ku coba mengumpulkan kepingan diriku
yang berserak
lalu menatanya dalam lipatan hati sebagai
bekal
untuk sebuah kepergian yang aku
sendiri tak tahu kapan berakhirnya
sekedar memisahkan diri dari
kepingan dirimu
demi sebuah ketenangan diri dalam
menata ketetapan hati
meski harus sepi, luka dan retas
airmata saat
bayangmu selalu retas di tepian hari
yang selalu menyapa sunyiku dalam
bara kesumatmu
laksana sumbu dinamit yang selalu
meledak
menghancurkan segala kenangan yang
telah kita bangun bersama
ingin ku tutup oretan hatiku dengan
menamatkan diary
yang selalu ku baca dengan ending
yang bahagia
ingin ku leburkan mimpimimpi
bersama ke ruang hati
dan mencoba berkaca pada telaga maaf
dimana hanya bayang kita yang selalu
tergambar penuh sumringah
namun sadarku tak ada yang abadi di
dunia ini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar