MALAM SEBELUM BERANGKAT
malam itu kita habiskan waktu
membagi rindu, lewat telepon seluler
tentang cinta yang sekarat didera
kesepian
katakata purba yang tak akan pernah
kehilangan makna
pun kembali terucap
“aku kangen kamu beib”
“aku cinta kamu sayang”
“benar aku sangat rindu”
“datanglah esok sayang”
baik aku pasti akan datang kataku
mengakhiri telpon
tak lupa mengucapkan selamat malam
“ bonne nuit,.. have a nice honey”
,honey,
juga kecupan manis
dini hari,..
nada sambung yang ku steel khusus
berdering
setelah kuangkat ucapmu
beib bangunlah sayang
cepat mandi biar tidak terlambat
pesawat,.
aku menyiasati hari biar kita bisa
bersama
tanpa gangguan aktifitas apapun,..
telpon aku bila tiba
kalau bisa aku akan menunggumu di stasiun
bye honey,.. lekaslah berkemas
DI BANDAR UDARA EL TARY
(saat berangkat menujuh jakarta)
semilir bayu mengoda punggung
ilalang
kelembutannya memagut jiwa melepas
senyum
padahal deru burung besi dilandas
pacu
senantiasa menyodorkan petualang
tempat singgah jiwajiwa kesepian
ke kota dimana aktifitas tak pernah
tidur
selalu bising dengan kerling birahi
juga isyarat nakal panjaja cinta
sapa lembut pramugari menebar
senyum
selalu bergantian menggoda bersama
bayangmu
saat bumi mulai kehilangan
jangkauannya
jujur jika bukan karena rindu ini
bayang mu tak akan ku ajak
berkelana
DI ATAS TAXI
(diatas taksi menujuh penginapan)
jalan masih terpeta jelas
saat keluar dari kebisingan cengkareng
bayang bayang akasia penuh debu
tegak dendangkan madah luka
taxi di kebut
knalpotnya membagi timbal
di antara hiruk pikuk dan pekik klakson
ketika kemacetan menjerat
mentari masih sepenggal membakar
ubunubun
pengais rejeki di dada bumi
entah berapa ribu lie jarak
terbentang
dalam detak waktu yang sengamahi
letihnya hidup
hingga taxy merapat ke
penginapan,..
bayangmu masih silih berganti dalam
lamunan
PERTEMUAN
hari ini jelma seribu warna pelangi
kunikmati kerinduan dalam isyarat cinta penuh debar
dalam tarian ombak pecahkan karang
uraikan kesepian
laiknya rintik embun pada putik rose
liar
ditemani cahaya lilin
sambil menunggu sajian malam
kita berbagi cerita
tentang kesibukan yang padat
sekedar menemani waktu yang
merambat
namun sesungguhnya kita lebih
banyak berdialog
dengan hati yang merindu
sesekali jemari kita saling memilin
dan bertaut
tatapan kita begitu berbinar penuh
sipu
sambil berharap waktu berjalan
lambat
dan fajar tak cepat merapat
biar pertemuan ini sarat makna
menyimak degub dalam detak hati
genapkan harmoni kehidupan cinta
kita
KEPULANGAN
(diruang tunggu hotel rorompok)
di teras rorompok
mentari bergelayut manja dalam
dekap lengan cakrawala
demikianpun kamu manja bergelayut
dilenganku
sedihpun mulai sesaki dada
berebut tempat dengan bahagia
jujur mataku melihat retas airmata
tersembunyi
dari binar matamu ketika waktu
keberangkatan semakin dekat
genggaman semakin ku eratkan
reflex kamu memelukku semakin ketat
isyaratkan perpisahan
aku tahu perpisahan ini sangat
berat bagimu
terpeta jelas dari gigil tubuhmu,
juga getar dadaku
sayang katamu “aku ingin menangis”
menangislah beib bila itu membuatmu
sedikit lega kataku
sambil menyusupkan wajahmu di
dadaku kamupun mulai terisak
sayang aku akan menenggelamkan
ribuan sukacitaku saat ini
agar kelak duka datang bertandang
tak ada lagi airmata
sebab telaganya telah kering katamu
dalam isak penuh getar
aku hanya terdiam dalam isak
sambil memelukmu semakin erat
ku selipkan kecupan di keningmu
dengan harapan kamu kuat
DI ATAS PESAWAT
(dari Jakarta ke kupang)
ketika batavia air mulai meninggalkan jangkauan bumi
aku masih melihat dirimu
melambaikan tangan
entah itu untukku atau perpisahan
itu sendiri
aku juga melambaikan tangan padamu
lewat buram jendelah pesawat yang
aku sendiri tidak tahu
apakah kaca itu benar buram atau mataku yang mulai meretas airmata
namun satu hal yang kutahu pasti
perpisahan ini sangat berat untukku
kembali ku kenakan kacamata warna
kelam
mungkin tidak pada tempatnya sebab
hari sendiri telah kelam
tapi aku hanya mau menutupi binar
kesedihan dimataku
sebab mataku tak pernah membohongi
hatiku saat ini
aku menangis dalam diam meski
bibirku tersenyum
interval waktuku saat ini hanya
penuh dengan bayang dirimu
waktu tersenyum dan aku mulai
mengingat
loronglorong yang pernah kutitipkan
mimpimimpi indahku
mimpi dimana aku akan menjemputnya
satu persatu
saat ini mungkin waktu melumatku
bersama airmata dalam jarak yang
membentang
saat dimana airmata masih menetas
dalam kepedihan
yang melahirkan kesepianku
kesepian yang harusku nikmati
sendirian tampa mu disisiku
kesepian yang nikmat dalam
kesendirianku,……
MALAM SETELAH TIBA
cepatcepat ku aktifkan telpon
selularku
begitu banyak inbox masuk
mengalahkan nada deringku
ku buka, ada banyak ungkapan
kerinduan
juga keinginan untuk bersama lagi
sepersekian detik bayangmu mulai
hadir dalam lamunanku
aku membayangkan kamu terisak saat
di ruang tunggu,
melambaikan tanggan terakhir di landaspacu
menaiki taxi yang mengantarmu
pulang
dengan beban perpisahan yang sarat
tangis
membanting diri ke kasur lalu
menangis
seperti yang selalu kamu lakukan
bilah kita beda pendapat
aiihh sebuah kelelahan jiwa yang
teramat sangat
rupanya waktu telah menetaskan
perpisahan
yang memaksa kita menjadi tua dan
dewasa
dari sebuah percintaan yang
menggelar jarak
akupun mulai menelponnya
nada tersambung,
langsung aku diserbu dengan
berbagai katakata
kerinduan doa juga harapan,..
harapan untuk tetap bersama
seutuhnya
akupun menjawab,..
sayang aku tak pernah berpikir
untuk meninggalkanmu seperti saat
ini tapi,..
sudah jangan diteruskan
karena aku yakin kamu pasti
menjemputku
katamu disela bicaraku
lalu kitapun berbagi cerita
mengalahkan kelelahan raga saat ini
hingga dini hari