Menyambut Hari Pangan Sedunia maka
Kabupaten Rote Ndao akan mengadakan “Panen Simbolis”. Dengan mengusung
tema Hari Pangan Sedunia untuk Tahun 2012 ” Agricultural Cooperatives - Key to Feeding
The World “, semangat tersebut diterapkan secara Nasional
melalui, “Agro Industri Berbasis Kemitraan Petani Menuju Kemandirian Pangan”.
Gayung pun bersambut dengan beda kemasan sesuai kearifan local cultural di
daerah maka Bupati Lens Haning dengan Program Unggulannya “Lakamola Anan Sio” telah
berjalan selama kurang lebih 4 tahun ini akan teruji dan terbaca dalam visual
maupun tutur pujian saat “Panen Simbolis” di Desa Oehandi Kecamatan Rote
Barat Daya. [pada lahan terbaik yang
patut di contohi oleh kelompokkelompok tani lainnya dari berbagai kabupaten
se-NTT].
Persiapan lokasi puncak peringatan
Hari Pangan Sedunia (HPS) 2012 di Rote Ndao, yang di tandai dengan “Panen Simbolis” kian diintensifkan,
sebab acara ini nantinya akan di hadiri oleh beberapa Kementrian dan Depertemen
terkait, juga Perwakilan dari seluruh Kabupaten Se- NTT di desa Oehandi. Dari
sejumlah sarana fisik yang dilakukan, telah siap. Demikian dalam arahannya Plh.
Setda Kabupaten Rote Ndao pada apel kekuatan senin 24 september 2012 di
lapangan upacara Kantor Bupati Rote Ndao.
Dari
persiapan yang mantereng dan di kemas secara special ini sungguh
ironis dengan keadaan saat ini di kantongkantong pangan pada daerahdaerah yang
berbasis pertanian di Kabupaten Rote Ndao yang tercinta ini. Bertolak dari
ceremonial diatas, saat ini ancaman bencana akibat gagal panen masih terus
membayangi, dimana Pemerintah Daerah sendiripun tak mampu mengembangkan pola
diversifikasi dan ekstensifikasi pangan. Masalah ini
dianggap sepeleh namun sangat sensitive pengaruhnya terhadap stabilitas sector
lainnya sangat besar. Dampaknya sistemik, biasnya merembes ke sector lain
seperti instabilitas Politik, Sosial dan Keamanan, lingkup kerawanan bisa
melebar menjadi konflik. Persoalannya dari kenaikan yang muncul sebagai akibat
makin menurunnya persediaan pangan patut diwaspadai.
Solusinya adalah mensiasati musim
dengan kiatkiat Inspiratif dan Inisiatif dari pemerintah dalam menciptakan
program yang berbasis pertanian sesuai dengan kearifan local cultural,
dengan memanfaatkan potensi hayati juga keunggulan geografis dan topografis
dengan membudidayakan tanaman umur pendek, yang di kelola secara professional,
memberikan modal ringan tapi bersyarat, menyiapkan bibit unggul, pendampingan
terpadu dan bimbingan tehniks tentang cara penanaman, perawatan dan pengelolaan
yang baik dan benar bagi masyarakat.
Ada juga cara menyiasati musim
dengan bercocok tanam melawan musim, adalah salah satu program yang patut diuji
coba, dengan menggantikannya dengan tanaman agrobisnis lainnya. Sebab dimasa
depan sector pertanian akan kembali menjadi tumpuan kehidupan masyarakat
global. Hal ini dilandasi pemikiran bahwa kedepan seluruh daerah akan mengalami
defisit pangan sehingga daerah yang menjadikan lahan pertanian sebagai basis
ekonomi akan mengalami posisi tawar yang tinggi, sebagai Daerah yang memiliki
keunggulan komparatif dibidang Sumber Daya Hayati.
Konsekuensi logis dari upaya
tersebut adalah membangun dan meningkatkan sector pertanian secara sungguhsungguh,
dengan membangun dan memperbaiki infrastruktur pertanian dan mengintensifkan
lahan yang sudah ada, membangun dan membuka lahan baru, menyediakan Bibit Unggul, Pupuk dan pembasmi hama murah,
[bukan memanfaatkan potensi alam,
kearifan local cultural untuk kepentingan politik semata, dengan membodohi
rakyat lewat programprogram yang asal jadi tanpa pendampingan, penelitian,
pengawasan, secara tekhnis, sesuai dengan basis dan kebutuhan masyarakat]
tak lupa memberikan apresiasi juga jaminan bagi para petani dengan bentuk
insentif [Bonus] bagi mereka yang
sukses mengelolah lahannya sesuai dengan potensi efektif lahan.
Selamat merayakan “Hari
Pangan Sedunia” dengan “Panen Simbolis”nya yang merupakan
icon percontohan bagi rakyat dan kelompok kerja lainnya dalam hal bercocok
tanam yang baik dan benar. Dengan panen simbolis ini bisa menjadi tolok ukur
suksesnya sebuah program yang sudah di jalankan selama 1 periode pemerintahan.
Disinilah kemampuan dan kejelian dalam melihat dan mengemas suatu ”Prestasi
Kerja” ataukah hanya sebuah bentuk “Pencitraan Diri” untuk mencapai
sebuah perubahan di uji kelayakannya. Tinggal bagaimana Pusat dengan kejeliannya melihat Laporan Pertanggungjawabannya dan Rakyatnya yang bisa menilai dengan hati yang
bersih sejauh mana keberhasilan pekerjaan tersebut, dan dampak
signifikannya terhadap perekonomian mereka selama ini. Ada peningkatan
tidak???????????.
Hanya waktu yang bisa menjawabnya.
Sebab keberhasilan adalah sebuah ukuran yang dibuat oleh orang lain. Sedangkan
kepuasan adalah ukuran yang dibuat oleh diri kita sendiri. Bertolak dari
kalimat ini mari kita tinggalkan sebuah keharuman nama layaknya “manusia
mati meninggalkan nama” bukan belangnya, yang pada akhirnya akan ada
kearifan local yang menyatakan “tak ada gading yang tak retak”, dalam
bentuk pemberian maaf dari rakyat kepada pemimpinnya. Insyaallah tak akan
terjadi melainkan sebuah bentuk pujian nyata atas kesuksesan pemimpinnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar