aku adalah aksara rindu
yang sentiasa berbisik pada senjamu
dalam setiap debar dada
saat jemari kerinduan gemetar
memetik luruh mentari di balik lekuk bukit
kala geliat serangga mulai lelap dibuai bayu
ku ingin menyibak mendung di keningmu
dengan mengisyaratkan berlaksa rindu
biar padam kegelisahan hatimu
yang sentiasa berbisik pada senjamu
dalam setiap debar dada
saat jemari kerinduan gemetar
memetik luruh mentari di balik lekuk bukit
kala geliat serangga mulai lelap dibuai bayu
ku ingin menyibak mendung di keningmu
dengan mengisyaratkan berlaksa rindu
biar padam kegelisahan hatimu
(akulah senjamu)
dia telah mengikat nuranimu
dari tempat terhormat
dengan meresmikan kebodohan mu
sendiri
dalam menumpuk segalah harta
yang bisa menghidupi segalah
keinginan syahwatmu
jarak yang membentengi ribuan lie
dapat disingkat dalam selembar
tiket
namun bayangmu membuatku penat
menanti waktu datang di ruang
tunggu
saat perasaan rinduku ikut berkemas
dalam ransel yang membebani pundaku
sebagai bekal menjemput rindu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar