aku hanya tahu
bagaimana mencintaimu dengan
sederhana
mengasuh sukaduka dengan maaf
kebencian tak pernah tumbuh subur sebab
senyum tulus
selalu merawat penuh ikhlas laiknya
sejarah manis
lebih setia lahirkan wangi ingatan
selalu terlipat rapi masa lalu
meski kelak membakarku dalam
cemburu
kucoba pahami tentang sepasang
wajah yang penuh pesona
maka ku cintai tanpa piala berisi
anggur
ini hanya tentang rasa yang penuh
kagum
dalam pelukan cinta yang paling ibu
kita hanya sepasang kekasih yang
saling melengkapi
sebagai rival yang tangguh, lawan
bergelut yang membara
pemberi solusi dari buntunya
pikiran
baikburuk, sukaduka, benarsalah,
hanyalah sekat
selalu direkat agar menjadi acuan
dalam menata langkah