengelolah lahannya sesuai dengan potensi efektif lahan.
Selamat merayakan Hari Pangan Sedunia” dengan “Panen Simbolis”nya yang merupakan icon percontohan bagi rakyat dan kelompok kerja lainnya dalam hal bercocok tanam yang baik dan benar. Dengan panen simbolis ini bisa menjadi tolok ukur suksesnya sebuah program yang sudah di jalankan selama 1 periode pemerintahan. Disinilah kemampuan dan kejelian dalam melihat dan mengemas suatu ”Prestasi Kerja” ataukah hanya sebuah bentuk “Pencitraan Diri” untuk mencapai sebuah perubahan di uji kelayakannya. Tinggal bagaimana Pusat dengan kejeliannya melihat Laporan Pertanggungjawabannya dan Rakyatnya yang bisa menilai dengan hati yang bersih sejauh mana keberhasilan pekerjaan tersebut, dan dampak signifikannya terhadap perekonomian mereka selama ini. Ada peningkatan tidak???????????.
Hanya waktu yang bisa menjawabnya. Sebab keberhasilan adalah sebuah ukuran yang dibuat oleh orang lain. Sedangkan kepuasan adalah ukuran yang dibuat oleh diri kita sendiri. Bertolak dari kalimat ini mari kita tinggalkan sebuah keharuman nama layaknya “manusia mati meninggalkan nama” bukan belangnya, yang pada akhirnya akan ada kearifan local yang menyatakan “tak ada gading yang tak retak”, dalam bentuk pemberian maaf dari rakyat kepada pemimpinnya. Insyaallah tak akan terjadi melainkan sebuah bentuk pujian nyata atas kesuksesan pemimpinnya.

Tidak ada komentar: