natal mungkin akan datang, seperti
indahnya bunga bakung
membawah semua keindahan dan pujian
atau juga tetap hibernasi ,akibat aib kemarau hidup
tapi ingatlah malammalam kita yang penuh percakapan
saat lelahnya jiwa,kamu mengajak ku berdialog
membawah semua keindahan dan pujian
atau juga tetap hibernasi ,akibat aib kemarau hidup
tapi ingatlah malammalam kita yang penuh percakapan
saat lelahnya jiwa,kamu mengajak ku berdialog
kata mu “lihatlah diriku, keindahanku akan kering
seperti rumput saat kemarau dan akan
terbang terbawah angin
segalah pujian akan raib seperti embun
dibakar mentari
hadirku bukan memamerkan keindahan dan
pujian
tapi hanya mengabarkan kepada dunia
bahwa keindahan itu hanya sesaat
dan pujian itu hanya memenjarakanmu
dalam ego
sebab saatnya engkau akan kering seperti
rumput yang akan diterbangkan angin
natal mungkin akan datang, seperti
kerennya sepatu baru
yang selalu memilih diombangambingkan
setiap langkahmu
melewati dan merawat jejakjejakmu di jalanjalan
di mana hasrat tualangmu senantiasa hadir
dalam pengembaraanpengembaraan yang diwafatkan waktu
bila saat itu tiba, jangan bertanya pada kelopak kembang
yang selalu gugur di nisan kenanganmu
perihal siapa yang menangis, ditinggalkan
sebab hidup sudah selayaknya demikian pada setiap epital hunian
bila dirimu ingin tahu sebelum menemui kefanaan
menepilah dalam kesunyian dan berdialoglah dengan hatimu
maka dirimu akan tahu dan memilih menziarahi sebelum diziarahi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar