kita masih di muara yang sama. selalu bergelut
haruskah disudahi. jika masih saja melempar dadu
lalu kalkulasi hidup dalam takdir
sementara rindu kita selalu menggebu dalam debar
bagiku, engkaulah senja yang penuh doa
memberi sujud tempat menggarami hidup yang dilalui
seperti usia yang menghitung kerut di kening
bersamamu aku lupa kapan fajar terbit
sebab selalu pulas dalam gelutanmu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar