membaca riwayatmu. bagiku, kau
hanya tanda baca
tanpa titik koma. seperti hujan
janjimu yang selalu menuntut jawaban
tanpa keyakinan. hanya menyesatkan
pikiran
layaknya angin yang bergerak
menemui musimnya
selalu menuai badai. tanpa meyakini
kejujuran yang sempurna
dari mereka yang ikhlas menitipkan
amanah
idealismemu lemah seperti buku yang
lapuk
dimakan waktu tanpa mengetahui
riwayat ceritanya
judulnya hanya kenangan
saat menatap zaman yang mengerutkan
kening
selalu berisi segala kemungkinan
dan pilihan yang rumit.
tanpa jalan keluar. lalu kau
memaksaku memilih
memilih yang buruk diantara yang
terburuk
diakhir ceriteramu adalah harapan tentang
mu
bukan tentangku. dalam menggenggam
keyakinan hatiku
sebab kau tak layak bersemayam
dalam hatiku
hanya membuat keruh.
dan aku tetap meminum asinnya
peluhku sendiri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar